Senin, Oktober 26, 2009

2009 Kia Sedona dan Gaji Pejabat

Daripada melihat berita-berita TV, Gaji DIRUT BUMN 150 jt, Presiden dan Menteri Akan menaikkan Gajinya sendiri, dll. Lebih sejuk mata ini memandang minivan buatan KIA.

Minivan ini masuk dalam 5 besar minivan yang termahal. Tepatnya pada rengking ke-5 menurut yahoo.com. Minivan ini tidak saya miliki namun saya suka melihatnya, baik eksterior maupun interiornya, maklum hanya nemu di yahoo.com.

Senin, 26/10/2009 12:59 WIB
Perbandingan Gaji Presiden, Gubernur BI dan Menteri
Ken Yunita - detikNews

Jakarta - Rencana kenaikan gaji presiden dan menteri yang saat ini sedang dibahas mendapat kritikan. Seperti apa perbandingan gaji pejabat Indonesia? Gaji tertinggi dipegang Gubernur BI yakni Rp 162,2 juta per bulan. Presiden Rp 62,74 juta perbulan. Sementara menteri Rp 18,64 juta per bulan.

Data tersebut dilansir Kepala Bagian Anggaran Departemen Keuangan pada 28 Januari 2005. Higga Senin (26/10/2009) belum ada perubahan gaji para pejabat negara. Rencana penyesuaian gaji kini sedang digodok Menneg PAN EE Mangindaan.

Tidak hanya menteri yang tidak mengalami kenaikan gaji selama kurang lebih 4 tahun itu. Hal itu juga dialami oleh Presiden, Wakil Presiden, anggota DPR, dan pejabat setingkat menteri seperti Jaksa Agung, Kapolri, dan Panglima TNI.

Berikut daftar gaji yang dikeluarkan Kepala Bagian Anggaran Departemen Keuangan pada 28 Januari 2005:

Presiden

Gaji pokok: Rp 30.240.000
Tunjangan jabatan: Rp 32.500.000
Total: Rp 62.740.000

Wakil Presiden

Gaji Pokok: Rp 20.160.000
Tunjangan jabatan: Rp 22.000.000
Total: Rp 42.160.000

Menteri Negara, Jaksa Agung, Panglima TNI dan pejabat lain yang setingkat atau disetarakan dengan Menteri Keuangan

Gaji pokok: Rp 5.040.000
Tunjangan jabatan: Rp 13.608.000
Total: Rp 18.648.000

Ketua DPR

Gaji pokok: Rp 5.040.000
Tunjangan jabatan: Rp 18.900.000
Uang paket: Rp 2.000.000
Komunikasi Intensif: Rp 4.968.000
Total: Rp 30.908.000

Ketua Mahkamah Agung (MA)

Gaji pokok: Rp 5.040.000
Tunjangan jabatan: Rp 18.900.000
Uang paket: Rp 450.000
Total: Rp 24.390.000

Ketua Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)

Gaji pokok: Rp 5.040.000
Tunjangan jabatan: Rp 18.900.000
Total: Rp 23.940.000

Wakil Ketua DPR

Gaji pokok: Rp 4.620.000
Tunjangan jabatan: Rp 15.600.000
Uang paket: Rp 2.000.000
Komunikasi Intensif: Rp 4.554.000
Total: Rp 26.774.000

Anggota DPR sebagai Ketua Komisi atau Badan

Gaji pokok: Rp 4.200.000
Tunjangan jabatan: Rp 9.700.000
Uang paket: Rp 2.000.000
Tunjangan kehormatan: Rp 4.460.000
Komunikasi Intensif: Rp 4.140.000
Bantuan listrik: Rp 4.000.000
Total: Rp 28.500.000

Anggota DPR sebagai Wakil Ketua Komisi atau Badan

Gaji pokok: Rp 4.200.000
Tunjangan jabatan: Rp 9.700.000
Uang paket: Rp 2.000.000
Tunjangan kehormatan: Rp 4.300.000
Komunikasi Intensif: Rp 4.410.000
Bantuan listrik: Rp 4.000.000
Total: Rp 28.340.000

Anggota DPR sebagai Anggota Komisi atau Badan

Gaji pokok: Rp 4.200.000
Tunjangan jabatan: Rp 9.700.000
Uang paket: Rp 2.000.000
Tunjangan kehormatan: Rp 3.720.000
Komunikasi Intensif: Rp 4.410.000
Bantuan listrik: Rp 4.000.000
Total: Rp 27.760.000

Sementara itu, gaji Gubernur Bank Indonesia (BI) telah mengalami kenaikan pada tahun 2007 menjadi Rp 162,2 juta per bulan. Sebelumnya, gaji Gubernur BI mencapai Rp 156 juta per bulan.

Kenaikan gaji juga diterapkan untuk Deputi Gubernur BI yang naik menjadi Rp 136,2 juta per bulan dari sebelumnya Rp 131 juta per bulan.

Jika dilihat dari kenaikan ini, maka Gaji seorang Gubernur BI dua setengah kali lebih tinggi dari total penghasilan yang diterima Presiden, yang sebesar Rp 62,74 juta per bulan. (ken/iy)

Ada perbedaan disaat menemukan berita minivan ini dengan berita kenaikan Gaji. Saat menemukan berita minivan ini bukan keinginan untuk membeli (emang gak punya uangnya) tetapi senang aja melihatnya.

Sedangkan menemukan berita Gaji pejabat akan dirubah-rubah (entah naik atau turun) keinginannya saya "UDAH GUE AJA YANG PEGANG, MAKSIMAL GAJI GAK JADI SAYA NAIKKAN DAN GAJI DIRUT BUMN SAYA TURUNKAN MAKSIMAL SAMA GAJINYA DENGAN MENTERI".

Tetapi dari dua pilihan itu, gak mungkin dong gue menggantikan menteri atau Presiden RI sekarang. Jadi milih melihat KIA SEDONA aja, gak kepikiran Gaji siapa yang akan naik. hmmmmmm ?
#5 in Minivans
Based on analysis of 34 Sedona reviews and test drives.
MSRP: $21,245 - $27,745
Invoice: $20,430 - $25,710
MPG: 16 City / 23 Hwy

2009 Kia Sedona Picture - Front angle low view 2009 Kia Sedona Picture - Driver Side Profile 2009 Kia Sedona Picture - Wheel Close-up 2009 Kia Sedona Picture - Headlight Close-up 2009 Kia Sedona Picture - Tail light 2009 Kia Sedona Picture - Door handle 2009 Kia Sedona Picture - Front angle high view 2009 Kia Sedona Picture - Rear 3/4 View 2009 Kia Sedona Picture - Gas cap open 2009 Kia Sedona Picture - Front medium view 2009 Kia Sedona Picture - Front angle view, low perspective
Front angle low view


