Selasa, Juli 14, 2009

Artikel 2 M. Hadi, S.Si.

1. MANUSIA

1.1. Kingdom ke-3 Bagiku adalah Manusia

MANUSIA BUKAN HOMOSAPIENS

Ilmu Taksonomi mengatakan ada 2 kingdom dalam membedakan makhluk hidup, yaitu 1. Kingdom Hewan, dan 2 Kingdom Tumbuhan. Di dalam Kingdom Hewan manusia ada di class homo sampai sekarang atau Genus.

Manusia dalam class atau genus Homo telah dibedakan dalam banyak spesies sampai spesies baru hasil dari evolusi di bumi dengan nama manusia modern (Homo sapiens).

Dua teori tersebut, yaitu taksonomi dan evolusi, memiliki dukungan dari pembagian hewan kedalam herbivora, carnivora, dan omnivora.

Herbivora sebagai hewan pemakan tumbuhan, Karnivora adalah hewan pemakan hewan, dan omnivora adalah hewan pemakan tumbuhan dan hewan.

Dalam pembagian ketiga jenis hewan dari jenis makanannya itu manusia kemudian masuk dalam kelompok hewan lagi dalam omnivora.

Saya mengatakan bahwa manusia paling awal adalah Adam dan Hawa, dan mereka adalah hasil ciptaan dari Allah swt bukan hasil evolusi dari Homo sapiens, dan bukan hewan.

Sebelum Adam dan Hawa diciptakan, saya mengatakan bahwa homo telah hidup di bumi. Contoh dari homo adalah homo erectus, homo wajakensis, homo afrika, yang telah hidup dalam waktu yang berbeda. Mereka telah ditemukan dan diteliti hidup beratus juta tahun yang lalu. Sedangkan dari Nabi Adam sampai sekarang tidak ada seratus juta tahun. Apalagi jika dihitung dari Nabi Musa tidak sampai 5000 tahun.

Mereka manusia purba secara fisik hanya mirip tidak sama dengan manusia, tetapi dalam kemiripan itu terdapat perbedaan secara spesifik. Manusia Adam diciptakan dari tanah, mungkin manusia purba yang ada dulu diciptakan dari air seperti hewan dan tumbuhan.

Manusia Adam dan Hawa

Dalam pelajaran agama, Adam adalah nama dari seorang Nabi dan Hawa adalah nama isteri Adam.

Dalam Islam Adam adalah manusia yang diciptakan dari tanah, yang dibentuk, dan ditiupkan ruh kedalamnya sehingga sempurna penciptaannya sebagai manusia.

Setelah Allah swt menciptakan Adam, Adam diberi teman manusia yang diciptakan dari tulang rusuk Adam yang bernama Hawa.

Keduanya tinggal di Surga dengan pakaian yang menutupi aurat mereka, dan karena mereka melakukan ajakan iblis –ciptaan Allah swt yang membangkan dari menjalankan perintah Allah swt- dengan melanggar perintah Allah swt, maka Adam dan Hawa diperlihatkan auratnya kemudian dikeluarkan dari surga menghuni Bumi sampai waktu yang ditentukan.

Keduanya menyesali perbuatannya saat di surga dan mendapat bimbingan dari Allah swt untuk bertaubat.

Setelah keduanya bertaubat mereka adalah sepasang manusia pertama yang ada di bumi, dan musuh mereka sama seperti musuh Allah swt iblis yang tidak bisa dilihat oleh Adam dan Hawa.

Adam dan Hawa selama menetap di bumi sudah dinikahkan oleh Allah swt setelah mereka saling bertemu di padang arafah, dan mulailah kehidupan berumahtangga manusia pertama di bumi.

Mereka dikaruniai anak-anak yang lahir kembar laki-laki-perempuan. Dan sebagai seorang kepala keluarga Adam kemudian menikahkan anak-anaknya dengan cara, anak laki-laki dinikahkan dengan anak perempuan yang bukan kembarannya.

Dan ketentuan nabi Adam tersebut ditentang oleh seorang anak laki-lakinya, yang bernama Qobil.

Qobil bersikeras menikah dengan saudara kembarnya Wadingah, sedangkan Adam sudah menentukan kawin silang Habil tidak dinikahkan dengan saudara kembarnya Damimah, tetapi dengan Wadingah.

Untuk menentukan keputusan tersebut Adam meminta Habil dan Qobil untuk berkorban, dan Qorban Habil yang diterima Allah swt.

Tetapi Qobil masih tidak terima dan membunuh Habil. Dan pembunuhan itu menjadi pembunuhan pertama manusia kepada manusia di bumi.

Sampai kemudian Qobil menguburkan mayat saudaranya itu seperti dia melihat seekor burung gagak yang setelah selesai bertarung menguburkan gagak yang mati.

Itu juga merupakan penguburan pertama manusia di bumi.

Bukti-bukti vosil manusia purba (Homo) yang ditemukan tidak bisa diklaim sebagai manusia seperti halnya Adam, Hawa dan keturunan-keturunannya.

Manusia sekarang adalah hasil dari buah perkawinan manusia dari keturunan Adam dan Hawa.

Perbedaan warna kulit sudah ada sejak nabi Adam melahirkan anak-anaknya, yaitu Habil dan Damimah berwana kulit hitam, sedangkan Qobil dan Wadingah berwarna kulit putih.

1.2. Dunia dan Kota Senin, Oktober 27, 2008

BANGUNAN KOTA
Merujuk pada sejarah maka manusia hanya bermula dari 2 orang, yaitu Adam dan Hawa. Kemudian beranak dan terus berketurunan sampai mendiami dunia. Sebagian ada dari penduduk dunia yang sudah mengatakan sebagai penduduk kota, ada yang mengatakan sebagai penduduk desa dan ada yang mengatakan sebagai penduduk pedalaman. Sekarang adalah 8 tahun setelah tahun 2000 atau 8 tahun setelah awal milenium 3 atau juga ada yang mengatakan milenium 2. Siapa yang berubah dan apa yang tidak mengalami perubahan dari sejak Adam dan Hawa. Menurut saya milenium 1 dari 1 M sampai 1000 M, Milenium 2 dari 1001 M sampai 2000 M dan milenium 3 dari 2001 M sampai 3000 M.

