foto-anak-korban-busung-lapar-di-indonesia/#comment-1148
HARGA NYAWA DALAM NEGARA RI 2004 - 2009
Sebagai anak bangsa saya tidak sendiri ada 200 juta manusia lebih menjadi warga negara yang sama WNI (Warga Negara Indonesia). Sebagai proses demokrasi pemilu presiden hanya 1 orang menjadi presiden dan hanya 1 orang menjadi wakil presiden. Tahun 2004 M - 2009 M WNI bernama Susilo Bambang Yudhoyono terpilih sebagai presiden bersama wakilnya WNI bernama Muhammad Yusuf Kalla.
Kesengajaan SBY-JK mengeluarkan kebijakan merupakan tututan tugasnya sebagai Presiden dan wakil Presiden. Dan tidak setiap kebijakannya memberikan kegembiraan bagi WNI yang lain.
WNI kemudian terpecah karena kebijakan SBY-JK, namun tidak sampai kemudian ada pertumpahan darah. Kecuali sedikit, dari darah orang-orang yang secara tidak sengaja darahnya tumpah karena perbedaan tersebut.
Hanya kapasitasnya kecil, sehingga tidak sampai menyeluruh ke pelosok negeri. Sekarang tidak ada lagi yang melihat perbedaan dan akibatnya tersebut, karena mereka kecil di mata yang besar.
Bukan hanya darah yang tumpah dari orang yang berbeda pendapat akan kebijakan SBY-JK, orang-orang yang ikut dalam kebijakan tenggelam dalam lumpur Lapindo, sebuah harga pembalasan yang kurang lebih setimpal, karena tidak ada yang protes.
Kebijakan lain dari SBY-JK memberikan bantuan BLT ternyata juga mengurangi jumlah penduduk, dan diulang-ulang sehingga selain uang mereka berikan jumlah penduduk mereka kurangi. Sehingga selama masa 2004-2009 pemerintahannya BLT menjadi alat mengurangi jumlah penduduk Indonesia yang miskin dan tidak mampu.
Masa Umar bin Khatab sebagai khalifah
Di saat Rasullullah meninggal dunia Umar merupakan salah seorang sahabat yang tidak percaya, jiwa kemanusiannya kembali sampai tidak percaya akan apa yang menimpa Rasul sebagai seorang manusia yaitu meninggal. Cukup lama hingga kemudian dapat ditenangkan oleh Abu Bakar As Shiddiq.
Di masa pemerintahan Abu bakar Umar termasuk orang yang setia dan taat pada pemimpinnya, namun di saat pemimpinnya lalai maka dialah orang pertama yang akan maju untuk meluruskannya. Bahkan pada masa Rasullullah masih hidup dia seperti itu. Sehingga mengingatkan pemimpin yang keliru jalan itu dibolehkan oleh Allah swt dan Rasullullah saw.
Perbedaan SBY dan Umar atau Abu Bakar banyak dan tentu tidak banyak orang yang ingin dikoreksi dengan membandingkannya dengan Umar atau Abu Bakar. Mereka akan mengatakan "Umar dan Abu Bakar adalah sahabat nabi". Orang-orang seperti inilah yang menyesatkan umat islam, padahal Umar dan Abu Bakar adalah manusia seperti Rasullullah dan orang-orang mukmin sekarang ini. Orang-orang yang tidak mau berkaca dengan Rasullullah, Abu Bakar, Umar, Ali, atau Utsman dan hanya mencari topeng untuk menutupi kekurangannya.
Seperti halnya manusia Rasul dan Khalifahnya memiliki kewajiban yang sama dengan mukmin muslim sekarang, sehingga tidaklah beralasan jika kemudian pemimpin saat ini berkelit dibandingkan dengan khalifah ataupun Rasullullah.
Ini salah satu hasil demokrasi yang keliru, karena referensi umat islam bukan hanya pada masa sekarang saja namun jauh dari masa ini adalah referensi yang hidup dalam Al Quran dan As Sunnah Rasullullah saw.
Pada masa khalifah Umar berkuasa, beliau menggendong gandum sendiri dari harta negara untuk dia bawa kepada penduduk yang dia tahu kelaparan. Di Indonesia pemimpinnya bisa berasa seperti itu namun pelaksanaannya membiarkan dan menyaksikan dengan bersama-sama WNI yang lain WNI mati karena busung lapar, WNI mati karena kurang gizi, WNI mati karena diharuskan antri mendapatkan BLT, dan pemimpin yang berbicara sejarah itu hanya berkata LANJUTKAN!
Dan rakyat yang tidak berseberangan jumlahnya ternyata tidak sedikit, karena manis kata-kata SBY mengakibatkan WNI yang pro SBY tidak tega dan tidak rela SBY dikritik, apalagi dijatuhkan.
Lebih susah memberikan kritikan kepada SBY dari pada menyadarkan WNI yang pro SBY. Karena akan terjadi perkelahian massa disaat WNI yang pro SBY disadarkan.
Hanya SBY dan Allah swt yang tahu apa yang disembunyikannya. WNI yang pro atau tidak pro tidak tahu kecuali yang sudah dikatakan SBY.
Karena tidak ada pilihan untuk kembali, kecuali kembali kepada Allah swt. Ya dan jalan inilah jalan termudah menyelesaikan permasalahan bangsa ini.
Dan saya juga hanya akan kembali kepada Allah swt karena tidak ada tempat yang patut saya sandari kecuali Allah swt.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar