Senin, November 22, 2010

Pengakuan Bersalah Galileo Galilei


"Saya Galileo, putra Almarhum Vincenzio Galilei, orang Fiorentina berusia 70 th, menghadap langsung ke muka pengadilan ini dan bersujud di hadapan-mu, Yang Mulia Paduka Tuan Kardinal, Jenderal Inkuisitor melawan keburukan bid'ah di seluruh persemakmuran orang-orang Kristiani. 

Di hadapan mata saya dan dengan tangan saya menyentuh ajaran suci, bersumpah bahwa saya selalau percaya, saat ini saya yakin, dan dengan pertolongan Tuhan saya akan memercayai pada masa datang semua yang dipegang, disebarkan, dan diajarkan oleh gereja Apostolik dan Katolik Suci. 

Akan tetapi, setelah diperingatkan oleh Dinas Suci ini supaya melepaskan pemikiran yang salah yang menyatakan bahwa matahari merupakan pusat dunia dan tidak bergerak serta diperingatkan agar agar saya tidak memegang, mempertahankan atau mengajarkan dengan cara apapun, baik secara lisan maupun tertulis, doktrin yang salah tersebut. 

Setelah diberitahukan kepada saya bahwa doktrin tersebut bertentangan dengan Kitab Suci-saya telah menulis dan menyebabkan sebuah buku dicetak yang di dalamnya saya membicarakan doktrin terlarang itu. Dan mengemukakan argumen-argumen kuat, tetapi tanpa pernah sampai pada solusinya. Saya diadili dengan sungguh-sungguh dianggap bid'ah yaitu telah telah memegang dan meyakini bahwa matahari adalah pusat dunia dan tidak bergerak, serta bumi bukanlah pusat dunia dan bergerak.

Dengan harapan untuk menghilangkan kecurigaan dari pikiran Yang Mulia serta seluruh umat Kristen yang beriman, dengan ketulusan hati dan kesungguhan iman, saya tunduk, mengutuk, dan membenci kesalahan-kesalahan serta bid’ah-bid’ah tersebut serta semua dan tiap kesalahan, juga sekte yang bertentangan dengan Gereja Katolik Suci. Saya bersumpah demi masa mendatang, saya tidak akan pernah lagi menyatakan dalam pembicaraan atau tulisan-tulisan hal-hal semacam itu yang dapat membawa saya pada kecurigaan yang sama. Apabila saya tahu bid’ah, saya akan melaporkannya kepada Dinas Suci ini atau pada inkuisitor atau gereja tempat saya berada. Saya juga bersumpah dan berjanji untuk menyetujui dan menjalankan seluruh penebusan dosa yang telah atau dibebankan oleh aturan Gereja dan dekrit-dekrit lainnya, yang umum maupun khusus, terhadap para pelanggar. Tuhan tolonglah saya dan ajaran-ajaran suci-Mu ini, yang kusentuh dengan tanganku sendiri.
Saya tersebut Galileo Galilei bersungguh-sungguh bersumpah, berjanji, dan membatasi diri sebagaimana hal di atas dan dalam kesaksian kebenaran, dengan tanganku sendiri menaati dikumen kesungguhan saya saat ini, dan telah membacakan kata demi kata di Roma, di biara Minerva, pada 22 Juni 1633 M.”
(Galileo, 2005. 145 – 146)

Kamis, November 04, 2010

Masjid Terbesar Di Asia, akan D Injak Dajjal/Obama

Obama mungkin pidato di Istiqlal

Senin, 01/11/2010 19:16:54 WIB
Oleh: Linda T.C. Silitonga & Irsad Sati JAKARTA: Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa mengatakan agenda aktivitas Presiden Barack Obama saat berkunjung di Indonesai pada 9 November 2010 masih terus disusun, termasuk rencana Obama berbicara dengan khalayak umum.

Ketika ditanyakan apakah Obama akan berbicara di Masjid Istiqlal atau di tempat lainnya yang sudah ditentukan,  Marty mengatakan semua itu masih terus dibahas.

“Insya Allah [akan ada agenda Obama berbicara dengan khalayak umum saat berkunjung ke Indonesia],” kata Marty menjawab pertanyaan wartawan di Istana Presiden hari ini.

Dalam kesempatan yang sama Panglima TNI Agus Suhartono mengatakan pihaknya siap untuk melakukan pengamanan selama Obama berkunjung ke Indonesia.