Manusia pada dasarnya mengikuti kemajuan, manusia yang melakukan perubahan, dan terkadang mengatakan manusia yang tidak terlibat dan mengikuti perubahan sebagai manusia primitif.

Negara dibentuk dari kesepakatan, masyarakat dan diatur dalam kesepakatan, begitu pula keluarga. Orang di daerah mana saja baik kota sampai primitif dikatakan berkesepakatan dan berkelompok. Tidak ada yang hidup sendiri, sampai saat ini tidak temuan yang menyatakan ada manusia yang mampu hidup sendiri.

Kehidupan manusia sekarang banyak diulas pada ramalan masa depan yang ditulis pada masa lalu dan diterjemahkan lagi sebagai ramalan orang masa kini.

Ramalan yang banyak didengar di Indonesia adalah Jayabaya, dan yang sekarang banyak diperdengarkan di dunia dalah ramalan Nabi Muhammad saw akan Akhir Zaman.

Banyak buku beredar membahas akan akhir zaman beserta ciri-ciri yang mendahuluinya. Datangnya kemenangan bagi pengikut keimanan adalah salah satunya. Memang sejarah sudah membuktikan keimanan telah dimenangkan di seantero dunia. Keimanan ini berakhir pada keimanan akan nabi yang terakhir Muhammad saw dan Tuhan Allah swt dan konsekuensi yang harus dijalankannya setelah beriman.

Hidup tidak sekali bagi orang beriman tetapi masih ada kehidupan di alam kubur, dan kehidupan setelah alam kubur yaitu kehidupan di alam hisab dan diteruskan kehidupan di surga atau neraka.

Semoga kita sebagai penghuni surga-surga Allah swt. aamiin.

1.3. Keserakahan Manusia

Karakter yang ada pada diri Rasul Muhammad saw selalu menjadi panutan, dan menimbulkan rasa iri pada para penentang ajarannya, yang sekaligus menentang keberadaannya. Dengan sekuat kemampuan mereka menghimpun dalam bidang :

  1. Keberpihakan
  2. Kepentingan
  3. Kekerabatan
  4. Keseragaman

Untuk meniadakan sosok Rasul Muhammad saw, mereka meniadakan keesaan Allah swt dan menentang Al Quran sebagai Kitab dari Allah swt.

Mereka menghimpun orang yang mereka temui dalam 5 kelompok bidang tersebut, yaitu (1) orang yang memiliki keberpihakan yang sama untuk eksistensi kaum musyrik Arab, (2) orang yang memiliki kepentingan yang sama untuk eksis di luar pengaruh dan ajaran Rasul Muhammad saw, (3) orang yang memiliki kekerabatan yang sama untuk menentang perpecahan kekerabatan karena ajaran baru yang menolak kemusrikan mereka, (4) Dan orang yang memiliki keseragaman untuk menghancurkan Rasul Muhammad, ajarannya, dan pengikutnya.

Kelima hal tersebut terus mereka dengungkan agar tujuan mereka tercapai. Sedangkan jalan yang mereka tempuh adalah jalan-jalan dan cara-cara yang keji. Menghasut, mengintimidasi, memaksa, dan mengadakan peperangan dengan Rasul Muhammad saw dan pengikut-pengikutnya. Keyakinan akan iman menjadi taruhannya, di saat cara-cara keji itu berhasil, maka keimanan akan hilang dari orang tersebut. Sedangkan para sahabat Rasul Muhammad saw menghadapi cara-cara keji tersebut dengan sabar dan sholat. Dan ternyata mereka berhasil menghalau cara-cara keji dari kelompok orang-orang yang ingin ajaran Rasul Muhammad saw musnah.

Dalam teori adaptasi, keberadaan individu dan kelompoknya akan dengan sendirinya hilang dan musnah karena tidak mampu mempertahankan diri. Ilmu mempertahankan diri inilah yang menjadikan kaum muslim mukmin eksis di kala itu. Dan kesombongan kaum musyrik dibalas dengan kesombongan dengan atas Nama Allah swt. Kaum Muslim Mukmin kini sudah berani menyombongkan hasil dan hikmah dari ajaran Nabi Muhammad saw, kaum Muslim menyombongkan bahwa ajaran Rasul Muhammad tidak membawa mereka kepada kejahiliahan, kemusyrikan, kekafiran. Namun cara ini ternyata tidak membuahkan hasil, kaum musyrik ternyata pintu hatinya sudah tertutup menerima kebenaran yang ada di depan mata mereka. Mereka hanya menerima jika kemusrikan, kejahiliahan, kekafiran menjadi jalan hidup.

Dan dalam keadaan seperti itu, dulu kaum Muslim mengganti cara dakwah mereka dengan berdakwah kepada yang masih membukakan pintu kepada kebenaran terlebih dahulu, dan waspada kepada kejahiliahan, kemusrikan kaum yang tidak mau mendengar dan mengikuti ajaran Rasul Muhammad saw.

Sampai akhirnya ajaran Rasul Muhammad saw, menyebar ke seluruh benua di Dunia, dan perjalanan umatpun sampai saat ini masih berjalan sesuai dengan kehendak Takdir Allah swt.

1.4. KEKUASAAN

Kemunduran umat muslim sudah disabdakan oleh Rasul Muhammad saw, sampai beliau mensabdakan bahwa akan muncul dalam generasi umat muslim yang tidak bertemu Rasul Muhammad saw namun memiliki keimanan sebagaimana Rasul Muhammad saw risalahkan. Generasi ini yang kemudian disebut sebagai generasi yang lebih baik dari sahabat.

Sabda tersebut tidak menyebutkan generasi tersebut adalah satu generasi saja, namun disebutkan sebagai generasi yang tidak bertemu dengan Rasul Muhammad saw.