2009 Kia Sedona Picture - Dashboard, center console, gear shifter view 2009 Kia Sedona Picture - Passenger Side Profile 2009 Kia Sedona Picture - Interior Door Panel - Driver Side 2009 Kia Sedona Picture - Inside door controls 2009 Kia Sedona Picture - Trunk open 2009 Kia Sedona Picture - Engine 2009 Kia Sedona Picture - Front seats 2009 Kia Sedona Picture - Rear seats 2009 Kia Sedona Picture - 3rd row seat 2009 Kia Sedona Picture - Steering wheel 2009 Kia Sedona Picture - Center console 2009 Kia Sedona Picture - Passenger's view 2009 Kia Sedona Picture - Stereo controls 2009 Kia Sedona Picture - Storage area/Back seats 2009 Kia Sedona Picture - Speedometer/tachometer 2009 Kia Sedona Picture - Gas cap release 2009 Kia Sedona Picture - Courtesy lamps/ceiling controls 2009 Kia Sedona Picture - Seat Adjustment Controllers 2009 Kia Sedona Picture - Cup holders 2009 Kia Sedona Picture - Rear A/C controls 2009 Kia Sedona Picture - Gear shifter/center console 2009 Kia Sedona Picture - Passenger seat
Dashboard, center console, gear shifter view
 

Van Rankings: Minivans

Ranking of minivans, generally priced $20,000 to $35,000. Honda Odyssey, Toyota Sienna, Chrysler Town & Country and more. Rankings based on an in-depth analysis by U.S. News editors of all published auto ratings, reviews and test drives.
Honda Odyssey Image
  • MSRP: $26,805 - $40,755
  • Invoice: $24,297 - $36,903
  • Avg. Paid: $25,545 - $38,334
  • MPG: 16 City / 23 Hwy



#1
2010 Honda Odyssey

The Odyssey delivers one of the best combinations of performance, quality and interior versatility in its class. It also comes with an extensive list of standard convenience ...

U.S.News Scores
Overall:
9.5
Performance:
9.3
Exterior:
7.8
Interior:
8.9
Safety:
9.9
Reliability:
NA
Toyota Sienna Image
  • MSRP: $24,540 - $37,865
  • Invoice: $22,329 - $34,077
  • Avg. Paid: $23,438 - $35,830
  • MPG: 17 City / 23 Hwy



#2
2010 Toyota Sienna

The Toyota Sienna is a comfortable, peppy minivan with plenty of space for the family. The base Sienna represents a great value, while its top-of-the-line Limited trim ...

U.S.News Scores
Overall:
8.5
Performance:
8.1
Exterior:
7.7
Interior:
8.7
Safety:
9.3
Reliability:
6.0
Chrysler Town & Country Image
  • MSRP: $26,340 - $36,780
  • Invoice: $24,336 - $33,732
  • Avg. Paid: $25,897 - $35,735
  • MPG: 17 City / 24 Hwy



#3
2009 Chrysler Town & Country

Reviewers find that the Town & Country's handy seating and cargo options, as well as its comfortable road manners, make it a respectable choice for any family ...

U.S.News Scores
Overall:
8.2
Performance:
8.0
Exterior:
5.7
Interior:
8.4
Safety:
8.7
Reliability:
5.0
Hyundai Entourage Image
  • MSRP: NA
  • Invoice: NA
  • MPG: NA



#3
2009 Hyundai Entourage

The 2009 Entourage delivers a nice blend of safety, seven-passenger seating, and value for its class.

U.S.News Scores
Overall:
8.2
Performance:
7.7
Exterior:
NA
Interior:
8.1
Safety:
9.9
Reliability:
NA
Kia Sedona Image
  • MSRP: $21,245 - $27,745
  • Invoice: $20,430 - $25,710
  • Avg. Paid: $21,171 - $27,371
  • MPG: 16 City / 23 Hwy



#5
2009 Kia Sedona

The 2009 Kia Sedona has great safety scores and a wide range of standard features at an appealing price. However, its performance does not stand out compared ...

U.S.News Scores
Overall:
8.0
Performance:
7.5
Exterior:
6.9
Interior:
8.0
Safety:
9.9
Reliability:
5.0
Dodge Grand Caravan Image
  • MSRP: $22,725 - $28,660
  • Invoice: $21,053 - $26,394
  • Avg. Paid: $22,676 - $28,331
  • MPG: 17 City / 24 Hwy



#6
2009 Dodge Grand Caravan

Reviewers appreciate the Grand Caravan's family-friendly interior innovations, vast cargo room, and impressive safety scores. However, its base engine is underpowered and its interior materials are subpar.

U.S.News Scores
Overall:
7.9
Performance:
7.6
Exterior:
7.8
Interior:
7.7
Safety:
8.7
Reliability:
5.0
Volkswagen Routan Image
  • MSRP: $25,200 - $38,500
  • Invoice: $23,799 - $35,861
  • Avg. Paid: $23,969 - $36,106
  • MPG: 16 City / 23 Hwy



#7
2009 Volkswagen Routan

Volkswagen has teamed with the Chrysler Group to produce the new-for-2009 Routan. This comfortable and attractive minivan delivers a pleasant ride.

U.S.News Scores
Overall:
7.3
Performance:
8.0
Exterior:
NA
Interior:
7.7
Safety:
8.7
Reliability:
4.0
Nissan Quest Image
  • MSRP: $25,950 - $35,650
  • Invoice: $24,049 - $32,648
  • Avg. Paid: $25,526 - $34,677
  • MPG: 16 City / 24 Hwy 
U.S.News Scores
Overall:
7.1
Performance:
7.8
Exterior:
7.8
Interior:
7.8
Safety:
8.1
Reliability:
5.0



#8
2009 Nissan Quest

The Nissan Quest is generally considered a middle-of-the-pack minivan. While it has ample engine power and an attractive interior, it can't match the comfort or value of ...

#1 in Luxury Sports Cars
Based on analysis of 70 Corvette reviews and test drives.
MSRP: $48,930 - $106,880
Invoice: $44,282 - $99,398
MPG: 16 City / 26 Hwy













Sabtu, Oktober 17, 2009

Hikmah Syawalan (Syawal 1430 H)

http://public.kompasiana.com/2009/10/09/hikmah-syawalan/

Hikmah Syawalan
Oleh muthofar - 9 Oktober 2009 - Dibaca 339 Kali -

Hikmah Syawalan di dusun saya Gerselo Patalan Jetis Bantul DIY disampaikan oleh seorang satpam (security). Saya mengetahui dia seorang satpam juga dari ustad itu disaat membuka ceramah syawalan. Syawalan ini adalah tradisi pemuda/pemudi bersyawalan dengan membaca ikrar syawalan dari wakil pemuda/pemudi yang diwakili oleh ketua pemuda sub tengah dan dijawab oleh sesepuh/orang tua yang pada syawalan tahun ini 1430 H diwakili oleh kepala dusun Gerselo.

