Selasa, Juli 14, 2009

Artikel 3 M. Hadi, S.Si.

3. PEMIMPIN

3.1. Pemimpin dan Kepemimpinan

Senin, September 08, 2008

Manusia dilahirkan di bumi tidak memiliki anak dan hanya berdua, yaitu seorang lelaki bernama Adam dan seorang perempuan bernama Hawa. Sebenarnya bukannya kelahiran yang mereka jalani sebagai proses menjadi manusia.

Adam dibuat oleh Allah swt dari sari pati tanah yang dibentuk dengan sempurna, kemudian ditiupkan ruh kedalamnya. Hawa diciptakan dari tulang rusuk Adam oleh Allah swt dicipta menjadi perempuan pendamping dan teman bagi nabi Adam as di surga.

Seorang mukmin tidak akan mengatakan bahwa saya manusia adalah hasil evolusi dari kera, yang menurut teori darwin disebut sebagai hasil evolusi. Tapi seorang mukmin akan mengatakan saya manusia adalah keturunan dari nabi Adam dan Hawa yang kesekian dari hasil percampuran sel sperma ayah dan sel telur ibu saya.

Kekurangan dalam menyampaikan nilai iman akan menjadikan manusia terombang-ambing dalam kebingungan, apalagi doktrin dari teori evolusi telah diungkap oleh ilmu pengetahuan bahwa banyak menimbulkan kebencian kepada suku yang dianggapnya lebih rendah.

Sedangkan keimanan buah dari ilmu agama yang dimilki mengajarkan untuk saling membantu untuk kebaikan dan sabar. Sehingga jika ada bangsa atau suku arogan ingin membinasakan suku yang lain karena dianggap lebih rendah, maka kaum beriman dengan nama agama akan membela kaum yang ditindas untuk mendapatkan hidup yang layak sebagai sesama hamba Allah yang diciptakan dari buah perkawinan yang sah antara laki-laki dan perempuan.

Perbedaan manusia bukanlah dari segi fisik seperti yang diungkapkan oleh teori darwin, namun terletak pada tingkat keimanan. Orang yang beriman akan selalu berhadapan dengan orang yang tidak beriman, atau kita sebut kafir. Nilai kekafiran ini juga akan mendasari tingkat kejahatan yang diperbuatnya terhadap Allah swt, yang berdampak pada manusia yang lain baik yang sama-sama kafir ataupun mukmin.

Manusia adalah makhluk, artinya manusia adalah hasil dari penciptaan. Dan Pencipta adalah Allah swt, Dia bukan makhluk. Dalam ilmu biologi makhluk dibedakan dalam dua jenis yaitu makhluk hidup (biotik) dan makhluk tidak hidup (abiotik).

Perbedaan antara keduanya adalah :
ciri ciri biotik
- memiliki nafas/sistem pernafasan
- memiliki sistem gerak
- memiliki sistem metabolisme
- memiliki sistem komunikasi

ciri-ciri abiotik
- tidak memiliki sistem pernafasan
- tidak bergerak
- tidak bermetabolisme
- tidak berkomunikasi

Hubungan dari kedua makhluk ini adalah sebagai subjek dan objek, dalam tata bahasa Indonesia subjek atau objek ini bisa berupa benda atau bisa juga makhluk hidup. Pengertian lain dari benda dalam bahasa Indonesia sama dengan kata makhluk, hal ini bisa dilihat dari bentuk frase dari "benda hidup" dan "benda tidak hidup".

Dalam pembahasan ini saya mengambil satu pengertian bahwa benda adalah makhluk tidak hidup dan benda hidup saya sebut sebagai makhluk.
Sehingga dalam hal ini saya mengajak untuk memahami tulisan selanjutnya bahwa biotik adalah makhluk dan abiotik adalah benda. Hal ini saya maksudkan untuk mempersingkat dalam penulisan, jikapun tidak maka akan saya gunakan istilah biologinya yaitu biotik dan abiotik.

Sehingga Allah swt sebagai pencipta, Dia menciptakan yang biotik maupun abiotik. Dalam Ilmu agama, terutama Islam, diajarkan bahwa Allah menciptakan Malaikat, Jin, Iblis atau syaiton, manusia, hewan (hewan tingkat tinggi maupun hewan tingkat rendah), tumbuhan (tumbuhan tingkat tinggi maupun tumbuhan tingkat rendah), langit, bintang, matahari, bulan dll, bumi, batu, air, tanah, dll, dan yang ghoib dan nyata lainnya.

Adam dan Hawa pernah di tempatkan oleh Allah swt di surga, yaitu tempat yang di dalamnya menyediakan kesenangan dan tidak ada kesedihan di dalamnya. Namun karena kesalahan Adam dan Hawa memetik buah quldi dan memakannya maka sebagai hukuman Adam dan Hawa disuruh menghuni bumi sampai waktu yang ditentukan.

Artinya bahwa kekekalan surga yang pernah Adam dan Hawa rasakan akan mereka rasakan kembali di saat hukuman di Bumi mereka selesaikan dengan baik.

Bahkan sebelum Bumi ini berakhir atau musnah Adam dan Hawa waktunya untuk menghuni Bumi sudah berakhir, yang kemudian kita sebut dengan kiamat sugro (kematian sudah menjemput Adam dan Hawa dari Bumi).

Sedangkan pesan untuk menghuni bumi ini sebelumnya oleh Allah swt sudah di katakan sampai waktu yang ditentukan. Hal ini berarti bahwa waktu yang ditentukan Allah swt adalah diambilnya nyawa manusia oleh Allah swt (dimatikan oleh Allah swt) dan juga kesudahan kehidupan di bumi selamanya (kiamat kubro).

Di saat Adam dan Hawa menghuni Bumi dan bertemu kemudian keduanya dinikahkan oleh Allah swt dan beranak banyak. Sehingga beliau disebut sebagai Nabi atau pemimpin dari istri dan keturunannya sampai dia meninggal. Maka itu adalah akhir bagi Adam dan belum bagi Hawa dan yang lain.

Ujian pertama Adam dalam kepemimpinan adalah permusuhan dengan anaknya yang tidak mematuhi perintah Adam sebagai seorang Ayah, dan keputusan dikembalikan kepada Allah swt dengan persembahan kepada Allah swt dari anaknya yang berselisih. Dan ternyata anak yang durhaka kepada Adam kalah dalam menyajikan persembahan kepada Allah dengan saudaranya, dan dibunuhnya saudaranya itu sebagai bentuk kekecewaannya kepada keputusan Allah swt. Sampai akhirnya untuk menyembunyikan mayat saudaranya dia belajar dari burung gagak yang bertarung dan mengubur gagak yang mati dalam pertempuran tersebut.

Sejak itu maka Allah swt menjelaskan kepada Adam bahwa sebagian dari kalian akan saling bermusuhan satu dengan yang lain, dan sebagian yang lain akan menjadi utusan Allah swt untuk mendamaikan dan memakmurkan bumi seperti halnya kamu (Adam). Sehingga Adam sudah memulai memimpin dengan perintah Allah swt, dan menurunkan keturunan sebagai pemimpin yang juga diangkat oleh Allah swt yang disebut dengan Nabi.

Pemimpin adalah orang yang dipilih Allah swt untuk memimpin dirinya sendiri dan juga untuk memimpin orang lain. Dalam pengertian agama ada istilah nabi dan juga ada istilah rasul. Adam selain sebagai nabi dia adalah ayah dari anak-anaknya, sehingga dia bertanggungjawab akan anak-anaknya sampai dia beriman atau memilih untuk kafir.

Manusia adalah makhluk, sehingga tidak bisa menciptakan manusia untuk beriman atau kafir. tetapi manusia diberikan ilmu pengetahuan untuk mengajarkan kebaikan dan keimanan sehingga tugas dia sebagai Nabi Allah swt adalah sebagai penyeru agama, sebagai penyeru kebenaran, sebagai penyeru keimanan, dan hasilnya adalah tergantung dari yang menerima seruan tersebut akan beriman atau kafir.

Dengan pemimpin yang ditunjuk oleh Allah swt, maka seruannya adalah seruan kebenaran bukan dosa ataupun bohong. Sehingga bagi yang menolak seruan Nabi sekalipun dia adalah anak Nabi tetap disebut kafir atau orang yang kufur dari keimanan dan kebenaran.

Dan seruan tersebut juga memiliki balasan dari Allah swt, bahwa bagi penyeru kebaikan dan keimanan dan yang mengikutinya akan bisa kembali menghuni surga dan bagi yang kafir akan menghuni neraka. Mereka kekal didalamnya, setelah hidup dibumi yang telah mereka jalani di nilai oleh Allah swt.