Khalifah Usman yang meninggal karena dibunuh merupakan perjalanan sejarah dimana Rasul Muhammad saw pernah bersabda bahwa akan terjadi fitnah setelah Rasul Muhammad saw meninggal.

Terbunuhnya Khalifah Usman menimbulkan fitnah bahwa pembunuhnya berasal dari kelompok Ali bin Abu Thalib. Dan ini terus berkembang dimasa pemerintahan khalifah Ali bin Abu Thalib sampai terjadi peperangan di antara sesama muslim dalam perang Shiffin.

Perpecahan umat Islam kian terasa setelah fitnah ini ternyata tidak bisa dihilangkan, sampai terjadi pembunuhan terhadap khalifah Ali bin Abu Thalib di saat khalifah sedang menjadi imam sholat.

Dan Allah swt membukakan pintu fitnah tersebut dapat diketahui dengan tidak meninggalnya khalifah Ali bin Abu Thalib dalam pembunuhan tersebut. Pelakunya dapat diketahui oleh jamaah.

Namun karena luka dari percobaan pembunuhan yang gagal tersebut akhirnya khalifah Ali bin Abu Thalib meninggal.

Kepemimpinan umat Islam selama kekhalifahan sampai ke khalifah Ali bin Abu Thalib dari Rasul Muhammad saw, dijalankan oleh khalifah yang dipilih secara musyawarah.

Setelah khalifah Ali bin Abu Thalib meninggal tanpa ada musyawarah terlebih dahulu dari pemimpin-pemimpin dan umat muslim, Umayyah mengangkat dirinya sebagai khalifah menggantikan khalifah Ali bin Abu Thalib.

Penduduk Makkah setelah prosesi penguburan khalifah Ali bin Abu Thalib bermusyawarah dan mengangkat Hasan bin Ali bin Abu Thalib sebagai khalifah.

Adanya dua kekhalifahan dalam umat Islam terjadi pertamakali pada masa ini, masa ini adalah masa dimana mereka masih bertemu dengan Rasul Muhammad saw, dan ternyata pada masa ini fitnah menjadi lebih besar dengan dilakukannya penyerangan oleh Muawiyah ke makkah, sehingga Makkah yang disebut sebagai tanah haram telah dilanggar sendiri oleh umat Islam.

Perseteruan dua khalifah ini tidak berhenti ketika khalifah Hasan bin Ali bin Abu Thalib berangkat menuju Syam untuk menerima baiat penduduk Syam namun diperangi oleh prajurit Muawiyah hingga rombongan khalifah Hasan bin Ali bin Abu Thalib meninggal bersama khalifah Hasan bin Ali bin Abu Thalib dalam peperangan tersebut.

Setelah itu kekhalifahan di Makkah diteruskan dengan diangkatnya Husein bin Ali bin Abu Thalib menjadi Khalifah dan hal ini masih tidak diakui oleh Muawiyah yang kemudian kekhalifahannya diberikan ke pada anaknya.

Muawiyahpun kemudian menyerang Makkah dan membunuh khalifah Husein bin Ali bin Abu Thalib, pengikut, menawan keluarga dan beberapa kerabat yang masih hidup.

Dan terlihatlah kekhalifahan tunggal dari Muawiyah, dalam perjalanan waktu kekhalifahan dapat direbut dan terbentuk lebih dari satu kekhalifahan yang terbesar adalah kekhalifahan Abbasiyah, kemudian kalah perang dan diganti kekhalifahan yang terbesar adalah Usmaniyah sampai kekhalifahan Usmaniyah di Turki yang dibubarkan dan berganti dengan sistem pemerintahan Parlementer. Dan kekhalifahan ditempatkan sebagai lembaga di bawah kepresidenan, oleh Presiden Kemal Pasha Attatruk dalam lembaga dinniyah.

Usaha untuk mengembalikan sistem khalifah terus dijalankan namun tidak berhasil mendapatkan suara dari seluruh negara yang berpenduduk muslim.

Peperangan atau pembunuhan atau pemberontakan tidak hanya terjadi dalam sistem kekhalifahan. Sistem kerajaan, presidensial, dan parlementer juga memiliki sejarah pertumpahan darah dalam proses kepemimpinannya.

Di negara Indonesia, setelah proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945 telah berganti sistem 2 kali, dan terjadi pemberontahan sebanyak lebih dari 2 kali.

Setelah Orde Baru pergantian kekuasaan juga tidak lepas dari kekerasan dan hilangnya nyawa manusia, seperti pada peristiwa semanggi, DOM Aceh, pemberontakan OPM Papua, Referendum Timur-Timur dll.

Negara ini diberikan kepada yang ingin berkuasa juga berakibat salah, diberikan kepada yang diberi kuasa juga menimbulkan konflik.

Semoga Indonesia akan menghasilkan Pemimpin Negara yang bisa membawa Indonesia kedalam cita-cita Negara yang diberi Keselamatan dan Kesejahteraan, seperti Almarhum Ir. Sukarno pernah berpidato dalam sambutannya di pembukaan Konstituante yang berjudul ”Res Publica”, untuk kepentingan bersama.

PILIHAN GANDA BAB 1

1. SIAPA MANUSIA PERTAMA?

A. NABI ADAM

B. HASIL EVOLUSI KERA

2. APA KINGDOM MANUSIA

A. KINGDOM MANUSIA

B. KINGDOM HEWAN

3. PERCAYAKAH ANDA DENGAN HARI KIAMAT?

A. PERCAYA

B. TIDAK PERCAYA

2. NEGARA

2.1. Negara Lupa Negeri

Negara dan Negeri

Negeri dalam sejarah Bangsa adalah sebuah daerah dengan wilayah yang kecil dan berpenduduk sedikit dan memiliki pemimpin. Pemimpin Negeri pada awalnya seperti Raja, memiliki otoritas yang tinggi. Kemudian karena ketekunannya belajar dia menjadi Pemimpin bukan Raja.

Kepemimpinannya membawa negerinya damai, terbebas dari serangan negeri lain, makmur dan sejahtera.