Pelu saya kenalkan disini bahwa dusun Gerselo adalah dusun yang menurut sejarah yang dituturkan oleh sesepuh-sesepuh dusun sebagai dusun yang tidak bisa dimasuki oleh Belanda. Banyak para pejuang kemerdekaan yang berjuang untuk republik dan kedaulatan Yogyakarta di dusun kami. Mereka ada yang sudah meninggal, namun kenangan perjuangan mereka terus membara dihati kami.

Kembali kepada acara syawalan, isi dari ceramah syawalan ini pendek hanya satu hadist, namun memiliki arti yang luas, penting dan mendalam. Ustadz menerangkan akan arti syawalan kepada kami, dan setelah itu ustadz mengisahkan satu buah hadist yang berkaitan tentang diterimanya puasa umat islam oleh Allah swt. Kurang lebihnya isi ceramah itu adalah sebagai berikut. semoga bermanfaat.

‘idul fitri artinya adalah kembali fitroh, fitroh artinya suci (seperti bayi yang lahir tanpa dosa).

Kenapa bisa fitroh? karena mereka saling maaf memaafkan satu sama lain, dan meningkatkan amal ibadahnya di bulan syawal (syawal artinya meningkat), dengan tidak mengulangi dosa-dosa yang telah lalu (apalagi sudah bermaafmaafan).

Dan bagi umat islam ini penting arena disaat umat islam tidak saling maaf memaafkan maka puasanya selama bulan ramadhan tidak diterima Allah swt.

Hal ini sesuai dengan hadist nabi Muhammad saw yang menyebutkan bahwa nabi Muhammad saw saat bulan syawal (akan berkhotbah ‘idul fitri) membaca aamiin, aamiin, aamiin, dan diterangkan oleh nabi Muhammad saw bahwa malaikat jibril telah berdoa Ya Allah swt jangan terima puasanya umat islam yang durhaka kepada orang tuanya, Ya Allah swt jangan terima puasanya umat islam wanita yang berani dengan lelakinya, Ya Allah swt jangan terima puasanya umat islam yang tidak memaafkan sesamanya, dan diamiini oleh Nabi Muhammad saw dengan aamiin, aamiin, aamiin.

Saya menuliskan hikmah syawalan ini setelah saya membaca sebuah blog yang menceritakan tentang hikmah puasa bagi non muslim yang ditulis oleh Olivia. Saya tidak membaca semua tulisannya namun saya membaca dirinya merasakan penting akan tradisi memaafkan untuk kehidupan berbangsa dan bernegara, menurut dirinya. Tulisan itu kemudian saya berikan komentar yang berisi hikmah syawalan dari ustad yang saya dengarkan saat mengikuti syawalan. Dan memang umat islam perlu lebih mensyukuri akan syawalan, karena memiliki manfaat bagi diri sendiri bahkan umat non islam juga turut merasakannya.

Saya termasuk yang tidak ingat akan hadist tersebut, dan saya mengucapkan terimakasih kepada ustadz pengisi ceramah syawalan muda/mudi dusun Gerselo. Karena ustad telah mengingatkan saya dan kami warga dusun Gerselo akan arti penting syawalan beserta hadis dari Rasulullah Muhammad saw. Meskipun sebenarnya kami juga mengharapkan agar untuk diwaktu yang akan datang lebih banyak lagi ilmu bisa disampaikan oleh ustadz.

Saya menjadi salah satu yang mengulang-ulang mengingat hadist tersebut hingga saya masih menghafalnya sampai sekarang. Dan pada waktu yang singkat tersebut kami juga bisa menjadikan syawalan kami lebih berarti dan bermanfaat. Kesedihan kami karena pendeknya ceramah bisa terobati dengan tingginya makna hadist yang telah disampaikan. Terimakasih ustadz.

VIVA REPUBLIK.

Tags: agama, Hadist, Islam, Muhammad saw, Rasullullah, syawalan

Senin, Oktober 12, 2009

Indonesia Pancasila atau Indonesia Islam

Sialan, ternyata yang namanya HAM juga memberikan jalan untuk gay hidup sebagai gay yang memiliki kelainan orientasi seks.

Tidak hanya itu presiden Amerika Serikat mendukung dan mengijinkan penjabutan larangan manusia yang gay masuk di militer. Sehingga dengan penjabutan larangan itu manusia gay diberikan kesempatan yang sama dimiliter AS menjadi anggota militer meskipun berperilaku seks menyimpang.

Sialan, Negara Indonesia berorientasi Amerika, apalagi pemenang pemilu di Amerika dan Indonesia dari partai yang sama yaitu partai Demokrat. Apakah partai demokrat Indonesia sama dengan partai demokrat Amerika?

Sungguh sialan, pemerintah tidak memberikan respon atas pernyataan Presiden Obama mencabut larangan manusia gay memasuki militer atau mendapatkan hak yang sama untuk hidup sebagai gay seperti halnya yang manusai tidak gay dapatkan.

Sialan, sungguh sialan, pemerintah dengan dasar Pancasila di Indonesia tidak menanggapi pencabutan larangan manusia gay hidup sebagai gay di militer dan juga sebagai sipil di Amerika.

Siapapun mengetahui bahwa islam agama yang melarang manusia llaki-laki menikah dengan manusia laki-laki, agama islam juga melarang manusia perempuan menikah dengan manusia perempuan.

Siapa yang mengira bahwa ternyata Pancasila tidak memiliki keberanian seperti Islam dalam melarang manusia gay.

Saya yakin Indonesia akan lebih mendapatkan selamat dan sejahtera dari Allah swt dengan Islam.

Obama Ijinkan Gay Masuk Militer
Senin, 12 Oktober 2009, 10:48:27 WIB
Laporan: Widya Victoria




Jakarta, RMOL. Pemerintah Amerika Serikat akan mengakhiri kebijakan yang melarang kaum gay secara terbuka masuk dalam kemiliteran AS.

Dalam pidatonya di hadapan 3 ribu aktivis di Washington, Sabtu (10/10), Presiden AS, Barrack Obama menegaskan, pencabutan larangan bagi gaya bergabung dalam militer itu sesuai janjinya untuk berkomitmen berjuang demi kesetaraan hak asasi semua warga AS.

"Saya akan akhiri 'Jangan Bertanya, Jangan Ceritakan.' Itu komitmen saya pada Anda. Kita tidak boleh menghukum patriot Amerika yang ingin melayani negerinya," tegas Obama dalam sebuah event yang digelar Organisasi Hak Asasi Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transjender (LGBT) terbesar di Paman Sam, seperti dikutip dari situs Aljazeera.