Tipikal Kepemimpinan:
NABI
RASUL
KHALIFAH
KERAJAAN/DINASTI
PEMERINTAHAN MODERN
1. PRESIDEN
2. PERDANA MENTRI
DAJJAL/PEMBOHONG

KHALIFAH DIJALAN KENABIAN

3.2. Pemimpin Bukan Pembohong (September 12, 2008)

Allah swt menciptakan manusia pada waktu yang tidak bersamaan, tetapi Allah swt hanya menciptakan Adam kemudian disusul dengan menciptakan Hawa. Setelah itu proses penciptaan manusia oleh Allah swt melalui proses reproduksi, yaitu dibuahinya sel telur istri (wanita) oleh sel spermatozoa suami (laki-laki). Istilah suami istri dikenal setelah proses panjang Adam dan Hawa saling mencari dan ditemukan oleh Allah swt dengan pernikahan.

Sehingga setelah itu sah Adam dan Hawa untuk melakukan hubungan suami istri, yang sebelumnya mereka adalah penghuni surga. Perkawinan selanjutnya adalah antara anak-anak Adam dan Hawa yang disilangkan antara laki-laki dengan saudara perempuan yang bukan kembarannya. Dan untuk saat ini perkawinan antara laki-laki atau perempuan dengan saudara kandungnya sudah tidak di izinkan oleh Allah swt.

Kepemimpinan Allah swt, adalah mutlak, tidak boleh dilanggar, karena bagi yang melanggar dia akan masuk neraka disebabkan kekafirannya. Kecuali setelah kafir dia mau bertaubat dan kembali taat kepada perintah Allah swt dan menjauhi larangan-Nya sebelum ajal menjemputnya. Contoh ketaatan pada perintah Allah swt dan menjauhi larangan Allah swt bisa di lihat pada :

1. Ketaatan Malaikat

Malaikat yang diciptakan oleh Allah swt dari cahaya lebih dulu dari Adam, malaikat mau menaati perintah Allah swt untuk sujud kepada Adam as (allaihissalam), sehingga malaikat disebut makhluk Allah yang paling taat dan tidak pernah melakukan dosa.

2. Ketaatan Adam dan Hawa

Adam dan Hawa taat saat disuruh menghuni surga Allah swt, namun ketaatannya ini ternodai oleh kesalahan yang dilakukan Adam dan Hawa yang taat kepada Syaiton untuk memetik dan memakan buah quldi. Sehingga Adam dan Hawa setelah itu dianggap telah ingkar dari ketaatan kepada Allah swt dan mendapat hukuman. Karena kesalahannya tersebut Adam dan Hawa juga diajari oleh Allah swt untuk bertaubat, yaitu meminta maaf kepada Allah swt, dan tidak mengulangi kekafirannya. Dan sebagai hukuman Adam as dan Hawa harus menghuni bumi sampai waktu yang telah ditentukan.

3. Kekafiran Syaiton

Jin adalah ciptaan Allah swt yang terbuat dari api, dan di saat diperintahkan oleh Allah swt untuk sujud kepada Adam as Iblis dari golongan jin tidak mau, sehingga Iblis kemudian dilaknat oleh Allah swt sebagai makhluk yang ingkar/kafir sampai hari pembalasan tiba yang kemudian disebut sebagai syaiton. Dan syaiton ini yang sampai hari kiamat sebagai musuh yang nyata bagi manusia yaitu keturunan dari Adam dan Hawa. Jin adalah makhluk Allah seperti halnya manusia, yang diperintahkan untuk beribadah kepada Allah swt, dan balasannyapun setelah hari pembalasan tiba.

Kemutlakan kepemimpinan Allah swt ini tidak hanya berlaku disaat Allah swt memerintahkan secara langsung kepada makhluk ciptaannya seperti contoh di atas. Namun perintah Allah swt juga bisa berbentuk perintah tidak langsung, yaitu melalui perantara malaikat kepada Nabi atau Rasul, atau melalui Rasul/Nabi kepada makhluk Allah swt yang lain, dan ada juga yang ghoib. Perintah yang ghoib ini seperti Allah swt telah memerintah lautan untuk bisa dilayari oleh manusia, memerintahkan gunung sebagai pasaknya bumi, dan lain sebagainya.

Manusia saat ini adalah manusia yang lahir setelah nabi Muhammad saw wafat, manusia sebelum nabi Muhammad saw wafat memiliki kitab/ajaran tersendiri tentang perintah-perintah Allah swt kepada mereka. Sehingga di saat Nabi Muhammad saw telah menutup ajaran Islam, manusia yang hidup di zaman itu dan setelahnya sampai pada hari menetap di bumi selesai (hari kiamat) harus patuh pada ajaran tersebut.

Hal ini menurut saya disebabkan :

1. Allah swt memerintahkan Nabi dan Rasul untuk memperbaiki akhlak manusia

2. Nabi yang pertama diutus Allah swt adalah manusia pertama Adam as

3. Nabi terakhir yang diutus Allah swt adalah Nabi Muhammad saw

4. Kitab sebelum nabi Muhammad saw diutus menjadi tidak belaku lagi setelah sempurnanya ajaran nabi Muhammad saw, yaitu kitab Al Quran

5. Sebagai panduan agar bisa diaplikasikan maka Nabi Muhammad adalah contoh yaitu As Sunnah (termasuk Al-Hadist didalamnya).

6. Kitab sebelum Al-Quran tidak boleh dibenarkan ataupun ditolak, namun harus beralih kepada ayat-ayat di dalam kitab Al-Quran dan yang ada dalam As Sunnah dari Nabi Muhammad saw.


Kepemimpinan Nabi adalah kepemimpinan yang didasarkan atas perintah Nabi kepada kaum manusia di zamannya, yang perintah tersebut berasal dari Allah swt. Nabi dalam sejarah manusia sejak Nabi Adam, manusia pertama, jumlahnya sangat banyak. Semua nabi tidak disebutkan dalam kitab Al-Quran dan As Sunnah, namun ada beberapa Nabi yang dikisahkan dalam Al-Quran dan As Sunnah, yaitu : Nabi Adam, Nabi Idris, Nabi Nuh, Nabi Hud, Nabi Sholeh, Nabi Ibrahim, Nabi Luth, Nabi Ismail, Nabi Iskhak, Nabi Yakub, Nabi Yusuf, Nabi Ayub, Nabi Su'aib, Nabi Harun, Nabi Musa, Nabi Ilyas, Nabi Ilyasa', Nabi Daud, Nabi Sulaiman, Nabi Yahya, Nabi Isa as, dan Nabi Muhammad saw. Diantara para nabi-nabi tersebut ada yang diangkat sebagai Rosul Allah swt, yaitu Nabi Muhammad saw, Nabi Isa as, Nabi Musa as, Nabi Ibrahim as, dan Nabi Nuh as. Kelima Rasul ini memiliki kewajiban untuk menyampaikan wahyu dari Allah swt baik langsung atau tidak langsung kepada umat mereka. Mereka memiliki mukjizat yaitu kekuatan yang diberitahukan kepada mereka untuk ditunjukkan kepada kaumnya agar beriman kepada kerosulan mereka.
Dan diantara mereka juga diberikan kitab sebagai pedoman hidup mereka dan umat mereka.


Datangnya Nabi dan Rosul ini sudah terhenti dengan diutusnya seorang hamba Allah swt sebagai Nabi dan Rosul terakhir untuk menyempurnakan agama Allah swt di bumi, yaitu Muhammad bin Abdullah atau Nabi Muhammad saw. Pada masa Nabi Muhammad saw ini ayat-ayat Al-Quran turun secara bertahap disesuaikan dengan permasalahan yang dihadapi manusia saat itu, sampai dinyatakan sempurna oleh Allah swt sebagai kitab terakhir sebagai pedoman hidup manusia. Dalam Al Quran disebutkan bahwa Nabi Isa as tidaklah dibunuh oleh orang-orang Israel ataupun disalib oleh kaum yang lain, namun Isa as diangkat oleh Allah swt sebagai Rosul sebelum Nabi Muhammad saw, Nabi Isa as masih hidup. Dan kehidupan beliau sekarang adalah ghoib bagi manusia, namun dalam sunnah Allah swt dalam hadist-hadist nabi Muhammad saw, Nabi Isa as akan diturunkan kembali ke bumi untuk menyempurnakan hidupnya sebagai manusia dengan tugas, menjalankan syariat Islam yang telah diselewengkan oleh umat manusia. Kedatangan Nabi Isa ini akan kurang lebih bersamaan dengan kedatangan seorang imam dari golongan/keturunan Nabi Muhammad saw yang bernama Muhammad bin Abdullah dan bergelar imam Mahdi. Namun kedatangan keduanya hanya diberitakan dengan tanda-tanda kedatangannya dan untuk waktunya adalah ghoib, hanya Allah swt yang tahu.