Pemimpin negeri juga memiliki hubungan baik dengan negeri-negeri tetangga. Bahkan dari utusan-utusan yang dia utus menambah lebar wilayahnya, karena negeri-negeri lain berkeinginan untuk menggabungkan diri. Kebesaran negeri sang pemimpin pun melegenda, sehingga negeri-negeri kecil di bawah imperium yang ada kemudian banyak yang bergabung dengan negeri Sang Pemimpin.

Kejadian ini membuat Imperium marah dan mengadakan serangan kepada negeri Sang Pemimpin, bertahun-tahun mereka saling menyerang dan berperang, hingga Sang Pemimpin Wafat.

Imperium itu masih melakukan peperangan. Namun Sang Pemimpin sudah mengatakan kepada kerabatnya bahwa di masa kepemimpinan kalian imperium itu akan kalian kuasai.


Di saat kemakmuran di negeri Sang Pemimpin meluas ke negeri lain kepemimpinannya berakhir karena Sang Pemimpin meninggal, dan terjadi sedikit ketegangan untuk memilih pengganti Sang Pemimpin sampai sekarang.

Namun para kerabat sudah memilih dan pilihannya kemudian di akui oleh semua rakyat sehingga tidak ada lagi pertentangan. Ketika itulah imperium dapat ditaklukkan. Sehingga Negeri
Sang Pemimpin menjadi Negara yang membawahi banyak negeri.

Sang Pemimpin yang Hilang
Kepemimpinan negara di negeri Pengganti Sang Pemimpin tidak beralih dari negeri awal dari Sang Pemimpin. Kepemimpinan Negara juga dikendalikan dari Negeri, yang membedakan adalah luas Negara tidak seperti Negeri.

Karena
negara membawahi banyak negeri maka negeri-negeri itu dinamakan dengan nama tersendiri termasuk negeri awal mula Sang Pemimpin.

Lama berlangsung keberadaan Negeri semakin tidak jelas, bahkan hilang ditelan kemewahan dan kemegahan pembangunan oleh Pengganti Sang Pemimpin yang terus melakukan pembangunan dan Hutang untuk membangun katanya.

Sampai-sampai terjadi banyak pemberontakan di beberapa negeri sehingga
negara tidak lagi berekspansi namun mengamankan keamanan negara dari perpecahan.

Negeri tempat Sang Pemimpin masih aman-aman saja karena mereka mewarisi tradisi dari sang pemimpin, berbeda dengan negara yang sudah bercampur dengan tradisi dari negeri-negeri yang bergabung atau ditaklukkan.

Sayang keberadaan negeri ini tidak menjadi sumber penyelesaian namun negara mengambil jalan penyelesaian sendiri. Akhirnya lambat laun negara banyak mengalami hutang dan kerugian akibatnya banyak negeri-negeri yang kelaparan, dan tidak produktif lagi.

Kepemimpinan yang Hilang
Sistem pemerintahan yang dikatakan lebih baik dari pemerintahan negeri dan disebut pemerintahan negara dielu-elukan, dan tidak ada yang boleh mengatakan pemerintahan negeri lebih baik dari pemerintahan negara.

Dan terbentuklah aparat-aparat negara yang menjalankan perintah tersebut. Setiap pergantian pemimpin negara mereka juga berganti orientasi karena setiap pemimpin memiliki keinginan yang berbeda.

Meskipun hal tersebut menjadikan pertumpahan darah antara aparat dan rakyat. Begitulah perjalanan negara sampai sekarang dan negeri pun merasakan keprihatinan untuk mengembalikan kejayaan dan kemakmuran negeri dalam konteks negara.

Negeri memang tidak ada pertumpahan darah, dan cekcok. Penuh kedamaian, dan kesabaran karena mereka juga ikut merasakan kemiskinan sepertihalnya negeri-negeri di bawah negara.
Namun mereka tidak memiliki pilihan yang banyak karena kepemimpinan terus-terusan diperebutkan antar pemimpin di tiap-tiap negeri untuk menjadi pemimpin negara.

Bahkan ada yang mengatakan tidak menginginkan pemimpin dari yang bukan negerinya segala. Dan ada juga yang berbohong seperti itu untuk menjatuhkan negeri yang lain. Ya begitulah keadaan negara disaat kepemimpinan negara sedang diperebutkan.

Menemukan Pemimpin
Ternyata Sang Pemimpin yang telah meninggal meninggalkan anak sampai keturunan yang tidak diketahui, bahkan banyak dari warga tidak mengetahui akan keberadaan keturunan Sang Pemimpin. Silsilahnya sudah terputus. Namun kepemimpinannya sudah terlihat sebagai dirinya sendiri bukan diri sang pemimpin. Sehingga dia besar dan terkenal sebagai dirinya sendiri. Memang orang yang baik meninggalkan keturunan yang baik.

2.2. Kebesaran Sang Pemimpin

Dalam posting Negara Lupa Negeri banyak saya tulis penyebutan Sang Pemimpin. Sang Pemimpin dalam tulisan ini adalah sama dengan Sang Pemimpin dalam judul Negara Lupa Negeri. Sang Pemimpin bukan minta untuk dipilih menjadi pemimpin, kebesaran Sang Pemimpin di dalam namanya yang terkenal, ajarannya tersebar luas, dan pengikutnya yang banyak bukan karena dia mewajibkan orang lain untuk mengikutinya.

Dia memilih, untuk tidak memaksa orang lain agar mengikutinya, dalam arti bahwa kebesarannya dalam memimpin adalah proses dari pilihannya yang panjang dan penuh perjuangan. Sehingga orang lain mengakuinya sebagai pemimpin dengan semua atribut yang kemudian melekat padanya dengan kerelaan dan kepasrahan.

Orang lain sudah memilih seperti pilihan Sang Pemimpin. Sehingga sekalipun Sang Pemimpin sudah diakui sebagai pemimpin, namun tidak membedakan kedudukan tersebut dalam kepemimpinan Sang Pemimpin. Sang Pemimpin bukan Raja yang memiliki kerajaan, singgasana, baju kebesaran dan mahkota, kemewahan harta, permaisuri dan selir, fasilitas pribadi dan kantor dinas, bahkan gaji serta pensiun. Sang Pemimpin tidak memintanya.