Kalimat pidato presiden kulit hitam pertama di AS itu langsung disambut sorak-sorai ribuan orang yang memenuhi gedung Washington Convention Center. Kendati menjanjikan "komitmen kuatnya" untuk mendukung hak asasi gay, Obama tidak memberikan batas waktu untuk pencabutan UU tahun 1993 yang membatasi hak warga gay. Apalagi masalah gay masih menjadi isu sosial yang sensitif untuk dibahas di Paman Sam. Lebih dari 12 ribu personel militer AS telah dipecat berdasarkan kebijakan yang mengharuskan gay dan lesbian untuk merahasiakan orientasi seksual mereka, atau menghadapi pemecatan bagi yang melanggarnya.

"Saya benar-benar sadar, banyak kalangan Kampanye HAM (HRC) tidak yakin bahwa kemajuannya sangat cepat. Tapi jangan ragu dengan arah yang kita tuju dan tujuan itu akan kita raih," papar Obama.

Obama telah menambah tunjangan federal untuk pasangan hidup gay atau lesbian, tapi para aktivis masih terus menagih janji Presiden AS untuk mencabut larangan gay masuk militer itu. Karena itu Obama kemarin kembali berjanji untuk menegaskan tekadnya tersebut.[wid]

Jumat, Oktober 09, 2009

Ya, Bahasa Indonesia Bisa Menjadi Bahasa Internasional!

Reposting dari melody.violine - 8 Oktober 2009 - Dibaca 191 Kali
 
Mengapa bahasa internasional harus bahasa Inggris? Apakah bahasa Indonesia tidak cukup baik? Bisa jadi pertanyaan-pertanyaan inilah muncul di benak orang-orang yang merasa jengah terhadap ketenaran bahasa Inggris. Padahal, bahasa Indonesia juga bisa menjadi bahasa internasional.
Bahasa Inggris telah diakui oleh dunia sebagai bahasa internasional. Siapa pun yang ingin hidup global harus menguasai bahasa Inggris. Selain bahasa Inggris, PBB memang mengakui beberapa bahasa lain sebagai bahasa pengantar, yaitu bahasa Prancis, Rusia, China (Mandarin). Mereka dipilih karena digunakan oleh banyak manusia dan negaranya duduk di dewan keamanan. Dari segi jumlah penutur, bahasa Indonesia juga unggul. Memang sulit untuk menandingi jumlah penutur bahasa Mandarin, tapi jumlah penutur bahasa Indonesia tidak kalah dari Rusia dan Prancis. Masalahnya, bahasa Rusia dan Prancis yang digunakan di negara lain menggunakan dialek yang berbeda. Tidak jarang bahkan bahasa Prancis harus bersandingan dengan bahasa lain sebagai bahasa nasional di negara tersebut, misalnya Kanada (bahasa Inggris dan Prancis) dan Belgia (bahasa Jerman dan Prancis). Bahasa Indonesia menguasai dan dikuasai oleh lebih dari 200 juta penutur yang dipayungi negara yang sama. Televisi menggugah para penutur untuk menggunakan bahasa Indonesia dialek Jakarta (bukan Betawi). Jadi, pengaruh bahasa daerah terhadap bahasa Indonesia semakin kecil. Bahasa Indonesia juga dapat digunakan di negara-negara berbahasa Melayu seperti Malaysia, Singapura, dan Brunei Darussalam. Apabila seorang turis sudah menguasai bahasa Indonesia, dia tidak perlu repot-repot belajar bahasa Malaysia lagi. Alasannya dapat dilihat di tulisan saya sebelumnya. Bahasa Indonesia pun telah lama menjadi lingua franca di Asia Tenggara. Penjabaran hal tersebut dapat dilihat di tautan ini. Faktor lainnya adalah tingkat kesulitan pemerolehan bahasa. Ketiga bahasa tersebut lebih sulit dipelajari daripada bahasa Inggris. Bahasa Prancis dan Rusia tidak hanya menggunakan kala (tenses) seperti bahasa Inggris, tetapi juga konjugasi (perubahan kata kerja berdasarkan kala) dan membedakan jenis kelamin kata benda (ini juga mempengaruhi kata sifat). Bahasa Mandarin bahkan mengenal lima nada suara yang membedakan arti dan tidak menggunakan huruf Latin. Di sisi lain, bahasa Indonesia sangat mudah dikuasai, terutama tingkat dasar. Turis asing yang berwisata di Indonesia dapat berkomunikasi dengan kalimat-kalimat sederhana seperti “Saya lapar” atau “Di mana saya bisa beli ini?” dalam tiga hari. Kemampuan yang sama dalam bahasa China butuh waktu satu bulan atau lebih. Bahasa Indonesia tidak mengenal kala, konjugasi, maupun jenis kelamin kata benda. Lafal bahasa Indonesia juga tidak sulit karena lebih tipis atau ringan. Hanya ada sedikit bunyi yang sulit, misalnya [ny] dan [ng]. Kalaupun orang asing bermasalah ketika mengucapkannya, orang Indonesia masih memahami maksudnya. Bagaimana dengan bahasa-bahasa lainnya? Bahasa Korea dan Jepang mempunyai berbagai macam akhiran yang melekat pada kata kerja, tergantung situasi percakapan dan lawan bicaranya. Bahasa Arab mempunyai 10 tingkat intensitas kata kerja. Semua ini tidak ada di dalam bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia tingkat menengah dan lanjut memang lebih susah. Penggunaan imbuhan di dalam bahasa Indonesia bukanlah sesuatu yang sederhana. Namun, kehadiran seorang guru yang ahli dan sistematis dapat menanggulangi masalah ini. Kecenderungan bahasa Indonesia menyerap kosakata bahasa Inggris juga memudahkan orang asing untuk menambah kosakatanya. Kecenderungan seperti ini bukanlah sesuatu yang perlu dianggap sebagai kelemahan bahasa Indonesia karena bahasa Inggris pun banyak menyerap kosakata bahasa Latin dan Yunani. Berdasarkan argumen-argumen di atas, saya rasa bahasa Indonesia pantas menjadi bahasa internasional, terutama di PBB. Tentu saja upaya yang harus dilakukan tidak hanya dari segi sosial dan budaya, tetapi juga ekonomi dan politik. Apabila posisi Indonesia semakin kuat di mata dunia, semakin banyak orang yang merasa perlu menguasai bahasa Indonesia. Dengan demikian, terwujudnya bahasa Indonesia menjadi bahasa internasional bukan mimpi belaka. oleh Melody Violine

Jumat, Oktober 02, 2009

1 Oktober di Yogyakarta 1965 M

Jogjakarta sebagai wilayah yang menjadi pusat kekuasaan pra nasional, memiliki kompleksitas dan dinamika tersendiri pada
saat peristiwa 1965/66 terjadi. Secara cultural masyarakat Jogja adalah masyarakat
feodal. Tetapi juga symbol dari gerakan revolusi, bersampingan dengan image
tentang kota yang penuh dengan pergulatan intelektual. Di Jogja pula pertama
kali didirikan perguruan tinggi dalam masa revolusi.