Kepemimpinan inilah yang kemudian dinamakan dengan khilafah minhaj annubuah atau kekhalifahan dijalan Nabi, sebagai masa keemasan umat islam sebelum datangnya kiamat atau waktu menetap manusia dibumi selesai. Tentang selesainya waktu menetap ini dalam Al-Quran dan As Sunnah juga hanya diberitakan tentang tanda-tanda yang mendahuluinya. Sedangkan untuk waktu kejadiannya adalah ghoib, hanya Allah swt yang tahu.

3.3. Negara Tanpa Polisi

Landasan Teori

Sebuah masyarakat kecil dengan wilayah dan penduduknya, sekalipun memiliki pemerintahan belum disebut sebagai negara. Negara adalah sebuah wujud nyata dari sebuah komitmen dari masyarakat untuk eksis sebagai sebuah wujud kesatuan, rakyat dengan wilayahnya dan pemerintahan di depan rakyatnya, dan wilayah lain serta negara lain. Eksistensi sebuah negara terbangun dari kebersamaan rakyat dan pemerintah, dalam menjaga dan mewujudkan kehidupan masyarakat negaranya yang adil, makmur dan sejahtera. Tanpa kebersamaan tersebut maka sebagai wujud negara bisa dikatakan sudah tidak bernegara. Hal ini bisa berarti bahwa terjadi perpecahan di dalam wujud negara, bisa dari pegawai pemerintah, pegawai oknum pemerintah, rakyat ataupun negara lain dalam satu wujud negara atau dari bagian wujud negara.

Pertambahan suatu wilayah dan hilangnya suatu wilayah dari sebuah negara memiliki arti bahwa negara tersebut telah berubah dari proklamasi dirinya sebagai negara, sebagai negara yang bertambah wilayahnya maka eksistensinya akan bertambah, dan sebagai negara yang kehilangan wilayahnya eksistensinya akan berkurang. Penggabungan wilayah kesebuah negara merupakan sebuah pilihan hidup dari masyarakat wilayah yang bersangkutan. Jika hal itu memiliki konsekuensi berpisah dari satu negara dan bergabung dengan negara lain adalah merupakan perjuangan kemerdekaan bagi mereka. Sehingga dengan cara apapun sebuah negara akan berubah disaat bagian dari wujud negara berubah.

Perubahan sebuah negara selain disebabkan oleh hilang dan atau bertambahnya wilayah juga bisa disebabkan oleh kekecewaan dari rakyat. Dan hal ini berbeda dengan kekecewaan pemerintah. Kekecewaan pemerintah lebih pada sebuah kebijakan sebagai wakil dari seluruh rakyat dalam sebuah negara, jadi perkataan pemerintah adalah perkataan rakyatnya. Namun disaat perkataan pemerintah sudah tidak sebagai perkataan rakyat maka yang kecewa bukan pemerintah melainkan rakyat. Dan sebaliknya disaat itu pemerintah juga merasakan kecewa karena rakyatnya tidak mau mengakuinya sebagai wakil rakyat atau penyalur lidah rakyat (mengambil istilah di orla). Salah satu cara pemerintah agar tetap menjadi penyalur lidah rakyat adalah menggunakan pegawai pemerintah berupa polisi (terkusus polisi anti huru hara) untuk meredam aksi dan kekecewaan rakyat. Rakyat yang kecewa dan marah di balas dengan kemarahan pegawai pemerintah yang digunakan oleh pemerintah dengan kemarahan pula. Dan korban berjatuhan baik dipihak rakyat maupun dipihak pegawai. Perpecahan negara seperti ini disebut dengan konflik internal negara, yang bisa terjadi antara rakyat dengan rakyat atau rakyat dengan pemerintah. Namun sebagai sebuah negara masih utuh yaitu ada kesatuan wilayah, rakyat, dan pemerintah dan tidak bisa dibilang negara terpecah. Negara akan menjadi terpecah disaat kekecewaan itu kemudian menjadi pemberontakan, artinya rakyat yang kecewa melakukan aksi kekecewaannya itu dengan tidak mengakui pemerintahan dan mendeklarasikan pemerintahan sendiri. Sehingga ada negara di dalam negara.

Tinjauan Teori

Rakyat

Orang perorang yang menghuni sebuah wilayah tanpa pemerintahan tidak disebut rakyat. Jika ada sebuah pulau tidak berpenghuni dan tidak ada negara yang memilikinya maka di saat ada orang menghuni pulau tersebut dan mereka memisahkan diri dari ikatan negara mereka maka mereka bukan rakyat. Di saat mereka bertambah banyak dan mereka membentuk pemerintahan maka yang tidak menjadi pegawai pemerintah disebut dengan rakyat. Namun pengertian ini bisa jadi berbeda dan biasanya untuk menyatukan perbedaan tersebut kemudian diambillah jalan tengah dengan pengertian yang ada di dalam kamus. Rakyat setelah menyadari sudah memiliki negara mereka hidup berkelompok dalam sebuah masyarakat. Masyarakat paling kecil disebut keluarga, yang di dalamnya tidak ada pegawai negara atau pegawai pemerintah, mereka terdiri dari ayah, ibu, dan anak. Hubungan antar keluarga bisa sebagai hubungan keluarga orang tua dan keluarga anak, dengan keluarga mertua, dengan keluarga saudara kandung, dengan keluarga sepupu, dengan keluarga ipar, dengan keluarga sepersusuan, dan juga dengan keluarga yang tidak dalam hubungan pernikahan, darah, ataupun susuan. Hubungan antar keluarga ini kemudian disebut dengan masyarakat tingkat Rt atau Dusun atau Suku. Dalam masyarakat ini ada pegawai pemerintah yang disebut dengan pegawai pemerintah tingkat terendah. Kemudian bentuk masyarakat yang lebih luas lagi berturut turut adalah masyarakat desa, kota kecamatan, kota kabupaten, kota propinsi dan negara. Dan masing masing dipimpin oleh lurah, camat, bupati, gubernur dan presiden. Ini adalah istilah yang saya ambil dari negara Indonesia.

Kekecewaan Rakyat

Dalam kehidupan bernegara di Indonesia, rakyat sebagai obyek pemerintahan dan pegawai pemerintah sebagai subyeknya. Dalam arti bahwa jalannya negara itu di kelola dan dijalankan oleh pegawai pemerintah dan sebagai penerima hasil kerja pegawai adalah rakyat. Ini adalah istilah yang langka, dalam arti bahwa bentuk kekecewaan rakyat bisa jadi berasal dari makna pemerintahan yang sudah berubah. Sehingga rakyat dijadikan subyek pelaku pemerintahan sedangkan pegawai pemerintah sebagai penikmat hasil kerja rakyat. Istilah yang terbalik ini bisa dilihat pada jaman pemerintahan Belanda di Indonesia dengan segala macam sistem yang mereka terapkan selama katanya 350 tahun, pemerintahan Jepang di Indonesia yang katanya berumur seumur jagung, 3 ½ tahun, dan jaman-jaman sesudahnya sampai saat ini yang katanya jaman setelah kemerdekaan RI menjadi NKRI atau Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Bukti apa yang bisa saya berikan jika pegawai pemerintah menjadikan rakyat sebagai subyek pemerintahan?

  1. NKRI diproklamasikan 17 Agustus 1945 dan rakyat masih berjuang sedangkan pegawai pemerintah bersenang-senang dengan mendapat berbagai fasilitas hidup sampai anak turunnya, pensiun ataupun kemudian sebagai warisan orang tuanya.
  2. Rakyat dihadapkan dengan rakyat hasil dari perjanjian-perjanjian/keputusan yang dibuat pegawai pemerintah.
  3. Rakyat dijadikan alasan sebagai subyek yang tidak bisa menerima perjanjian/keputusan pegawai pemerintah dan dibunuh oleh pegawai pemerintah sebagai pemberontak, dengan atau tanpa perlawanan. Dan menyerah atau kemudian mati sebagai pemberontak.
  4. Rakyat menderita dalam pelanggaran perjanjian/keputusan yang dilakukan oleh pegawai pemerintah ataupun oknum pemerintah tidak banyak yang memperjuangkannya (utang luar negeri dll)
  5. Rakyat melakukan perlawanan terhadap penjajah/pegawai yang tidak amanah dengan membentuk laskar-laskar tanpa meminta dan menginginkan gaji sebagaimana pegawai
  6. Rakyat dijadikan subyek dalam PEMILU sedangkan pegawai pemerintah tidak ikut serta
  7. Rakyat diwajibkan membayar pajak sedangkan pegawai pemerintah memakan pajak
  8. Rakyat menuntut perbaikan ekonomi pegawai pemerintah tidak bisa memenuhi
  9. Rakyat ingin kedamaian pegawai pemerintah tidak bisa mewujudkannya
  10. Rakyat ingin bahagia pegawai pemerintah tidak bisa mewujudkannya

Polisi

Setiap pegawai pemerintah baik sipil atau militer adalah bagian dari masyarakat. Pemimpin dalam masyarakat baik sipil atau militer mereka dituntut menjadi pengayom rakyat. Polisi dalam hal ini tidak masuk dalam pegawai sipil dan juga tidak masuk dalam pegawai militer. Polisi keberadaannya tidak jelas, bahkan kerjanya adalah serabutan baik milik sipil dan militer dikerjakannya. Polisi sebenarnya aparat yang dibentuk untuk menertibkan, dan itu adalah sistem kolonial punya. Kenapa rakyat tidak bisa dekat dengan pemimpin karena ada polisi yang mencegahnya, polisi seolah-olah mengubah hidup bermasyarakat dalam satu negara ini dengan tata tertib. Seolah-olah jika sudah ada tata tertib dan ada polisi yang menjaga tata tertib tersebut semua rakyat diam dan patuh. Kepatuhan yang kemudian menjadikan rakyat hanya patuh jika ada polisi, dan tidak patuh pada norma bermasyarakat yang terikat bukan karena aturan tata tertib tertulis dalam undang-undang namun dalam keyakinan beragama masing-masing orang dan masyarakat.