“Saya kira dua hari sebelumnya [sebelum kedatangan Obama ke Indonesia dilakukan security clearance],” katanya. (ln)

Obama Ditolak Datang Ke RI

Mahasiswa Menolak Obama Lantaran Bermasalah
Kamis, 4 November 2010 | 13:52 WIB
A A A Dibaca 73 kali
TOLAK OBAMA
TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN
TOLAK OBAMA – Demonstran dari Badan Koordinasi Lembaga Dakwah Kampus (BKDLK) Jawa Barat meneriakan yel-yel tolak kadatangan Presiden Amerika Barack Obama ke Indonesia di depan Gedung Sate, Bandung, Kamis (4/11). Rencananya Obama akan mengunjungi Indonesia pada 9-10 November 2010 mendatang untuk melakukan pembicaraan resmi dengan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono menyangkut peningkatan hubungan AS dan Indonesia terkait kesepakatan perjanjian hubungan kemitraan komprehensif.
BANDUNG, TRIBUN -  Badan Koordinasi Lembaga Dakwah Kampus (BKLDK) berunjuk rasa di depan Gedung Sate, Kamis (4/11). Pengunjuk rasa berjumlah sekitar seratus orang ini menentang kedatangan Presiden Amerika Serikat (AS), Barack Obama ke Indonesia pekan depan. Mereka meminta agar pemerintah membatalkan rencana pertemuan dengan Obama.

Koordinator Wilayah BKLDK Jawa Barat, Rizki Awal mengatakan, kunjungan Obama ke Indonesia tidak lain hanya untuk mengokohkan kepentingan politik dan ekonomi AS. Pasalnya, Indonesia dianggapa negara yang sangat penting buat AS. Apalagi kedatangan orang nomor satu di AS ini hanya untuk menyetujui perjanjian kemitraan konfrehensif Indonesia-AS.

"Sebenarnya bentuk ril kerja samanya adalah penjajahan terhadap Indonesia. Oleh sebab itu, pemerintah wajib menolak perjanjian itu karena sangat merugikan," katanya.   

Rizki mengatakan, Obama dinilai sebagai presiden dari sebuah negara yang secara jelas tengah menjajah negeri muslim, seperti Irak dan Afghanistan. Bukti terakhir yang mencuat, yakni keluarnya dokumen Wikileaks yang mengungkapkan fakta 400 ribu data terkait perang Irak oleh AS.

"Akibatnya, negara-negara itu kini hancur berantakan. Bukan hanya secara fisik, tapi juga sosial, politik, ekonomi dan budaya. Tidak terhitung besarnya kerugian yang ditimbulkan termasuk jutaan nyawa melayang," ujarnya.

Sosok Obama, tambah Rizki, tidak jauh berbeda dengan Presiden Bush yang kejam dan tangannya berlumuran darah. "Obama memang tamu, tapi tamu itu ada dua macam, tamu yang baik dan tamu yang bermasalah. Obama termasuk tamu yang kedua, karena hingga saat ini dia terus menghancurkan negara-negara muslim dan membunuh rakyat disana," katanya. (fam)

Hari Pembakaran Al Quran International Batal Terlaksana

Terry Jones Batalkan Rencananya Membakar Al Quran
Jumat, 10 September 2010 | 05:26 WIB
 
nydailynews.com
Pastor Terry Jones
TERKAIT:
KOMPAS.com — Akhirnya Terry Jones membatalkan rencananya membakar Al Quran pada peringatan ulang tahun kesembilan tragedi 11 September pada Sabtu (11/9/2010).

Jones yang dianggap pastor oleh 50 orang pengikutnya di Dove World Outreach Center (DWOC), Gainesville, Florida, itu mengaku sudah membuat perjanjian dengan pemimpin Muslim yang memiliki rencana membangun pusat Islam di dekat Ground Zero. "Pemimpin Muslim itu setuju untuk memindahkan lokasi pembangunan menjauh dari Ground Zero," kata Jones sebagaimana warta CNN dan Reuters, Jumat (10/9/2010).

Jones sendiri juga mengatakan kalau dirinya sudah melakukan pembicaraan dengan pemimpin Muslim di Florida, Muhammad Musri. "Saya akan melakukan perjalanan ke New York untuk berbicara dengan pemimpin Muslim di New York, Feisal Abdul Rauf," demikian Terry Jones.