Dalam konteks inilah penelitian berusaha menjelaskan
kompleksitas tersebut dengan mendudukkannya dalam konteks peristiwa 1965/66.
Dengan tidak berpretensi untuk menghakimi. Sebab sejarah bukan menilai, tetapi
berusaha untuk memahami, demikian kata orang-orang bijak.

HIPOTESA

Social anomaly yang terjadi pada tahun 1965/66
dipicu dari petualangan kelompok perwira progresif di Angkatan Darat (AD),
terutama di Divisi VII Diponegoro. Hal ini dianalisa Ben Anderson sebagai
gerakan di internal AD, dan telah meluluh-lantakkan sebuah organisasi politik
yang kuat dan mengakar di tingkatan grassroot.
[4]



Kejadian di Jogja sendiri pada taraf tertentu
dapat menjadi replika dari peristiwa yang terjadi di Jakarta. Sekelompok perwira
dalam Komando Resort Militer (Korem) 072 Jogjakarta dengan bantuan dari beberapa
pasukan batalyon-batalyon di bawah komando Korem 072 melakukan penculikan
dan pembunuhan terhadap pimpinan mereka, Katamso dan Sugiyono, serta dilanjutkan
dengan menduduki Radio Republik Indonesia (RRI) Jogjakarta untuk menyiarkan
pengumunan Dewan Revolusi (Derev) wilayah Jogjakarta.

Fakta peristiwa yang (mungkin) ironis. Peristiwa
itu adalah sebuah gerakan militer. Mereka yang memegang senjata melakukan
aksi terhadap tentara yang lain. Tetapi yang kemudian dihancurkan adalah organ
sipil, sebab salah dalam kalkulasi politik dan mendukung gerakan Derev.

Situasi sosial dan politik pada masa pra Gestapu
tentu sangat mempengaruhi terjadinya persaingan politik di dalamnya. Konteks
Jogja dengan segala kompleksitasnya, setidaknya ada empat factor yang dapat
digunakan untuk menganalisanya. Pertama, di Jogja peranan kekuatan
feodalisme tradisional dengan kraton dan sultannya, mempunyai pengaruh yang
sangat kuat. Kedua, kekuatan dari golongan komunis yang menduduki suara
mayoritas dalam parlemen karena memenangi pemilu 1955 dan pemilu daerah 1957.
Ketiga, persaingan politik yang merasuk dalam kampus sebagai pusat
kegiatan intelektual. Keempat, konflik internal AD (baca Korem 072)
di Jogja sebagai bagian dari konflik yang terjadi di pusat. Dari keempat faktor
di atas diharapkan dapat membangun rekonstruksi ataupun struktur narasi yang
kurang lebih dapat menjelaskan peristiwa 1965 di Jogjakarta.

NGAJOGJAKARTA HADININGRAT

Eksistensi Jogjakarta ditandai dengan perjanjian
damai pada tahun 1755 di desa Gianti. Perjanjian Gianti yang dalam perpustakaan
Jawa dikenal dengan nama palihan nagari, memecah Mataram menjadi dua.
Di sebelah barat Pangeran Mangkubumi mendirikan kerajaan Mataram baru dengan
ibukota Ngajogjakarta Hadiningrat. Bagi Selo Soemarjan, struktur masyarakat
di Jogjakarta sangat terpengaruhinya.
[5]


Sebagai sebuah wilayah kerajaan kuno, Jogja
mempunyai daya atau kekuatan kosmis yang menurut perhitungan Jawa mempunyai
keistimewaan. Perhitungan secara kosmologi itu dilihat dari wilayahnya yang
mampu mempertemukan antara Gunung Merapi --tiangnya bumi yang menyangga antara
langit dan bumi-- dan Pantai Selatan --tempat berkuasa dan bersemayamnya Nyi
Roro Kidul--, sebagai tempat semua kekuasaan supra manusia terpusat. Sementara
sebagai wilayah dari sebuah negara (modern) Indonesia, Jogja mendapatkan kedudukan
istimewa, dan diakui keistimewannya dengan tegas sejak permulaan revolusi
nasional Indonesia.

Pergeseran dalam tata social dan politik pemerintahan
terjadi, terutama sejak Thomas Standford Raffles menjadi Gubernur Jendral
di Hindia Belanda, dari birokrasi tidak langsung ke birokrasi langsung. Dan
kekuasaan birokrasi mencakup daerah dataran tinggi bergunung-gunung yang mengelilinginya
dengan sebutan zuider gebergton (zona pegunungan seribu); berkapur
dan yang sampai kini diidentikkan dengan kekeringan, tandus dan kemiskinan.
[6]


Sedangkan dari sudut pertarungan kebudayaan,
Redfield mengelompokkannya dalam great tradition dan litle tradition.
Atau penduduk Jogja dapat dianalogikan sebagai budaya kota versus budaya desa.
15% penduduk yang priyayi, bangsawan dan pedagang tinggal di kota satu-satunya,
sedangkan sisanya tinggal di pedesaan sebagai petani dan buruh.

JOGJA PASCA REVOLUSI 1945

Kemerdekaan 17 Agustus 1945 dengan penggantian
negara kolonial Hindia Belanda ke Indonesia membawa dampak perubahan bagi
tata social dan politik. Meskipun menurut Ong Hok Ham, negara bangsa Indonesia
tidak lain dari sebuah successor state, di mana kekuasaan berada di
tangan kelompok status quo dan golongan-golongan yang mendukung kekuasaan
sebelumnya. [7]
Sebagai daerah yang memiliki pemerintahan otonom (swapraja), berita
proklamasi yang cukup mengejutkan dan membingungkan, dalam waktu relative
cepat direspon oleh kalangan nasionalis dengan membentuk Komite Nasional Indonesia
(KNI) tanpa menunggu perintah dari Jakarta. Anggota KNI dipilih antara lain
mewakili kaum nasionalis, sosialis, agamawan kaum tani-buruh serta organisasi
pemuda dan wanita.

Perubahan besar ini berlangsung tanpa Sri Sultan,
meskipun mendapat sambutan rakyat sangat antusias. Kemudian, Sultan membuat
pernyataan mendukung kemerdekaan nasional itu pada tanggal 9 September 1945.
[8]

Disusul pada tanggal 3 November 1945, dikeluarkan sebuah maklumat oleh Wakil
Presiden Mohammad Hatta tentang pembentukan partai-partai politik.