Ditugaskan dalam tugas militer mereka para polisi berontak, dan ditugaskan dalam masyarakat sipil mereka diberontak. Tugas mereka dan hilangnya mereka tidak berpengaruh dalam kehidupan bernegara.

Polisi Militer

Mengadili para militer yang melanggar peraturan, baik di dalam institusi militer maupun diluar institusi militer. Mereka telah menempatkan diri tidak sama dengan rakyat, dengan pengadilan yang tertutup dan tidak diketahui oleh rakyat. Sedangkan institusi militer dibuat dari rakyat, sedangkan kesalahan yang dilakukan bisa berarti juga kesalahan yang bisa terulang. Namun karena tidak diberitahukan maka hukum militer hanya milik para militer, tidak untuk keluarganya sekalipun apalagi rakyat di luar keluarganya. Bahkan mereka dibunuhpun tidak ada yang tahu, karena semua dalam lingkaran yang tertutup. Lihat pembunuhan oleh orang sipil dipublikasikan dan diadili sebagai rakyat, dan untuk itu polisi militer dihapuskan agar militer sungkan bukan hanya di dalam tubuh militer untuk berbuat jahat namun juga di luar tubuh militer. Dan jangan jadikan rakyat sebagai subyek untuk melaporkan kejadian kejahatan militer kepada PM, karena militer memilih pengadilan militer. Militer tanpa rakyat tidak akan berani berperang, akan membela siap mereka berperang?. Negara tanpa rakyat juga tidak akan menjadikan utuh negara. Kembalikan pengadilan kepada lembaga pengadilan baik pelanggaran orang militer apalagi orang sipil. MK dan MA hanya satu sipil, sehingga tidak ada alasan mempertahankan pengadilan militer. Biarkan mereka memilih sebagai sipil atau memilih kembali ke tugas membela negara sebagai tugas seorang militer.

ISI

Tugas polisi telah masuk dan memasuki pada tugas siskamling, militer untuk negara. Tugas polisi telah masuk pada tindak kejahatan yang menjadi tugas pengadilan untuk menetapkan dan memutuskan orang bersalah atau tidak. Tugas polisi mengungkap kejahatan telah berubah menjadi fitnah, karena bukti-bukti yang dibuat-buat. Sekali menyebar fitnah maka seterusnya akan menyebar fitnah. Tugas polisi lebih kejam dari penjajah, mengintimidasi, mengintai, menyiksa, dan membunuh rakyat yang dicurigai. Dan pekerjaan orang mencurigai adalah pekerjaan setan, dan tidak dengan berpikir positif dan memang tidak perlu lagi bagi polisi memperbaiki diri dengan akan menegakkan supremasi hukum atau akan berpikir positif atau lebih ekstrim lagi akan memperbaiki kerja polisi. Sudah cukup bagi polisi, tidak perlu lagi ada pejabat baru polisi yang dilantik bilang akan memperbaiki kerja polisi. Karena kenyataannya kerja polisi tidak bertambah baik. Silahkan keluar dari pemerintahan dan jalankan kehidupan sebagai rakyat, sebagaimana orang-orang yang kalian peras hartanya kemudian kehilangan pekerjaan dan tidak mendapatkan perhatian dari negara.

Cukup bagi kalian ilmu yang sudah kalian dapat dari institusi kepolisian untuk menjalani hidup sebagai rakyat, tidak perlu uang pensiun. Karena institusi kepolisian adalah dihapus dengan tidak hormat beserta semua anggotanya tanpa adanya uang pensiun dan di cabutnya semua penghargaan kepada mereka. Dan pilihan selanjutnya adalah akankah mengulangi sebagai polisi, menjadi rakyat yang jahat atau menjadi rakyat yang baik dengan tanpa pesangon setelah pemecatan tidak hormat semua anggota polisi dan pembubaran institusi polisi.

Mari berjuang untuk penghapusan pajak, untuk Negara Indonesia menuju Negara Modern

From Freedom or Death

KESIMPULAN

Negara Tanpa Polisi

Pada hakikatnya arti sebuah negara adalah terbentuk karena memiliki wilayah, memiliki pemerintahan, dan memiliki rakyat yang bertekat untuk menjadi negara dan mendapatkan pengakuan dari negara lain dan dunia internasional. Pemerintahan dari sebuah negara merupakan pengemban amanah untuk menjalankan pemerintahan dari tingkat rendah sampai tingkat negara. Kekuasaan pemerintahan yang dimiliki digunakan semaksimal-maksimalnya untuk mensejahterakan rakyat. Pada zaman kolonial pemerintahan banyak menyengsarakan rakyat sehingga pemerintah membentuk badan polisi untuk mengendalikan rakyat yang bergejolak. Dan ternyata sampai saat ini polisi masih dipertahankan padahal dalam sejarah bangsa ini, rakyat adalah yang menjadi pemilik negara ini. Dan telah konsisten untuk menjadikan negara ini berdasarkan hukum bahkan untuk bisa didasarkan atas agama. Sehingga kesalahan dari semua anggota negara termasuk pemimpin bisa dihadapkan kepada institusi hukum atau didepan hukum agama. Dan hal ini terhalang oleh adanya polisi yang tidak memiliki hak untuk menjatuhkan hukuman dan penyelidikan, namun semua adalah dikembalikan kepada hukum di pengadilan berdasarkan saksi. Tanpa ada olah TKP, rekayasa, dan salah tangkap.

Dulu polisi banyak ditugaskan untuk menjaga obyek-obyek negara dan pemimpin negara, agar terhindar dari serangan kolonial dan pemberontak. Dan adanya polisi sekarang juga tidak lepas dari tugas itu. Dan rakyat dijadikan obyek sebagai yang dicurigai akan mengadakan pemberontakan dan pembangkangan kepada pemimpin-pemimpin negara. Sekarang polisi mengatakan sendiri repot jika menjaga pemimpin, padahal pemimpin sekarang tidak ingin dijaga karena ingin dekat dengan rakyat. Kenapa mempertahankan polisi?

Sungguh miris mengikuti kerja polisi yang tersiar dari TV, salah tangkap padahal yang ditangkap sudah dipaksa dan diinterogasi, diintimidasi apakah ini bukan pelanggaran HAM? Apakah atas nama tugas dari negara mereka terlepas dari hukum? Sebagai negara yang berdasarkan hukum semua warga negara tidak ada yang kebal hukum sekalipun Presiden. Tirulah zaman-zaman Ke nabian Muhammad saw, kekhalifahan, semua kembali kepada hukum. Di zaman Nabi Muhammad saw, beliau mengatakan seandainya Fatimah anakku mencuri maka aku akan potong tangannya. Di zaman Khalifah Ali, beliau rela menerima hasil keputusan Hakim yang memenangkan pencuri baju besinya karena saksi dari pihak Khalifah Ali tidak bisa diterima karena masih saudara dekat (anaknya sendiri). Mana pengadilan yang seperti ini di Indonesia yang diproklamasikan sejak 1945 ini? Dan mana pemimpin yang bisa seperti mereka?

Hanya pemimpin yang memiliki pandangan kedepan yang jernih yang akan mewujudkan ide ini. Dan seperti Pahlawan Ir Soekarno pernah katakan bahwa para pahlawan itu rela mengorbankan harta, dan jiwa untuk sebuah ide.

3.4. Negara Tanpa Pajak

Pajak menurut sejarah di Bangsa Indonesia sudah dapat ditemukan sejak bangsa ini belum bersatu menjadi sebuah negara Indonesia. Pajak diartikan sebagai harta yang diambil oleh penguasa dari rakyat. Dan atau harta yang diambil oleh penguasa yang lebih besar kepada penguasa yang ada di bawah kekuasaannya. Dan sebagai ciri khas dari pajak ini adalah berdasarkan kekuasaan dari penguasa memaksa kepada rakyat untuk membayarkan harta tersebut dengan tepat waktu, jika tidak maka beban yang ditanggung rakyat semakin besar karena keterlambatan dalam memberikan pajak kepada penguasa.