Kebesaran Sang Pemimpin bukan karena pengikutnya yang banyak, bala tentaranya yang pemberani, atau wilayahnya yang terus semakin luas. Kebesarannya adalah karena keberaniannya memilih.

Sehingga kebesarannya tidak pernah hilang selama pilihan itu masih ada, dalam arti orang lain yang sudah memilih seperti Sang Pemimpin masih ada meskipun mereka tidak menjadi pemimpin.

Atau sekalipun mereka menjadi pemimpin dengan tipikal kepemimpinan yang berbeda dengan Sang Pemimpin.

Sebab pilihan itu adalah sebuah sikap, yang akan mempengaruhi, sikap terhadap orang lain, sikap kepada dunia tidak terlihat manusia, dan sikap kepada lingkungannya.

Pilihan itu bisa memisahkan antara yang benar dengan yang salah, pilihan yang dulu pernah dipilih oleh orang sebelum Sang Pemimpin, dengan konsekuensi dia di asingkan, dan juga diusir dari negeri.

Pilihan yang telah menjadikan Sang Pemimpin muda dulu menangis mendengar orang yang telah menjatuhkan pilihan tersebut diusir dan mati dalam kesendirian. Pilihan yang menyebabkan hampir semua penduduk negeri memusuhinya, memusuhi mereka yang memilih seperti pilihan mereka, memusuhi pilihan seperti pilihan Sang Pemimpin.

Sang Pemimpin muda melihat, mendengar dan merasakan sendiri akan kejadian tersebut, kemudian dia banyak menyendiri melihat kesekelilingnya, matahari, bulan, langit, tetumbuhan, hewan ternak dan pilihannya.

Sang Pemimpin merasakan bahwa pilihannya untuk berbuat baik, tidak berkata bohong, menghormati orang yang lebih tua dan tetangga, meninggalkan perbuatan jahat merupakan suatu pilihan langka di negerinya.

Pilihan untuk tidak musyrik, pilihan untuk tidak munafik, pilihan untuk tidak kafir, dan pilihan untuk tidak berbuat dholim adalah pilihan yang bisa menyebabkan dirinya terusir dari negeri. Seperti yang telah terjadi sebelum-sebelumnya.

Memang bagi orang yang belajar agama dan banyak membaca, kejadian pengusiran tersebut pernah dan sering terjadi pada diri para Nabi sebelum Sang Pemimpin ini.

Sekalipun Sang Pemimpin muda belum menjadi pemimpin namun kepribadiannya sudah diakui oleh para penduduk negeri sebagai pribadi yang baik, berasal dari keturunan yang baik, dan dapat dipercaya.

Namun pengakuan tersebut dengan seketika berubah, bukan karena pilihan Sang Pemimpin yang berubah, bukan karena kecacatan kepribadiannya, dan bukan karena asal keturunannya.

Tapi karena pilihan Sang Pemimpin sudah dengan yakin diutarakannya kepada orang-orang penduduk negeri.

Penolakan yang juga dia rasakan berasal dari dalam garis keturunan yang sama dengannya.

Sang Pemimpin adalah seorang yang lahir dalam keadaan yatim, ayahnya meninggal disaat dia masih dalam kandungan, yatim piatu di saat berumur anak-anak, dan tidak memiliki saudara kandung tetapi memiliki saudara sepupu yang banyak dan juga saudara sepersusuan.

Dia adalah putra dari Abdullah, cucu dari Abdul Muthalib yang diberinama Muhammad saw dan ibunya bernama Aminah.

Perjuangannya dalam mempertahankan pilihannya tidak berbeda dengan para pendahulu-pendahulunya, Sang Pemimpin mendapatkan pertentangan akan pilihannya tersebut dari pamannya sendiri, pemuka negeri, dan para pemuda negeri.

Pilihannya bersyahadat TIDAK ADA TUHAN SELAIN ALLAH SWT DAN MUHAMMAD SAW ADALAH UTUSAN ALLAH SWT tidak kemudian meninggalkan pilihannya untuk berbuat baik dan meninggalkan perbuatan jahat.

Dengan pilihannya sendiri dan didukung wahyu yang dia peroleh dari Allah swt itu dia kemudian mendapatkan pengakuan dari istrinya, dari saudara sepupunya, anak-anaknya, dan sedikit dari tetangga-tetangga dekatnya.

Kemudian pilihan itu menjadi sebuah keyakinan atau ajaran, orang yang mendengarnya mulai tertarik dan memilih keyakinan tersebut sebagai jalan hidup dan mengakui kepemimpinannya.

Mulailah babak demi babak kepemimpinan Sang Pemimpin, Muhammad saw, dengan menggunakan strategi-strategi guna menampung dan menyalurkan keyakinan, orang-orang yang memilihnya, agar tidak terganggu oleh penentang keyakinan Sang Pemimpin yang sudah menjadi sebuah ajaran.

Mulai dari pertemuan sembunyi-sembunyi, hijrah, negosiasi, hijrah lagi, sampai pada pilihan untuk berperang.

Perang memang menjadi suatu jalan untuk mempertahankan keyakinan Sang Pemimpin dan pengikutnya.

Perang yang terjadi karena perbedaan pilihan ajaran walaupun mereka adalah berasal dari satu negeri, satu suku bangsa, satu garis keturunan dan satu ikatan pernikahan.

Semua ikatan fisik dan batin, dengan seketika adanya jalan peperangan yang dipilih, menjadi tidak berguna untuk mencegahnya, hanya dan hanya jika salah satu melepaskan ajarannya dan mengikuti ajaran satunya sebagai jalan mencegah terjadinya peperangan.

Sang Pemimpin bukanlah orang yang takut berperang, bukan pula orang yang berbohong dan bukan pula orang yang tidak amanah.

Dia adalah orang yang amanah pada ajaran yang diwahyukan Allah swt kepadanya, orang yang jujur, dan juga orang yang pandai berperang. Dan hal ini ditauladani, sehingga kepribadian Sang Pemimpin merupakan contoh nyata bagi pengikut-pengikutnya.