Partai politik terkemuka di Jogja dapat dipetakan,
antara lain:
  1. PNI yang dipimpin oleh kaum intelektual
    berpendidikan barat yang tinggal di kota dan meluas terutama ke kalangan
    kelas priyayi yang bekerja sebagai pamongpraja.
  2. Masyumi, partai Islam modern, didirikan
    sebagai kelanjutan dari organisasi Majlis Syuro Ala Indonesia yang pada
    awal mula didirikan oleh pemerintahan Jepang. Partai ini berpusat di Jogjakarta
    dan Muhammadiyah merupakan kekuatan intinya.
  3. NU, partai Islam ortodoks, terdapat di
    Wonokromo, desa yang terletak kira-kira 16 km di sebelah tenggara Jogja,
    dan pesantren Krapyak di perbatasan selatan kota Jogja.
  4. PKI, melakukan rekrutmen anggota tidak
    secara langsung. Partai ini berusaha memperoleh fasilitas-fasilitas resmi
    dari KNI untuk mengorganisasikan kaum tani ke dalam BTI dan kaum buruh ke
    dalam BBI dan kemudian ke SOBSI. PKI juga berhasil mendapatkan dukungan
    aktif dari ketua PPDI (Persatuan Pamong Praja Desa) di Gunung Kidul, dan
    mengusahakan agar pengurus PPDI di kabupaten mendukung PKI. Strategi yang
    dilakukan PKI berhasil mendapatkan massa pengikut yang terorganisir dan
    berpengaruh. Selain itu PKI mengembangkan teknik untuk membina suatu kelompok
    pimpinan yang kecil tetapi militan dan penuh disiplin. Tanggapan yang paling
    baik terhadap PKI terdapat di kecamatan-kecamatan Ponjong dan Karangmojo
    di Gunung Kidul.
  5. Gerindo, partai yang dipimpin oleh Pangeran
    Suryodiningrat diorganisir secara lokal dengan pengikut yang cukup besar.
    Gerindo dapat dikatakan sebagai kebangkitan kembali dari Pakempalan Kawulo
    Ngajogjakarta
    (PKN) sebelum perang. Selain lima partai di atas, ada
    partai yang relative kecil seperti Partai Katholik dan Parkindo.
Kesuksesan PKI, dari mendirikan Lembaga Marx
(Marx House) sampai gerakan BTI untuk perjuangan petani, selain memperluas
spektrum bagi pengikut partai, juga memperkuat posisi tawar politik partai.
Pada tahun 1946, pemerintah daerah istimewa Jogjakarta menerima saran BTI
untuk menghapuskan pajak kepala atas kaum tani. href="#_ftn9" name="_ftnref9" title=""> [9]
Sedangkan pada tahun 1948, BTI memobilisasi kaum tani Sleman dan Bantul
untuk mendesak pemerintah agar menghapuskan hak-hak konversi atas tanah-tanah
bekas perkebunan Belanda dan menyerahkan tanah itu kembali ke rakyat. Mobilisasi
ini membuahkan hasil dengan dikeluarkannya UU no. 13 tanggal 26 April 1948
tentang penghapusan hak-hak konversi oleh KNI.

PEMILU 1955
Pemilu 1955 bertujuan untuk memilih para anggota
DPR dan anggota konstituante. Di Jogjakarta, sebelum pemilu 1955 pada bulan
September-Desember, pernah diadakan pemilu pertama pada tahun 1951 untuk DPR
Daerah Istimewa Jogjakarta. Namun mungkin sebab tujuan yang local dan eksperimen
untuk menyelenggarakan dan mempersiapkan pemilu yang lebih besar, pemilu 1951
di Jogjakarta kenyataannya tidak dapat mendekatkan antara partai politik dengan
rakyat.
Pemilu 1955 di tingkat nasional menghasilkan
empat partai besar; PNI mendapat 22,3%, Masyumi 20,9%, NU 16,4% dan PKI 16,4%.
Sementara pemilu 1955 di Jogjakarta menghasilkan perolehan suara sebagaimana
dalam table.
Nama Partai
Jumlah
Suara
DPRD
Konstituante
PKI
43.954
39.713
PNI
21.839
30.048
Masyumi
17.982
16.783
NU
2.395
2.924
Sumber: Harian Pagi Nasional, tanggal 16 Desember
1955, hal. 2.

Kesuksesan PKI dalam pemilu 1955, diulangi
lagi dalam pelaksanaan pemilu 1957 untuk pemilihan DPR Daerah Istimewa Jogjakarta.
Dari 45 kursi yang diperebutkan, PKI memperoleh 14 kursi, PNI 8 kursi, Gerinda
6 kursi. Sedangkan dari seluruh perwakilan DPR propinsi, kota dan kabupaten
di seluruh Daerah Istimewa Jogjakarta PKI ?mendapatkan 64 kursi, PNI 37 kursi,
Masyumi 29 kursi dan Gerinda 28 kursi, dari seluruh kursi yang berjumlah 207.
[10]

Kesuksesan strategi dan taktik pergerakan politik PKI bagaikan jembatan untuk
bangkit dari memory tentang penjajahan. Satu hal yang selalu para ksatria
impikan.
MENJELANG PERISTIWA 1965/66
Pembubaran Masyumi dan PSI karena tuduhan keterlibatannya
dalam PRRI dan Permesta turut mempengaruhi konstalasi politik di Jogja. Kekuatan
politik partai terbagi menjadi dua kutub; progesif revolusioner dan kontra
revolusioner.
Kelompok progesif revolusioner terdiri atas
golongan Nasakom; Nasionalis diwakili PNI, Agama diwakili NU dan Komunis diwakili
PKI. Kelompok ini pula yang pada tahun 1959 bergabung dalam satu front bersama
yang disebut Front Nasional (FN). Sedangkan kelompok kontra revolusioner adalah
Masyumi, PSI, Murba dengan semua organisasi masa underbouw partai, termasuk
HMI.
Isu Neo Kolonialisme dan Imperialis (Nekolim)
mendorong Pengurus daerah Front Nasional DIJ untuk menyelenggarakan Rapat
Akbar Dwi Komando Rakyat di Alun-alun Utara, pada tahun 1962, yang dihadiri
langsung oleh Presiden Soekarno. Gaung slogan ganyang Nekolim yang dikampanyekan
Soekarno di Jogjakarta terus berlangsung. Pada tanggal 14 Agustus 1965 pengganyangan
Nekolim diwujudkan gerakan massa dengan pendudukan atas gedung Jefferson
Library
di Jalan Diponegoro.
[11]

Pendudukan dilakukan dengan upacara resmi yang dihadiri Tolchah Mansoer SH
dan Soetrisno, anggota Badan Pengurus Harian, wakil dari pemerintah propinsi,
FN DIJ, militer, dan kepolisian serta wakil-wakil parpol dan ormas dan massa
pemuda, buruh, tani, dan wanita yang berporoskan Nasakom. Gerakan massa untuk
pendudukan gedung Jefferson Library dimaklumkan mendapat restu dari Waperdam
I? Dr. Soebandrio dan Kepala Daerah Sri Sultan Hamengku Buwono IX. Selanjutnya
gedung tersebut ditempati sebagai pusat kegiatan revolusioner dari poros Nasakom,
yaitu FN DIJ, FN Kotapraja Jogjakarta, Front Pemuda, PPMI, GOWJ, Sekretariat
Perjuangan Buruh, Sekretariat Ormas Tani.
[12]