Kewajiban ini ternyata setelah semua bekas kerajaan dan atau kesultanan di daerah Indonesia menyatakan bersatu dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia, istilah dan praktek pajak tersebut terus dijalankan. Dengan berdalih untuk pembangunan dan membayar gaji pegawai pemerintah sampai pensiun mereka. Negara bukan perusahaan yang dapat menghasilkan keuntungan usaha untuk membiayai pembangunan dan gaji pegawainya. Pemerintah yang menjalankan pemerintahan ini sebagai penguasa atau pimpinan negara tidak memiliki solusi untuk menghentikan kewajiban pajak tersebut.

Kekuasaan setelah adanya kewajiban membayar pajak rakyat kepada penguasa di dunia ini pernah ada dengan menggunakan hasil rampasan perang, sodakoh, infak, dan zakat serta pajak dari rakyat kepada penguasa sebagai pelaksana negara. Semua harta tersebut disimpan seperti halnya sekarang di dalam kas negara. Hasil rampasan perang ada jika penguasa bersama rakyat menang dari peperangan dan mendapatkan hasil rampasan perang, infak dan sodakoh adalah pemberian orang-perorang kepada negara, zakat diambil sebagai kewajiban bagi umat muslim yang mampu dan telah mencapai batas sebagai pemberi zakat, dan pajak diambil dari nonmuslim yang menyatakan tunduk pada kekuasaan seorang muslim. Pemerintahan pada zaman Nabi Muhammad saw, Kekhalifahan Khulafaurrashidin, tidak jauh dari menerapkan hukum dari harta rampasan perang, infak, sodakoh, zakat, dan pajak ini sebagai bentuk ketataan pada perintah Allah swt menjalankan hukum Allah swt di bumi atau di negaranya.

Sebagai negara yang memiliki pemimpin muslim dan berpenduduk muslim terbesar se dunia, tidak ada hal yang menghalangi bagi penerapan hukum Allah swt dalam menjalankan pemerintahan ini. Dan sebagai warga negara yang tidak muslim dan mengakui kepemimpinan pemimpin muslim di negeri ini maka hukum Allah swt yang dijalankan pemerintah untuk mereka menjadi pilihan, jika bersedia maka mereka tunduk dengan hukum Allah swt tersebut, jika tidak maka mereka bisa memilih untuk menjadi warga negara lain yang mau menerima mereka sebagai warga negaranya.

Sebuah kesalahan adalah tidak benar, dan tidak benar jika terus dijalankan dalam kesalahan. Namun sebuah kesalahan harus menerima kebenaran dan menjalankan kebenaran tersebut. Dan orang yang menjalankan kesalahan disebut sebagai orang salah, sedangkan orang yang menjalankan kebenaran disebut orang benar. Hukum untuk menentukan kebenaran dan kesalahan bukan dari buatan manusia tetapi buatan Allah swt. Sehingga yang menyelewengkan dan mengganti hukum tersebut disebut orang salah. Dan wajib menerima hukuman atas kesalahannya atau bertobat kepada Allah swt.

Dalam posting saya Negara Lupa Negeri atau Negeri yang Dilupakan Negara dan Dunia dan Kota banyak saya ungkapkan tentang definisi sebuah negara, dan pemerintahan. Dalam sub judul negara ini saya akan lebih banyak mengulas akan sejarah dari beberapa negara dalam menjalankan dan memerangi pajak.

Sejarah Negara Majapahit di Jawa, Negara Sriwijaya di Sumatera, dan Negara Singasari di Nusantara menjalankan kekuasaannya berdasarkan keturunan, sehingga terjadi perpecahan dikarenakan perebutan kekuasaan. Baik secara langsung oleh anak-anak Raja atau melalui tangan orang lain yang menggunakan mereka sebagai simbol Raja.

Setelah kerajaan-kerajaan tersebut, di Nusantara ada kerajaan pertama islam dengan sistem kekhalifahan, dan karena ada di wilayah di bawah kekhalifahan maka negara ini berbentuk kesultanan. Sebelum berdiri negara Demak, ada sebuah cerita di bagian negara Majapahit tentang penentangan pajak oleh rakyat.

Dia bukan dari rakyat kebanyakan, namun dia merupakan keturunan dari seorang Tumenggung di wilayah Negara Majapahit. Dia banyak mendapatkan ilmu pendidikan dari guru-guru agama islam, bahkan ada penasehat dari Ketemenggungan tersebut yang menggunakan hukum islam untuk menghakimi kaum muslim yang melanggar perintah Allah swt di daerah Ketemenggungan tersebut.

Setelah rakyat ini dewasa, dan berani mengemukakan idenya sendiri serta mampu mempertahankannya, dia memilih jalan sendiri. Dia pergi keseluruh pelosok wilayah kekuasaan orang tuanya dan banyak melihat kelaparan, sehingga pilihannya tidak hanya dibicarakan namun kemudian dilaksanakan dengan membagikan beras kepada rakyat yang kelaparan tersebut.

Dia menjalankan idenya dengan sembunyi-sembunyi, dia memakai topeng agar orang yang melihatnya tidak mengenalinya. Dia mengambil harta pajak yang dikumpulkan dari rakyat ayahnya untuk dibagikan kembali kepada rakyat. Setiap kali ayahnya akan mengirim harta pajak kepada penguasa Negara Majapahit jumlahnya selalu berkurang dari jumlah yang telah dikumpulkan.

Dia bergerak sendiri, dan tidak ada orang yang tahu akan gerakannya. Sampai suatu saat Ayahnya menyuruh untuk menyelidiki dengan sembunyi-sembunyi siapa yang mengambil harta pajak yang akan dikirim ke Negara Majapahit. Hilangnya harta pajak ini telah menggoncangkan kekuasaan Ayahnya, dan terjadi saling curiga diantara pembantu-pembantu Ayahnya, dan sampai juga ke penguasa di Negara Majapahit. Dengan kesigapan para prajurit ayah pemuda tersebut, dia akhirnya tertangkap, dan sebagai seorang muslim dia kemudian dihukum potong tangan. Namun karena dia melakukannya baru pertama kali dia mendapatkan keringanan dengan di pukul rotan kedua tangannya sebanyak 100 kali.

Dia adalah Raden Sahid, setelah dia mengembara, keluar dari keluarga dan wilayah kekuasaan ayahnya, dia mendapatkan guru agama bernama Sunan Bonang. Dan setelah Raden Sahid matang ilmunya dia kemudian diangkat menjadi sunan sebagai seorang dai di daerah Jawa, dan Nusantara, bahkan menurut riwayat sampai ke Malaysia dan Negara-negara Tetangga Indonesia sekarang ini. Dia dikenal dengan nama Sunan Kalijaga.

Dan kemudian dengan ijin Negara Majapahit para Sunan mendirikan negara sendiri yang berbentuk Kesultanan, lepas dari Negara Majapahit termasuk bebas pajak kepada Negara Majapahit, dan bebas dari memungut pajak rakyat. Yaitu dengan Sistem Islam sampai kerajaan ini kalah perang melawan penjajah dan hilang dari sistem islam di Indonesia sampai saat ini.

PILIHAN GANDA BAB 3

1. POLISI MUSUH PEMERINTAH ATAU MUSUH NEGARA ATAU MUSUH RAKYAT?

A. MUSUH SALAH SATU DARI MEREKA ATAU MUSUH SEMUANYA

B. BUKAN MUSUH SALAH SATU DARI MEREKA ATAU BUKAN MUSUH SEMUANYA

2. PAJAK DARI RAKYAT

A. DIHAPUSKAN

B. DITERUSKAN

3. PEMIMPIN ADALAH

A. PILIHAN TUHAN

B. TEMAN SETAN

4. PEMIMPIN ADALAH BERSIFAT DAN SIKAP?

A. JUJUR

B. BOHONG

4. PUISI, TIGA PILAR, dan KESEJAHTERAAN

4.1. SIAPA ANDA?

Selasa, April 21, 2009

NASIONALISME DAN PATRIOTISMEMU HILANG SUDAH

SIAPA ANDA?
ANDA MEMILIKI PROFIL
PROFIL ANDA MENYEBUTKAN PEKERJAAN ANDA
ANDA MENULISKAN RI SEBAGAI PERUSAHAAN ANDA
SIAPA ANDA?
ANDA BERNAMA SUSILO BAMBANG YUDHOYONO
YA ANDA SERING DI SAPA SBY
ANDA PERNAH DIDIDIK OLEH NEGARA INDONESIA
RI ADALAH REPUBLIK INDONESIA
SIAPAKAH ANDA?
JENDERAL SUDAH SELESAI, SEKARANG MEMILIKI KEDUDUKAN PRESIDEN
APA KEKURANGANMU MENGENAI PENGETAHUAN REPUBLIK INDONESIA
SEBAGAI INSAN INDONESIA

JIWA KUPERTARUHKAN UNTUK MEMBELA RI
NYATAKAN SIAPA DIRIMU?! SEBELUM AKU MENGAJAKMU
MENUMPAHKAN DARAH DINEGERI INI!
RI ADALAH INSTITUSI NEGARAKU BUKAN PERUSAHAAN, KATAKAN!!!
MERAH DARAHKU DAN PUTIH JIWAKU
SEPERTI BENDERA RI MERAH PUTIH INGAT MANTAN JENDERAL!!!
AKU MENUNGGU JAWABANMU!!