Sampai akhirnya negeri yang mereka tinggalkan dahulu bisa mereka kuasai dengan pengerahan pasukan tanpa pertumpahan darah yang besar, penduduk negeri dengan kerelaan menyatakan takluk dan mengikuti ajaran Sang Pemimpin sampai saat ini. Bahkan merupakan satu negeri yang kemudian dikatakan oleh Rosul Muhammad saw, Sang Pemimpin, tidak akan bisa dimasuki oleh dajjal bersama negeri Madinah, yang menjadi pusat pemerintahan di jaman Sang Pemimpin hingga beliau wafat dan dikebumikan di negeri Makkah.

Kebesaran Sang Pemimpin yang tidak bisa dilakukan oleh pengganti-penggantinya hingga saat ini adalah, kedekatannya kepada Allah swt.

Sang Pemimpin memiliki gelar, Nabi dan Rosul, yang tidak ada Nabi dan Rosul setelahnya, karena Sang Pemimpin, Muhammad saw adalah Nabi dan Rosul terakhir sampai kiamat.

Sehingga terjadi penurunan kualitas kepemimpinan dari pemimpin ke pemimpin yang silih berganti menggantikan Sang Pemimpin.

Namun secara kuantitas ajaran Sang Pemimpin diakui, diyakini, dan diikuti oleh banyak orang dan banyak negeri sampai saat sekarang dengan silih bergantinya kepemimpinan. Lebih dari 1/3 penduduk dunia saat ini adalah muslim dan mukmin, pengikut Sang Pemimpin, Muhammad saw.

Pada kurun waktu 14 abad kepemimpinannya telah berganti dari Sang Pemimpin yang bergelar Nabi dan Rasul, kepemimpin pengganti yang bergelar Khalifah, kepemimpinan-pemimpin wilayah yang juga bergelar Khalifah sampai kemudian pada kepemimpinan lokal yang bergelar Sultan.

Kepemimpinan khalifah dan sultan saat ini sebenarnya memiliki makna kepemimpinan yang sama dengan kepemimpinan di masa pengganti Sang Pemimpin yaitu dalam bentuk khalifah. Hanya luas wilayah, kepemimpinan, hukum, dan banyak masyarakatnya sudah tidak mengakui sebagai pemimpin negeri atau negara bagi mereka. Hal ini dikarenakan wilayah sultan sudah diberikan dan melebur sebagai wilayah penyatuan dari berbagai negeri dalam bentuk negara kerajaan dan atau ada juga yang berbentuk republik atau parlementer.

Dalam negara kerajaan sultan beralih gelar menjadi raja atau tetap sebagai sultan, sedangkan dalam bentuk negara republik dan parlementer sultan ada di lembaga negara tidak fungsional namun sebagai pelestari adat dan kebudayaan dari peninggalan sultan di daerah atau wilayah masing-masing dengan atau tanpa jabatan sebagai pegawai negara. Hal ini yang terjadi di Indonesia.

Negeri Makkah, negeri Madinah hilang menjadi kota, dengan kekhasannya kota masing-masing. Negeri Yogyakarta masih dengan bentuknya yang baru sebagai gubernuran di bawah negara Indonesia. Negeri Brunei dengan bentuknya sekarang dipimpin oleh Sultan. Dan masih ada contoh yang lain dari perubahan bentuk kepemimpinan dari pengganti Sang Pemimpin saat ini. Istilah Gubernur sudah muncul pada abad sebelum terbentuknya negara-negara. Dan sampai saat ini belum ada yang mengembalikannya seperti sebelum perubahan tersebut, justru dari perubahan tersebut kemudian dilanjutkan sampai sekarang, sehingga ikatan negeri dan negara menjadi gubernuran dan negara, seperti di praktekkan saat ini di mayoritas negara di dunia.

Kebesaran negeri Makkah tidak terdengar kecuali dalam ibadah haji, kebesaran negeri Madinah tidak terdengar dan kebesaran negeri-negeri yang lainnya juga tidak terdengar kecuali banyak diantaranya menjadi kota yang dilanda perang. Kota-kota kecil maupun besar, kaya atau miskin tidak memiliki kemampuan untuk mencukupi kebutuhan sendiri, apalagi untuk membantu kota lain, begitu pula dengan propinsi. Semua kembali dan bertanggungjawab kepada negara bukan kepada rakyatnya masing-masing.

Di akhir dari posting Negara Lupa Negeri saya tuliskan judul Menemukan Pemimpin.

Dengan keberadaan negeri saat ini bisa jadi kepemimpinannya memang tidak diketahui, namun keberadaan Makkah akan menjadi titik pusat bagi kepemimpinannya selanjutnya.

Dan memang negeri-negeri yang dulu jaya sekarang dalam bentuk apapun baik itu kota atau propinsi masih dilupakan oleh negara.

Arus pajak yang hanya ke pusat negara dari semua penduduk negara, sudah seharusnya dihapuskan.

Sudah tidak jamannya lagi pemungutan pajak dilakukan negara kepada rakyat, sudah tidak jamannya lagi rakyat memeras keringat, pemimpin atau raja di jaman sekarang yang menikmati.

Dan pemberontakan karena kewajiban pajak yang dibebankan kepada rakyat oleh negara adalah sejarah nyata negeri dan negara Indonesia ini.

Sehingga jika rakyat sudah memilih maka raja raja atau pemimpin akan melihatnya, mereka tetap sebagai raja atau pemimpin atau rakyat yang akan menjadi pengganti Sang Pemimpin berikutnya. Semua orang tidak memiliki pengetahuan akan apa yang akan terjadi, kecuali kemunculan Pemimpin yang dijanjikan adalah bukan suatu ramalan tetapi janji Allah swt melalui wahyu yang diterima Sang Pemimpin sebelum meninggalkan dunia.

