Sabtu, Agustus 17, 2013

Masa Pengabdian kepada Masyarakat (1)

15 Juni 2013 pukul 14:06


Muthofar Hadi sudah membuat 3 (tiga) catatan sebelumnya yang berisikan seuntai cerita masa kuliah di UNS Surakarta. MH menuliskan diakhir cacatan ke 3 dengan judul "Masa Pengabdian Kepada Masyarakat". 

Kata pengabdian berasal dari kata dasar ABDI, dalam tradisi keraton ada istilah abdi dalem atau pembantu dalam/kerajaan/raja.

Sehingga pengabdian kepada masyarakat berarti membantu masyarakat.

Agama Islam mengajarkan bantu membantulah dalam kebaikan atau taqwa dan melarang atau jangan bantu membantu dalam maksiat atau dosa.

Pijakan ajaran agama Islam ini yang menjadi dasar bagi Muthofar Hadi S.Si dalam menjalankan tugas sebagai sarjana yang diucapkan dalam sumpah sarjana. Tiga tugas sarjana yaitu melaksanakan penelitian ilmiah, mengajarkan ilmu pengetahuan yang benar dan pengabdian kepada masyarakat.

Namun sebelum membahas hal-hal yang MH laksanakan setelah menjadi sarjana Biologi, perlu diketahui bahwa MH berdomisili di Bantul. MH tepatnya berdomisili di Rumah keluarga Kakek dan Neneknya bersama Ibunya di RT 50 dusun Gerselo, desa Patalan, Kecamatan Jetis Kabupaten Bantul.

MH dilahirkan dari pasangan suami istri Bpk Paridjo Edi Siswanto seorang bintara korps pelaut TNI AL dan (alm) Ibu Badinah, BA seorang sarjana muda dari IKIP Yogyakarta. Ayahnya MH berasal dari kota Kutoarjo dan ibunya MH berasal dari Bantul.

Ayah dari MH adalah anggota TNI AL yang bertugas di kapal perang dan bermarkas di koarmatim Surabaya. Dengan tugas tersebut kesempatan bertemu istri dan keluarga hanya di saat-saat libut atau cuti dari tugas. Terlebih Ibu Badinah, BA yang setelah lulus kuliah sudah mengajar di SD Pleret sehingga tidak bisa mengikuti suami bertugas.

Dan hal itu terkomunikasikan dengan baik diantara semua keluarga besar MH termasuk kakek dan nenek MH di Bantul.
Dengan rumah yang luas yang terdiri dari gandok luar, gandok dalam, ruang tamu dan rumah dalam serta dapur akhirnya Ibu dari MH tinggal di rumah dalam.

Kakeknya MH di dusun Gerselo adalah seorang kepala dusun atau kadus yang juga kerabat keraton Yogyakarta. Sehingga bisa mengkuliahkan Ibu Badinah dan Ibu Bariyah (adeknya Ibu Badinah) hingga sarjana muda dan berprofesi sebagai guru PNS.

MH kecil tinggal bersama dengan keluarga besar kakeknya yaitu bapak Muhdini. Masih teringat oleh MH saat sawah bengkok sebagai kadus ditanami padi dengan tumpangsari ikan, ditanami palawijo dengan tumpangsari ketimun.

Kakek Muhdini badannya tinggi langsing, suaranya keras jadi apabila berteriak atau mendatangi orang yang main mercon belum sampai tempatnya sudah pada lari kemana-mana.

Banyak kenangan MH dengan kakek Muhdini hingga tahun 1989, MH masih berumur 10 tahun, kakek Muhdini meninggal karena terjatuh terpeleset saat mengambil air wudhu untuk sholat subuh. Semoga 'amal baik kakek Muhdini diterima ALLOH, kesalahannya dimaafkan oleh sesama, dosanya diampuni ALLOH dan keluarga yang ditinggalkan diberikan tabah, sabar, dan taqwa. آميـــــــــن آميـــــــــن يَا رَبَّ العَالَمِينَْ

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MLS

MLS
multi level sedekah

Mengenal Tambang Lebih Dekat

SATU JARINGAN,MULTI BISNIS!

Entri Populer