4.2. PERBEDAAN

BERBEDA

SEPERTI

YA

SEPERTI ATAU MIRIP ATAU SERUPA

TAPI TAK SAMA

ORANG BILANG ITU MIRIP

ORANG LAIN BILANG SEPERTI

DAN YANG DIBILANGIN BILANG SERUPA

YANG LAIN BILANG TIDAK SAMA

YANG DENGAR BILANG BEDA

YA

TAPI MIRIP!

TIDAK,

ITU BEDA!

MIRIP!

SAMA.

BEDA!

MEMANG KEMIRIPAN DAN KESERUPAAN BUKAN HAL YANG SAMA

MEMANG BERBEDA BUKAN BERARTI TIDAK BOLEH DIKATAKAN MIRIP

DAN

MEMANG MIRIP ITU BERBEDA

MEMANG MIRIP ITU TIDAK SAMA

THE END

KEMBAR.

4.3. Tiga Pilar Negara

Negara terbangun atas 3 pilar, yaitu: Wilayah, Rakyat, dan Pemerintah. Wilayah dalam suatu Negara dibatasi oleh batas wilayah yang jelas, dan menjadi kesepakatan antar Negara yang bersangkutan.

Rakyat adalah semua orang yang menghuni wilayah Negara, dan dengan suka dan rela menjadi warga Negara, dan Pemerintah adalah orang-orang dari rakyat yang mengemban amanah menjalankan institusi Negara, dari mulai Presiden sampai Ketua RT.

Di mana letak DPR?

Pada masa penjajahan Belanda, Negara Indonesia tidak memiliki Wilayah, Indonesia tidak memiliki Pemerintah, rakyat Indonesia menjadi warga Negara yang wilayahnya diambil Penjajah dan diatur oleh pemerintah penjajah. Orang Indonesia yang kooperatif dijadikan perantara kepentingan Pemerintah dengan Rakyat dan juga sebaliknya. Mereka menjadi orang yang tidak sepenuhnya menyalurkan kepentingan rakyat, walaupun ada dari mereka yang memperjuangkan rakyat di bawah jabatan yang di dapat dari Penjajah.

Bentuk Penjajahan dan kondisi yang terbangun dari Penjajahan tidak bisa dipandang sebelah mata saja dari kepentingan rakyat, tetapi juga bisa dilihat dari kepentingan penguasa sebelum penjajahan menguasai Indonesia.

Sebagian besar bentuk pemerintahan sebelum wilayah Indonesia menjadi milik Penjajah adalah dalam bentuk Kesultanan. Banyak Kesultanan yang telah ditulis dalam sejarah bangsa Indonesia mempertahankan wilayah Indonesia dari Penjajahan. Kesultanan Banten, Kesultanan Demak, Kesultanan Ternate, Kesultanan Minang, Kesultanan Banjar, Kesultanan Mataram, Kesultanan Nangro Aceh Darussalam, dll adalah Negara yang menggunakan Al Quran dan As Sunnah sebagai pedoman hidup bernegara.

Penjajah dari Eropa yang sampai ke Indonesia adalah Negara yang telah menang dalam peperangan melawan Kekhalifahan Islam di Eropa. Negara Belanda merupakan Negara yang belum pernah ditaklukkan oleh Kekhalifahan Islam di Eropa, Hingga akhirnya kekhalifahan islam di Andalusia kalah, di Granada juga kalah, sehingga Negara-negara Non Muslim kemudian menginvasi Negara-Negara Islam termasuk yang ada di Benua Asia. Kedatangan Penjajah Belanda ke Negara Islam di Indonesia di tentang oleh kerajaan Islam karena merusak perdagangan yang sudah terbangun.

Di Indonesia peperangan melawan penjajah mengalami pasang surut seiring dengan pemimpin-pemimpin yang ada. Di saat pemimpin mengajarkan peperangan maka rakyat akan ikut berperang, di saat pemimpin mengajarkan kooperatif maka rakyat juga akan kooperatif hingga akhirnya Negara jepang mengalahkan Belanda dan menduduki Indonesia yang sudah dalam bentuk kemajemukan suku dalam satu wilayah Negara yang besar bernama Hindia Belanda yang kemudian diganti dengan Indonesia.

Perjuangan melawan penjajahan Jepang masih menggunakan kooperatif sesuai instruksi pemimpin rakyat, sampai akhirnya Jepang kalah Perang dalam PD II sehingga Jepang menyerah kepada sekutu, dan Indonesia memproklamasikan diri menjadi Negara Indonesia berbentuk Republik tanggal 17 Agustus 1945.

Kemenangan sebuah perjuangan bukan hanya di dasarkan pada pembelaan pada rakyat semata, namun butuh pemimpin dan setrategi yang tepat pada kondisi yang dihadapai. Go Freedom!

MENUJU KESEJAHTERAAN

Oleh M. Hadi, S.Si.

Negeri Yogyakarta, Selasa 19 Mei 2009

Muhajirin

Tanah subur, banyak rempah-rempah, rakyat hidup dalam kesejahteraan. Siar agama disampaikan keberbagai penjuru tanah air bahkan kemancanegara. Sebuah peradaban yang dibangun dari perjalanan dagang orang-orang muslim ke tanah air Nusantara. Perdagangan yang kemudian membuahkan persahabatan, pernikahan dan bertatanegara. Para pedagang Nusantara senang dengan kejujuran orang-orang muslim/mukmin dalam persahabatan, perdagangan, pernikahan dan bertatanegara.

Penduduk Nusantara menyambut gembira kedatangan mereka baik sebagai seorang pedagang, seorang ahli bangunan, ahli seni, ahli perang, ahli bercocoktanam, ahli bertatanegara, dll dan memberikan mereka ijin untuk menetap di Nusantara. Penduduk yang memiliki tanah ada yang dibeli oleh orang-orang muslim dari mancanegara untuk didirikan bangunan tempat tinggal dan berdagang. Saya sebut saja para pendatang muslim ke Nusantara ini sebagai kaum Muhajirin, dan penduduk Nusantara yang menyambut kedatangan mereka sebagai Anshor. Perpaduan mereka ditanah air sebagai orang muslim menjalankan aktifitasnya dalam keseharian sebagai muslim.

Sholat, Zakat, Puasa, Infak, Shodakoh, Haji, bermuamalah mereka kerjakan sesuai ajaran agama Islam, sehingga ibadah kaum muhajirin ini banyak kemudian dikenal dan dipelajari hingga kemudian diyakini sebagai ajaran agama kaum Anshor. Sebagai sebuah aktifitas mereka tentu memiliki pemimpin, pada era abad 14 M kekhalifahan Islam kuat, sebagai salah satu adidaya. Khalifah mampu menggerakkan para da’i keberbagai penjuru dunia. Mereka membawa perintah khalifah untuk menyiarkan Islam ke daerah-daerah yang masih belum mengenal Islam. Sehingga kerajaan-kerajaan yang kemudian berhasil muhajirin sampaikan ajaran Islam dan menerima agama Islam kemudian menjadi kesultanan yang juga berada di bawah kekhalifahan.

Kesultanan-kesultanan di Nusantara merata di pulau-pulau besar dan kecil di Nusantara, sehingga penerimaan agama Islam oleh penduduk Nusantara menyebar rata seperti Indonesia sekarang ini. Hanya saja kekhalifahan Islam mengalami kelemahan, yaitu perebutan kekuasaan dari keturunan yang berbeda dan juga dari kerajaan-kerajaan Kristen Eropa. Sehingga pada abad ke 15 M banyak dari bawahan kekhalifahan di Indonesia menjadi sasaran penyerangan oleh tentara Kristen Eropa. Kemenangan mereka di benua Eropa terhadap kekhalifahan Islam meluas sampai kedaerah-daerah kekuasaan kekhalifahan yang ada di Nusantara.