Wallahua’lam

2.3. NEGERI YANG DILUPAKAN OLEH NEGARA

Posting ini akan menjawab negeri yang saya maksud, meskipun secara umum negeri atau kota ini sudah dapat diketahui dalam posting Negara Lupa Negeri, dan Kebesaran Sang Pemimpin. Sebelum menjadi kota Makkah di bawah kerajaan Saudi Arabiya sekarang ini, Makkah adalah sebuah daerah yang sudah dikenal sebagai tempat pertemuan Nabi Adam as dan istrinya Hawa, sebagai tempat didirikannya Ka’bah oleh Nabi Ibrahim dan putranya. Dan sebagai tempat umat-umat sebelum datang Islam untuk berkumpul dan mempersembahkan jamuan ke ka’bah dan beribadah.

Sedangkan dalam penyebutannya Makkah disebut dalam kapasitasnya sebagai negeri, dengan pemimpin yang otonom dan tidak berada di bawah pemerintahan atau rezim tertentu. Hal ini dapat dibuktikan di saat negeri Makkah diserang oleh pasukan Abrahah dengan pasukan gajahnya. Abrahah ingin menghancurkan kebesaran dan kekuatan Makkah sebagai negeri dan tempat berkumpulnya banyak orang setiap tahunnya. Namun sekalipun Makkah tidak mendapatkan bantuan dari negeri lain, dalam arti bahwa Makkah dalam pemerintahan otonom waktu itu hanya menghadapi kekuatan Abrahah ini dengan doa. Dan keyakinan tersebut adalah sebagai wujud terjaganya ajaran yang telah dibangun di abad-abad sebelumnya. Meskipun sebagian besar mereka musrik, menyembah berhala, namun masih tersimpan keyakinan bahwa Makkah dijaga oleh Allah swt. Hal ini terbukti di saat pasukan Abrahah akan menghancurkan Ka’bah, sebagai bangunan yang diperuntukkan untuk Allah swt oleh keluarga Nabi Ibrahim, pasukan Abrahah diusir dan dikalahkan oleh burung yang datang secara berbondong-bondong dengan melempar batu yang berapi, sehingga pasukan Abrahah dapat terusir dan terkalahkan dari negeri Makkah.

Makkah menjadi terkenal di saat Sang Pemimpin menaklukkannya dengan pasukan dari Madinah, Sang Pemimpin, Muhammad saw, kemudian menjadikan negeri kedua setelah ibu kota negara Islam di negeri Madinah. Negeri Makkah menjadi negara semi otonom di bawah kepemimpinan Sang Pemimpin di negeri Madinah. Sampai kemudian dalam pesannya, sang pemimpin ingin meninggal dan dikuburkan di dekat Ka’bah, di Makkah. Maka di akhir-akhir pemerintahannya Sang Pemimpin menjalankan kepemimpinannya dari Makkah dan setelah beliau meninggal digantikan oleh Pengganti Sang Pemimpin yang bergelar Khalifah, Abu Bakar as Shidiq, Umar bin Khatab, Usman bin ‘afan, dan Ali bin Abu Thalib. Para khalifah ini memerintah dengan pusat pemerintahan sebagian besar di Makkah dengan membawahi banyak negeri-negeri yang telah memeluk Islam sebagai pilihan Sang Pemimpin yang telah menjadi keyakinan dan ajaran yang dipilih oleh banyak orang di banyak negeri bahkan sampai abad 14 H sekarang ini.

ATURAN YANG DILANGGAR

Sang Pemimpin sebelum meninggal menerangkan pilihannya, muslim mukmin, dalam bentuk agama yaitu agama Islam yang beliau sempurnakan dalam ibadah hajinya yang terakhir, Ibadah haji adalah bagian dari rukun Islam yang lima : syahadat, sholat, puasa, zakat, dan haji bagi yang mampu. Haji ini adalah dalam bentuk perjalanan seorang muslim mukmin menuju ke Ka’bah dan melakukan rukun haji sampai selesai sehingga ibadahnya bisa diterima Allah swt atau disebut haji mabrur. Di saat haji terakhirnya selesai beliau memproklamasikan bahwa pilihannya sudah sempurna, ajaran Allah swt yang diterimanya melalui wahyu sudah sempurna, “hari ini telah aku sempurnakan nikmatku untukmu, dan aku rela Islam menjadi agamamu”, dan Sang Pemimpin, Muhammad saw, bersabda “aku tinggal dua perkara untukmu, barang siapa yang berpegang teguh kepadanya, mereka tidak akan tersesat selamanya, yaitu Al Quran dan As Sunnah”.

Demikianlah perjalanan Sang Pemimpin, pilihannya dan ajarannya. Ajaran beliau ini yang kemudian disebarluaskan oleh pengikutnya termasuk oleh Pengganti Sang Pemimpin. Al Quran adalah wahyu yang disampaikan kepada rasul Muhammad saw yang kemudian di satukan dalam satu mushaf bernama mushaf al Quran yang terjaga dari kepalsuan dan kebohongan sampai saat ini 14 abad. Hanya saja dalam perjalanan para pengikutnya, mereka tidak sekuat di saat masih ada Rasul Muhammad saw, dan perjalanan pengikutnya atau kemudian disebut umat muslim telah digambarkan secara umum sampai akhir kehidupan di bumi atau disebut kiamat. Gambaran perjalanan umat muslim, yang mengikuti Rasul Muhammad saw, dan umat non muslim, yang tidak mengikuti Rasul Muhammad saw ditulis dalam wahyu Al Quran, dan perkataannya, yang disebut Al Hadist. Sedangkan aturan-aturan ibadah, muamalah, dan liku-liku kehidupan manusia diteladani dari pribadi Sang Pemimpin, Rasul Muhammad saw, baik dalam bentuk ucapan atau perbuatan yang dikenal dengan As Sunnah. Sehingga barang siapa yang mengikuti Al Quran dan As Sunnah tidak akan tersesat selamanya, sampai mereka mati, maka matinya adalah jalan menuju kehidupan kekal di surga Allah swt bersama Sang Pemimpin, Rasul Muhammad saw.