Gereja Amerika Batal Bakar Al Quran
  2010-09-10 13:38:50  CRI
Pendeta Terry Jones dari Gereja Dove World Outreach Center, Florida, AS kemarin (9/9) mengumukan pembatalan rencana pembakaran kitab suci Al Quran yang semula dijadwal pada 11 September mendatang. Sebelumnya Terry Jones berencana menetapkan 11 September sebagai "hari pembakaran Al Quran internasional" untuk memperingati sembilan tahun peristiwa serangan WTC 11 September 2001. Jones menjelaskan, rencana pembakaran Al Quran dibatalkan setelah tercapai kesepakatan dengan golongan Muslim yang mengurungkan pembangunan masjid di lokasi Ground Zero, New York.
Keputusan Terry Jones itu sangat melegakan bagi Presiden Barack Obama dan berbagai kalangan masyarakat. Namun perdebatan seputar pembangunan masjid di Ground Zero dan rencana bakar Al Quran sudah memberikan nuansa luar biasa pada peringatan peristiwa 11 September tahun ini. Politisasi peringatan ini mengundang perhatian masyarakat luas.
Seruan yang menentang aksi bakar Al Quran mencapai klimaks kemarin (9/9). Pemerintah dan kalangan militer AS sama-sama melontarkan kecaman keras terhadap rencana Terry Jones. Presiden AS Barack Obama dalam suatu acara televisi kemarin mengecam keras rencana itu, dan memperingatkan Terry Jones untuk tidak berbuat nekad. Obama menyebut rencana itu bertentangan dengan nilai-nilai yang dianut bangsa Amerika. Hal yang lebih serius adalah, tindakan itu pasti akan memicu kekerasan yang lebih parah di medan perang Pakistan dan Afghanistan, bahkan sangat membahayakan keselamatan tentara AS dan menyebabkan lebih banyak serangan bom bunuh diri.
Menurut laporan media AS, Menteri Pertahanan AS, Robert Gates kemarin mengimbau Terry Jones untuk membatalkan rencana pembakaran Al Quran melalui kontak telepon. Sebelumnya panglima tentara AS dan NATO di Afghanistan, David Petraeus memperingatkan, pembakaran Al Quran hanya akan menyia-nyiakan upaya damai di Afghanistan yang sudah berlangsung selama bertahun-tahun. Tindakan itu tidak ada bedanya dengan kelakuan Taliban, apalagi pasti akan menimbulkan masalah serius di seluruh dunia. Menteri Kehakiman Eric Holder menyebut Terry Jones sebagai "idiot". Menteri Luar Negeri Hillary Clinton menyebut tindakan Jones itu sebagai perbuatan yang sangat memalukan. Penasehat senior Obama, David Axelrod menyatakan rencana pembakaran Al Quran sebagai tindakan yang melawan negara. Juru bicara Departemen Luar Negeri AS, P. J. Crowley menyatakan, rencana itu adalah tindakan provokatif, melanggar nilai dan norma rakyat AS. Ia menghimbau semua warga AS mengutuk rencana itu.
Jaringan pers televisi kabel AS menunjukkan, masyarakat AS perlu segera membiarkan peristiwa yang "bodoh dan absurd" itu lewat, memulihkan kehidmatan peringatan sembilan tahun peristiwa 11 September. Harian Washington Post menunjukkan, peristiwa 11 September semakin memudar dari ingatan rakyat AS. Perdebatan sekitar peristiwa itu juga berubah dari perang anti-terorisme menjadi kebebasan beragama dan Islam. Perdebatan selama berbulan-bulan mengenai pembangunan masjid di Ground Zero dan aksi kontra terhadap rencana pembangunan itu di sebagian wilayah AS mencerminkan ketidakpuasan bahkan sentimen dendam masyarakat AS terhadap umat Muslim.
Walaupun masyarakat AS berpandangan lebih rumit dan negatif terhadap umat Muslim dibanding delapan tahun lalu, namun belum ada gejala yang mengindikasikan meningkatnya arus menentang Muslim. Direktur Pew Research Center, Andy Kohut menunjukkan, tidak sedikit warga AS menganggap Muslim diperlakukan secara tidak adil di AS, dan Terry Jones hanya mewakili segelintir orang di negara itu.

MLS

MLS
multi level sedekah

Mengenal Tambang Lebih Dekat

SATU JARINGAN,MULTI BISNIS!

Entri Populer