Kedatangan kaum Kristen Eropa ini berhasil menguasai Malaka, kemudian kesultanan di Nusantara satu demi satu menjadi jajahan Eropa. Penjajah Eropa yang paling lama di Nusantara adalah penjajah dari negeri Belanda. Mereka merubah kesultanan sebagai penyampai keputusan-keputusan dari penjajah. Sehingga kesejahteraan yang pernah rakyat rasakan di bawah kesultanan menjadi kesengsaraan di bawah kekuasaan penjajah. Sehingga kesultanan tidak lagi bisa menjalankan syariat Islam dan mereka hanya dijadikan sebagai perisai kekuasaan penjajah disaat rakyat berontak.

Banyak dari putera-puteri kesultanan yang kemudian melawan kesultanan dikarenakan taktik penjajah Eropa terutama dari negara Portugis, dan Belanda. Mereka berperang untuk mewujudkan kesejahteraan kembali namun bermusuhan dengan saudara dan kerabat sendiri baik dari kalangan rakyat maupun keturunan sultan. Banyak kemudian hal ini dijadikan bahan publikasi bahwa bentuk kesultanan adalah kerajaan, sehingga banyak publikasi yang menyebutkan raja kesultanan dan hal ini menjadi wajar dan lumrah, karena memang mereka dalam kelemahan dan terdholimi.

Orang yang terdholimi tidak bisa membela dirinya sendiri namun butuh pembelaan dari orang lain. Peperangan melawan penjajah yang menggunakan perisai orang Nusantara bisa dikatakan berkaitan dengan agama, dan kedudukan. Bagi mereka yang beragama sama dan menginginkan bagian dari kedudukan penjajah mereka menjadikan negaranya sebagai negara yang dijajah. Mereka tidak merasa terdholimi namun ikut mendholimi, sehingga perjuangan mensejahterakan rakyat untuk merdeka dari penjajah melakukan perjuangan sampai mati.

Para pejuang ini rela mati untuk mengusir penjajah yang berbeda dengan bangsawan dan rakyat yang berpihak kepada penjajah, keberadaan para bangsawan dan rakyat yang membela penjajah inilah yang disebut dengan pengkhianat perjuangan kesejahteraan. Para pengkhianat ini mencari kesejahteraan sendiri dengan ikut mendholimi rakyat dan bangsawan yang berjuang untuk merdeka dari penjajahan. Para pengkhianat merelakan diri untuk melacurkandiri atau menjualdirinya kepada penjajah. Para pengkhianat berbuat dholim sama seperti penjajah, mereka sama-sama memeras harta pejuang, membunuh keluarga, sanak famili pejuang dan membunuh para pejuang. Hingga akhirnya perjuangan para pejuang menjadi kendor, dan sedikit pengikutnya.

Pejuang

Selama perjuangan merebut kemerdekaan dari penjajah dengan kekerasan tidak berhasil para pejuang kemudian menghentikan cara-cara kekerasan. Mereka tidak seperti pengkhianat yang terus menerus menggunakan jabatannya untuk memeras dan mendholimi rakyat.

Sejarah perjuangan para pejuang yang saya sebut sebagai mujahid mujahidah antara lain Tuanku Imam Bonjol, Pangeran Diponegoro, Pangeran Antasari, Cut Nyak Dien, Cut Mutia, yang perjuangannya telah menghabiskan harta yang besar dari penjajah dan berakhir dalam skenario pengkhianatan. Mereka ditangkap, di saat menghadiri undangan damai, kemudian diasingkan, dan juga dibunuh karena pengkhianatan. Hal ini menjadi pelajaran berarti bagi penerus-penerus mujahid mujahidah tersebut.

Mereka memiliki niat dan tujuan mensejahterakan rakyat dengan jalan merdeka dari penjajahan dan memenangkan pertempuran melawan pengkhianat. Sudah barang tentu perjuangan ini seperti tidak terlihat karena memang tidak dalam perjuangan fisik. Hanya Allah swt yang mengetahuan niat tulus dari penerus mujahid mujahidah ini. Karena hanya Allah swt yang mengetahui yang diutarakan ataupun tidak diutarakan manusia dengan pasti dan benar.

Setelah 1945 terbentuklah gabungan banyak pulau kecil dan besar dari sabang sampai merauke menjadi negara Kesatuan Republik Indonesia. Sampai akhirnya pada pembukaan konstituante Presiden RI Soekarno mengatakan bahwa kemerdekaan ini sebagai jembatan emas menuju kesejahteraan, jangan sampai salah jalan karena setelah kemerdekaan akan ada 2 jalan yang satu menuju kesejahteraan dan yang satu anti kesejahteraan.

Pada tahun 2009 menjelang pemilu presiden ke 7 Negara Kesatuan RI akan dibawa menuju kesejahteraan rakyat. Sebagai penerus mujahid mujahidah perjuangan menuju kesejahteraan perlu mempersiapkan diri untuk berjuang dengan harta dan nyawa. Kesejahteraan sudah lama sekali dirasakan yaitu sebelum para pemimpin dan rakyat Indonesia saat ini dilahirkan. Yaitu dimasa kekhalifahan, dimasa kesultanan di Nusantara. Setelah menapaki jembatan emas kita di bawa ke dalam reformasi dan sekarang akan di bawa dalam kesejahteraan. Semoga Allah swt memberikan kekuatan dan kekompakan para pejuang untuk mewujudkan cita-cita mujahid mujahidah menuju masyarakat Nusantara yang adil makmur selamat dan sejahtera. Aamiin.

KEWAJIBAN YANG TIDAK WAJIB

M. HADI, S.Si.

20 MEI 2009

ADAT dan PERADABAN

Manusia hidup berkelompok, dan menjadikan ketentuan – ketentuan dari kelompoknya sebagai aturan. Aturan adalah poin-poin untuk mengatur anggota kelompok dan lingkungannya agar teratur. Dalam masyarakat muslim, pertama kali nabi membuat aturan untuk orang-orang muslim saja dengan wahyu yang diterimanya. Aturan tersebut bukan dari pribadi rasul namun dari Allah swt. Bahkan sahabat-sahabatnya mengatakan bahwa jika ini adalah ketentuan Allah swt maka kami akan melakukannya namun jika ketentuan ini adalah dari dirimu sendiri kami akan menolaknya. Rasul menjawab bahwa ketentuan tersebut adalah dari Allah swt.

Penghianat-penghianat perjuangan kesejahteraan di Indonesia di zaman pasca kemerdekaan atau zaman perjuangan fisik sulit untuk dibedakan dengan pejuang. Mereka sudah lama menjadi penghianat dan mampu mengelabuhi banyak pejuang mujahid mujahidah hingga tertangkap, dipenjara, diasingkan, bahkan dibunuh.

Pengalaman tersebut menjadi pelajaran bagi para pejuang untuk berhati-hati. Strategi perjuangan Rasul Muhammad saw juga tidak terlepas dari pengkianatan dari para pengkhianat. Para pengkhianat pernah meninggalkan rasul dan lari dari peperangan, para pengkhianat pernah membuat berita bohong untuk menjatuhkan Rasul Muhammad saw, para pengkhianat pernah menyiksa pengikut setia Rasul Muhammad, dan para pengkhianat pernah membunuh serta menyebar fitnah di kalangan pengikut setia Rasul Muhammad saw.

Para pengkhianat pernah meracuni mujahid Pangeran Diponegoro, para pengkhianat pernah menunjukkan persembunyian mujahidah Cut Nyak Dien, para pengkhianat pernah membela Belanda melawan mujahid mujahidah mencapai Indonesia merdeka.

Perjuangan kemerdekaan RI berlangsung berabad-abad, dan setelah proklamasi kemerdekaan tahun 1945 sulit membedakan antara pengkhianat dan pejuang. Para sahabat rasul Muhammad saw yang setia pernah akan membunuh pengkhianat di tubuh kaum muslim namun dicegah oleh Rasul Muhammad. Para pejuang kemerdekaan di RI memiliki niat dan tujuan sendiri-sendiri. Setelah tujuan kemerdekaan tercapai niat mereka untuk mensejahterakan rakyat Indonesia kemudian bertarung dengan niat yang lain. Selama 1945 – 1965 atau 20 tahun Pemerintah RI mengatakan bahwa mereka telah dikhianati oleh PKI 1948, PRRI/PERMESTA, dan lain-lain. Niat dari pengkhianat yang dikatakan oleh Pemerintah RI ini adalah untuk menuju kesejahteraan rakyat. Mereka berjuang atas nama rakyat untuk menuju kesejahteraan, karena mereka menilai Pemerintah RI tidak memberikannya.

Permusuhan antara rakyat dengan Pemerintah kemudian bisa reda setelah berada di bawah kepemimpinan Presiden Soeharto. Pada era 1967 – 1998 atau 32 tahun gejolak kekecewaan kepada Pemerintah RI bukan tidak ada, namun beralih pada tahapan ide dan pemikiran. Bagaimana niat mensejahterakan rakyat ini masuk dalam ide dan pemikiran pemerintah. Sehingga banyak dari mereka masuk ke dalam pemerintahan.