Universiteit Revolutioner
Semangat progresif revolusioner yang menjadi
ciri khas masa tahun 60an, juga berimbas pada kampus-kampus di Jogjakarta.
Peta kekuatan progresif intelektual dan mahasiswa terbesar terdapat di UGM,
IKIP Jogja dan IAIN Sunan Kalijaga. Di UGM, selain HMI yang dicap sebagai
kontra revolusioner, ada HIS, Germindo dan GMKI, meskipun secara keseluruhan
kelompok CGMI mendominasi. [13]
Selain HMI, semua bergabung dalam PPMI. Di IKIP peta kekuatan serupa
di UGM. [14]
Sedang di IAIN, PMII mendominasi dengan sedikit HMI. Massa kuat CGMI
juga berada di Universitas Res Publika (Ureca) di jalan Trikora dan Universitas
Rakyat (Unra) di jalan Pingit. Gerakan pengganyangan kepada kaum anti Nasakom
di lingkungan kampus dilakukan oleh PPMI. Konflik antar gerakan mahasiswa
terjadi di universitas antara PPMI dan PMII versus HMI yang dianggap setan
universitas dan kontra revolusi.
[15]

Di kalangan pelajar progresif revolusioner,
monopoli IPPI menjadi pertentangan. Pada tanggal 27 September 1965, Front
Pelajar berporos Nasakom menyelenggarakan Apel Besar Brigade Sukarelawan Pelajar
DIJ. Di saat IPPI menentukan Hari Ikrar Pelajar secara sepihak, mendapatkan
tentangan dari GSNI, IPNU, ISKI, IPM, dan IPPNU yang merasa bagian dari kekuatan
pelajar progresif revolusioner, dan reaksi boikot atas Hari Ikrar Pelajar
yang diselenggarakan IPPI. [16]

Sementara di sektor pemuda, perang antara India
melawan Kasmir dan Pakistan menyatukan poros Nasakom Jogja. Pada tanggal 20
September 1965, di lapangan militer Secodiningratan, Front Pemuda DIJ menyelenggarakan
Rapat Umum Pengganyangan Imperialis India, dan menyerukan resolusi kecaman
atas India, yang ditandatangani Presidium Front Pemuda DIJ yang terdiri dari
Pemuda Marhaen, Pemuda Ansor, Pemuda Rakyat, PPMI, dan Pemuda Katholik. Dukungan
yang sama dilakukan Front Pemuda DIJ terhadap penyelenggaraan KIAPMA (Konferensi
Internasional Anti Pangkalan Militer Asing).
[17]

Mobilisasi Umum untuk Dwikora
Wujud dukungan terhadap kebijaksanaan luar
negeri yang berkonfrontasi dengan Malaysia ditunjukkan dengan penyelenggaraan
latihan-latihan kemiliteran atau training center (TC) oleh tiap-tiap
organ dari partai politik, ormas, organisasi profesi atau dari sukarelawan
dari pegawai negeri. TC-TC dilaksanakan di kampung-kampung sampai lapangan
seperti Kridosono maupun di Cebongan Sleman. Pemuda Rakyat juga mengadakan
TC di Kota Gede dan Cebongan dengan instruktur dari Korem 072 dan Kodim Jogja.
[18]

Senjata yang digunakan bukan berjenis jung buatan RRT, tetapi senjata
laras panjang bekas Belanda dan Jepang. Peserta TC dari Pemuda Rakyat di Kota
Gede sekitar 3 peleton. Pemuda Ansor juga terlibat sebagai peserta dalam TC
di Cebongan Sleman. [19]
Pertunjukan demonstratif oleh Persatuan Front
Nasional DIJ terjadi saat peringatan Dwi Dasa Warsa Kemerdekaan pada tanggal
25 Agustus, dengan sebuah Rapat Umum dan pawai Nasakom. Pawai terbesar dan
terpanjang dalam sejarah revolusi, href="#_ftn20" name="_ftnref20" title=""> [20]
diikuti lebih dari 1500 peleton yang terdiri dari pemuda, pelajar, mahasiswa,
buruh, tani, wanita, seniman, kesatuan-kesatuan hansip, sukarelawan, dan ABRI,
baik yang tergabung dalam partai poros Nasakom maupun yang merupakan kesatuan-kesatuan
lainnya. [21]
Pawai mengambil rute dari Gedung Negara, Jl.Ahmad Dahlan, Suryobrantan,
putar benteng Kraton, Gondomanan, Sayidan, Jl. Tanjung, Kridosono, kembali
dan bubar di Gedung Negara, sampai pukul 3 pagi.
[22]


PERISTIWA INTERN KOREM 072
Peristiwa Gerakan 30 September di Jogja secara
kronologis dimulai ketika terjadi penculikan terhadap Komandan Korem Katamso
dan Kasremnya Sugiyono. Pada tanggal 1 Oktober 1965, penculikan dilakukan
oleh Mayor M, Kepala Seksi 5 Korem 072 bidang Pembinaan Veteran, dengan membawa
pasukan dari Seksi I Batalyon L Kentungan, yang dipimpin Peltu S. Kedua dibawa
ke Markas Batalyon L dengan menggunakan mobil gaz untuk selanjutnya
ditempatkan di ruang Komandon Batalyon L (Mayor W), dan atas perintah Pelda
K (Dan Security Jon L), eksekusi dilakukan oleh Sertu AT bertempat di sebelah
selatan lapangan Batalyon L, di dekat batas kawat berduri. Seluruh rangkaian
peristiwa dari penculikan, penahanan, eksekusi dan penguburan terjadi antara
dan di kalangan militer. Sedang tentara eksekutor dalam pengadilan militer
memberikan pengakuan adanya perintah komandannya untuk mengeksekusi sebab
pertentangan internal militer antara tentara yang nekolim dan progesif.
[23]