Pada era ini orang berpikir pada azaz Negara Pancasila, dan tidak boleh ada azaz lain selain Pancasila. Sehingga peraturan ini menjadi adat, adat bagi rakyat Indonesia agar berpancasila. Adat ini diciptakan sedemikian rupa sehingga orang yang berazaz Pancasila ini bisa terlihat kepribadiannya sebagai manusia berkepribadian Pancasila. Manusia lain yang tidak menggunakan Pancasila atau bahkan memusuhi Pancasila menjadi sasaran pemerintah yang disebut pengkhianat oleh Pemerintah RI. Mereka ada yang dinamakan komunis, komunis gaya baru, fundamentalis islam, teroris islam, sektarian (OPM), yang ada dalam individu ataupun kelompok menjadi pengkhianat bagi Pemerintah RI.

Dalam masyarakat Rasul Muhammad saw mencapai kemerdekaan di Madinah setelah Hijrah. Para Mujahid Mujahidah ini menghindari pertempuran dengan penduduk Makkah dengan menjalankan strategi hijrah ke negeri yang aman untuk mereka. Kemerdekaan mereka di Madinah benar-benar terwujud, mereka bisa terhindar dari peperangan dengan penduduk Makkah, mereka bisa bersaudara dengan penduduk Madinah, dan niat mereka menjalankan Islam bisa terlaksana. Di negeri Madinah ini Rasul membangun peradaban Islam dari kaum yang hijrah ke Madinah membawa Islam sebagai Muhajirin, bertemu dan bersama kaum yang menerima mereka di Madinah sebagai Anshor. Perpaduan Muhajirin dan Anshor ini kemudian mampu membangun peradaban Islam, yang diakui keberadaan dan kekhasannya oleh kaum yang lain di luar Islam. Kaum Muslim di bawah pimpinan Rasul Muhammad saw menjalankan perdagangan dengan jujur, adil, tidak riba, yang berbeda dengan kaum non islam menjalankannya. Kaum muslim menjalankan ibadahnya sesuai dengan petunjuk Rasul Muhammad saw dari wahyu yang diterima Rasul. Petunjuk ibadah ini yang kemudian dijadikan pedoman hidup orang-orang muslim, yang dalam Haji Wada’ Rasul telah disempurnakan oleh Allah swt, dengan Allah swt telah rela Islam menjadi Agama manusia, dan Nabi Muhammad saw berpesan bahwa Islam sebagai agama telah sempurna dan barang siapa yang berpegang kepada dua hal yang Rasul tinggalkan tidak akan tersesat selamanya, yaitu berpegang pada Al-Quran dan As Sunnah.

Adat dalam islam adalah Al Quran dan As Sunnah itu, sehingga barang siapa yang melanggarnya mereka akan mendapat hukuman. Namun dalam perjalanan sejarah bangsa Indonesia adat hanya dimaknai dari kebiasaan rakyat setempat, dari mana kebiasaan itu berasal mereka acuh, bahkan jangan sampai bahwa Al Quran dan As Sunnah yang menjadi sumbernya. Permusuhan rakyat dengan Pemerintah Orba sangat dirasakan oleh kaum muslim, kaum muslim banyak tidak menggunakan cara kekerasan dalam memperjuangkan Al Quran dan As Sunnah menjadi adat di Indonesia. Mereka justru tidak mengenal adat kedaerahan karena mereka menjalankan Al Quran dan As Sunnah itu sendiri, sehingga mereka membangun dari diri sendiri dan syukur bisa menjadi peradaban islam.

Banyak permasalahan yang muncul berkenaan dengan kaum muslim Indonesia di bawah pemerintahan Orba. Pelarangan memakai jilbab, pelarangan menggunakan baju gamis, pelarangan memanjangkan jenggot, pelarangan menggunakan azaz islam, dll.

Pada tahun 1998 setelah pemilu Presiden 1997 banyak menuai kritik dari rakyat, terutama diangkatnya kembali Presiden Suharto sebagai Presiden RI ke 7 kalinya. Yaitu dari Sidang MPR tahun 1967, 1972, 1977, 1982, 1987, 1992, dan 1997. Mahasiswa menjadi motor penggerak gerakan Anti Suharto, hingga akhirnya pada tanggal 21 Mei 1998 Presiden Suharto menyatakan mundur dan digantikan oleh Presiden B.J. Habibie sampai Pemilu Multi Partai tahun 1999. Dari pemilu multi partai tahun 1999 kemudian menghasilkan MPR RI dengan sidang umumnya yang pertama memilih Presiden Abdulrahman Wahid dan Wakil Presiden Megawati Sukarnoputri.

Kondisi ini tahun 1999 – 2002 juga ternyata belum mewujudkan cita-cita rakyat dan niat para pejuang mujahid-mujahidah mencapai kesejahteraan rakyat. Sehingga timbul pergesekan antara Presiden dengan mereka, dan akhirnya Presiden bersedia diberhentikan dan Indonesia memiliki Presiden baru Presiden Megawati Sukarnoputri tanpa wakil presiden dari 2002 – 2004.

Pada masa ini adalah masa tenang, dan banyak dirasakan sebagai pencerahan setelah masa genting dan keras pada tahun 1998 – 2002. Permasalahan kecil yang timbul adalah kebimbangan dari sedikit rakyat untuk menerima Presiden wanita. Namun Presiden Megawati mampu dan tetap diakui sebagai Presiden sampai akhir masa jabatan setelah pemilu 1999 sampai 2004. Pada era Presiden Megawati proses pemilu dilaksanakan/berlangsung 2 tahap, tahap pemilu DPR dan DPD, dan Tahap Pemilu Presiden.

Hasil dari pemilu Presiden 2004 setelah proses pemilu ternyata tidak semua rakyat memilih, sehingga dari rakyat yang memilih dihasilkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Wakil Presiden Juyuf Kalla. Mereka memerintah RI dari 2004 sampai sekarang, dengan banyak permasalahan-permasalahan kemanusiaan. Dari segi keagamaan pemerintahan ini banyak memberikan umat islam untuk berjilbab, namun masih ada dari sunah-sunah Rasul Muhammad saw yang tidak dijalankan sebagai bentuk peradaban muslim. Sehingga para era pemerintahan ini peradaban muslim di Indonesia belum terwujud sampai saat ini.

Hari ini 20 Mei 2009, 101 tahun Budi Utomo berdiri, 11 tahun Reformasi Damai, dan 11 tahun kurang satu hari Presiden Suharto menyatakan mundur. Rakyat Indonesia memiliki 3 orang calon Presiden dan Wakil Presiden yang akan dipilih dalam PEMILU PILPRES 8 Juli 2009. Hasil Pemilu DPD dan DPR juga sudah disahkan meskipun masih menyisakan permasalahan-permasalahan yang sudah diterima Komisi Konstitusi RI.

Hari ini semua rakyat mengenal dan mengenang ditetapkannya sebagai hari kebangkitan Nasional. Hari dimana rakyat Indonesia bangkit dari kebodohan, bangkit dari budak penjajah, dan bangkit menemukan dan mewujudkan peradabannya. Peradaban yang telah lama direbut, dihilangkan dan diganti dengan peradaban penjajah. Peradaban itulah yang memberikan semangat pada kaum pelajar tempo doeloe menyatakan bangkit dan berjuang mengusir penjajah dari negeri Indonesia. Penjajahan yang sudah dapat diusir 64 tahun lampoe itu sekarang menyisakan hutang, dan kebangkitan menuju Indonesia yang adil, makmur, selamat dan sejahtera.

Indonesia maju bersama pemimpin, dengan pemimpin yang tahu cita-cita, dan niat para pejuang maka keadilan, kemakmuran, keselamatan dan kesejahteraan rakyat menjadi peradaban islam bagi bangsa Indonesia tercinta terwujud.

Salam Kebangkitan, MERDEKA!

PILIHAN GANDA BAB 4

1. WNI MENULIS RI ADALAH PERUSAHAAN?

A. TIDAK MEMILIKI PATRIOTISME DAN NASIONALISME

B. MEMILIKI PATRIOTISME DAN NASIONALISME

2. PERBEDAAN BISA DIKATAKAN ?

A. SAMA

B. MIRIP

3. NEGARA REPUBLIK INDONESIA ADA KARENA ?

A. DIJAJAH

B. MEREBUT KEMERDEKAAN

4. SBY PRESIDEN RI KE 6

A. MEMILIKI NASIONALISME DAN PATRIOTISME

B. TIDAK MEMILIKI NASIONALISME DAN PATRIOTISME

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MLS

MLS
multi level sedekah

Mengenal Tambang Lebih Dekat

SATU JARINGAN,MULTI BISNIS!

Entri Populer