Setelah pelaksanaan eksekusi, tentara yang
pro G30S menduduki RRI Jogjakarta dan menyiarkan pidato dari Mayor Mulyono
sebagai Komandan Korem yang baru sekaligus menjadi ketua Dewan Revolusi (Derev).
Kemudian pada tanggal 2 Oktober diadakan defile kelompok progesif revolusioner
untuk mendukung Derev yang dilakukan unsur PKI, Nasionalis Kiri dan militer
yang kebanyakan dari Jon L dan C. Defile yang diadakan sepanjang jalan Trikora
sampai Alun-alun Utara menandai perebutan komando militer di Korem 072 dan
bukan perebutan kekuasaan pemerintahan sipil yang waktu itu dijabat Sri Paku
Alam VIII sebagai pejabat Kepala Daerah ataupun terhadap Sudarisman Purwokusumo
SH sebagai Walikota Kotapraja Jogjakarta.
Sampai tanggal 4 Oktober, Korem 072 tetap di
bawah kekuasaan Mayor Mulyono. G30S juga mendapatkan dukungan dari kelompok
veteran Jogja. Tetapi berita pengumuman Pangkostrad Soeharto melalui RRI Jakarta
pada tanggal 2 Oktober di Jakarta, dan statement NU tanggal 5 Oktober menambah
kebingungan. Pada tanggal 5 Oktober, setelah dapat menguasai kembali Kodam
VII Diponegoro dari G30S Semarang di bawah pimpinan Kolonel Inf Sahirman
[24]

dan Letkol Inf Usman, Panglima Kodam VII Diponegoro Brigjen Suryosumpeno mengundang
Derev Jogja di Rindam Magelang. Mayor Kartawi, Kepala Seksi 2 Korem 072, sebagai
wakil Mayor Mulyono dalam struktur Derev Jogja memenuhi undangan. Sepulang
dari Magelang, Mayor Kartawi mengumpulkan para perwira dan memulihkan slagorde
Korem 072 ke dalam Kodam VII Diponegoro. Pada hari itu juga bertempat di Korem
072, Pangdam VII Diponegoro Brigjen Suryosumpeno memberikan briving kepada
perwira Korem 072 dan mununjuk Kolonel Widodo yang sebelumnya Asisten IV Kas
Kodam VII Diponegoro untuk memegang pimpinan sementara atau menjadi caretaker
Danrem 072 dengan tugas memulihkan kembali slagorde Korem 072 dan memulihkan
Kolonel Katamso dan Letkol Sugiyono pada jabatannya seperti sebelum terjadinya
G30S. [25]
Dari Magelang, Kol Widodo membawa pasukan pengawal
2 regu BTR Kavelari dan 1 pasukan peleton RPKAD. Keadaan genting hampir memicu
pertempuran terbuka di dalam kota, terutama di saat akan diambilnya jenazah
Katamso dan Sugiyono di markas Batalyon L Kentungan. Penghindaran dari pertempuran
terbuka dilakukan dengan jalan mengirimkan Batalyon L Brigif VI ke perbatasan
Malaysia pada tanggal 18 Oktober 1965, untuk kemudian dilucuti senjatanya
di dalam kapal yang membawa ke Batanghari oleh kesatuan Brawijaya dan di Pematang
Siantar diperiksa oleh pasukan Brawijaya yang lebih dahulu datang.
[26]

Sementara di Jogja, setelah Jon L yang dipimpin Mayor W keluar markas, pada
tanggal 20 Oktober diadakan pencarian dan penggalian kuburan Katamso dan Sugiyono
dan dimakamkan di Semaki. [27]

PASCA PERISTIWA 1965/66
Pilihan untuk mendukung Derev dan kebingungan
bersikap, menjadi jalan simpang perebutan makna simbolik dari slogan progresif
revolusioner. Pernyataan ketua NU pusat di Jakarta yang mengutuk G30S, menjadi
jalan yang dipilih militer anti G30S di bawah pimpinan caretaker Danrem 072
Kol Widodo untuk mengadakan pertemuan dengan pimpinan PNU Jogja,
[28]

untuk kemudian pembicaraan diperluas dengan Muhammadiyah, PSII dan Parmusi.
[29]

Rentang hari antara tanggal 2 sampai 20 Oktober,
di dalam masyarakat muncul penggerombolan massa, perang pamphlet dan rumor
tentang tanda-tanda khusus di rumah-rumah tokoh NU dan PNI.
[30]

Seruan Kedua Djangan bergerombol dan bersendjata diwaktu malam dengan
persetujuan dari Wk. Kepala Daerah DIJ, Paku Alam VIII, dikeluarkan oleh Komandan
Komando Daerah Inspeksi Kepolisian 96 Jogja, Drs. R. Hartono. Satu seruan
berisi untuk menghindakan tindakan sendiri-sendiri oleh ormas, orpol dan golongan
masyarakat dan menghentikan perang pamphlet.
Sejak tanggal 5 Oktober, muncul ungkapan G30S
sebagai gerakan pada para (tentara) petualang yang anti revolusi. Dan pada
tanggal 20 Oktober 1965, diadakan Apel Besar Rakyat Progresif Revolusioner
Jogjakarta di Alun-alun Utara yang diprakarsai oleh Front Pancasila KAP G30S
[31]

dan Gerakan Umat Islam, sebagai bagian dari aksi mengutuk G30S yang kontra
revolusi. Idham Chalid hadir dan secara tegas menyatakan bahwa PKI menjadi
dalang G30S. Carataker Danrem 072, Kol Widodo menguatkan dengan pernyataan
sama.
Setelah apel, massa bergerak menyerbu gedung-gedung
kantor PKI dan ormasnya. Bentrokan fisik terjadi antara orang-orang PKI yang
mempertahankan dan kelompok Islam yang menyerang gedung CHTH (Chung Hwa
Tsung Hwi
) yang menjadi kampus Universitas Res Publika (Ureka) dan kantor
Baperki di jalan Trikora. Danrem 072, Kol Widodo, selaku Pengawas/Koordinator
Pembantu Pepelrada DIJ-Surakarta dan Kedu, menyatakan keadaan darurat militer
dan mengeluarkan pengumunan tertanggal 25 Oktober, PENG-PKPPDD.004/10/1965,
bahwa gerakan G30S adalah gerakan yang dipelopori oleh PKI dengan ormasnya
dan meminta kepada rakyat yang progresif dan revolusioner untuk membantu ABRI
menumpas habis PKI? dan ormas-ormasnya sampai ke akar-akarnya.
Hari-hari berikutnya, tokoh-tokoh Front Pancasila
KAP G30S mendapat pinjaman pistol. href="#_ftn32" name="_ftnref32" title=""> [32]
Sementara massa bergerak melakukan penyerangan dan penangkapan untuk
diserahkan kepada tentara/polisi terdekat untuk dipenjara atau dengan truk-truk
tentara dibawa ke Luweng Si Grubug Gunung Kidul, hutan Kaliwiro Wonosobo atau
dibawa ke pinggiran Sungai Opak untuk dieksekusi. Entah siapa ksatria, atau
paria.

sumber dari Syarikat Indonesia,
saya sengaja tidak mengedit kata G30/S/PKI dengan GESTOK (lain waktu)

MLS

MLS
multi level sedekah

Mengenal Tambang Lebih Dekat

SATU JARINGAN,MULTI BISNIS!

Entri Populer