Sang Pemimpin mengatakan bahwa generasi, termasuk pemimpin, sesudah generasi Sang Pemimpin akan terus menurun, sampai suatu generasi yang generasi tersebut tidak melihat dan bertemu Sang Pemimpin tetapi memiliki keyakinan seperti Sang Pemimpin, Rasul Muhammad saw. Sehingga generasi mereka itu di katakan oleh Rasul Muhammad saw, Sang Pemimpin, lebih baik dari generasi pertamanya. Dan generasi ini juga memiliki ciri-ciri yang sudah disebutkan oleh Sang Pemimpin, ciri-ciri generasi tersebut sekarang dapat ditemukan dalam Hadist yang ditulis dan dibukukan dalam buku Hadist.

Setelah meninggalnya Sang Pemimpin, Rasul Muhammad saw, ajaran beliau menjadi ada di dalam Al Quran dan As Sunnah. Sewaktu Sang Pemimpin masih hidup ajarannya adalah dirinya, Sang Pemimpin adalah Al Quran berjalan dan As Sunnah itu sendiri. Hal yang sama telah Sang Pemimpin tanyakan kepada Pengganti Pemimpin di negeri lain, karena Sang Pemimpin ada di negeri Madinah. Dan Sang Pemimpin bertanya “apa yang akan kamu jadikan pedoman untuk mengurusi urusan umatku disaat aku tidak ada?” dan di jawab oleh Pengganti Beliau, Khalifah, dengan “Al Quran”, Sang Pemimpin “jika tidak kamu temukan?” di jawab khalifah “Sunnahmu, sunnah Rasul Muhammad saw”, Sang Pemimpin “jika tidak kamu temukan?“ di jawab khalifah “ijtihadku, dengan berdasarkan Al Quran dan As Sunnah”, Sang Pemimpin “jika tidak kamu temukan?” di jawab khalifah “ijtihat” dan Sang Pemimpin mengatakan “Benar, Benar, dan Benar” sehingga khalifah itu dilantik sebagai Penggantinya di negeri di luar Madinah.

Semasa kepemimpinan beliau juga tidak berarti bahwa beliau tidak memiliki permasalahan, permasalahan-permasalahan yang beliau hadapi itulah yang pemecahannya hadir berupa wahyu Al Quran dan As Sunnah sebagai wahyu juga. Karena Rasul, Muhammad saw tidak berbicara kecuali adalah wahyu Allah swt yang beliau terima. Sepanjang masa kepemimpinan beliau selama 23 tahun dimulai saat beliau pertamakali menerima wahyu umur 40 tahun sampai beliau wafat umur 63 tahun.

Selama 23 tahun kepemimpinan beliau di negeri Makkah, Madinah, dan meluas ke negeri tetangga bukan merupakan kehidupan yang pendek, dan bukan kehidupan yang semu atau dibuat-buat, sehingga wahyu yang diterimanya adalah nyata dari Allah swt berupa kabar gembira, berita, peringatan, sejarah, hukum, dan lainnya sesuai dengan situasi dan kondisi di saat Rasul Muhammad saw memimpin sampai sempurna menjadi Al Quran dan As Sunnah. Sehingga takdir Allah swt adalah pasti terjadi, baik berupa takdir buruk ataupun takdir baik, dan ini juga bagian dari keimanan dan bagaimana menghadapi takdir ini sudah dijalankan oleh Rasul Muhammad saw.

Sebagai manusia maka non muslim ataupun muslim juga akan mengalaminya, dan bagi kaum muslim mereka memiliki panutan yang juga sudah mengalami sebagai panduan hidup sampai mati yang sekarang ada dalam Al Quran dan As Sunnah, begitu pula non muslim. Karena kepemimpinan beliau bukan hanya untuk muslim saja, sehingga keteladanan beliau juga diteladani oleh non muslim. Pernyataannya adalah, siapa yang menjalankan jalan takdirnya seperti Rasul Muhammad saw maka dia bisa seperti Nabi Muhammad saw tidak muslim tidak non muslim tapi umum, universal. Mereka akan sama dengan jalan hidup Nabi Muhammad saw, di saat senang dia bersyukur dan di saat sedih dia bersabar. Begitulah Sang Pemimpin, Kebesarannya tidak menjadikan dia sombong, tidak menjadikan dia merendahkan orang lain, tidak memakan harta orang lain, bahkan dia dalam keadaan sempit masih bersodakoh dan menyuruh mengambil zakat bagi yang mampu berzakat, dan membagikan zakat secara merata untuk kepentingan negara dan rakyatnya, baik yang muslim ataupun non muslim sampai wafat.

Keteladanan yang bisa ditiru dari beliau adalah semua aspek kehidupan manusia, tua, muda, anak-nak, orang susah, orang senang, kaya, pejabat, rakyat, miskin dan lainnya sudah dicontohkan oleh Sang Pemimpin, Rasul Muhammad saw, dan sekarang ada di dalam Al Quran dan As Sunnah. Sehingga kepemimpinan beliau tidak hanya dilihat dari keberhasilannya mendapat pengikut yang banyak dan terus bertambah, tetapi juga dari kesabarannya menghadapi kesedihan, kesabarannya ditinggal lari pengikutnya, kesabarannya bersitegang dengan sahabatnya, keberaniannya berperang, perkataan dan perbuatan Sang Pemimpin lainnya bisa diteladani sebagai jalan hidup yang baik. Jalan hidupnya bukanlah jalan hidup manusia yang membuat rusak bumi, bukan jalan hidup yang menyesatkan, tetapi jalan hidup yang membawa kebahagiaan kekal di surga Allah swt.

Kehidupan kekal itulah yang menjadi cita-cita Sang Pemimpin, Nabi Muhammad saw dan pengikutnya dan umatnya. Umat Nabi, adalah orang yang hidup pada masa keNabian dan sesudah keNabiannya sampai kiamat. Artinya Nabi Muhammad saw adalah Nabi penutup dari semua Nabi yang pernah Allah swt beri wahyu di Bumi. Sehingga umat Nabi Muhammad saw bukan hanya yang mengikutinya, orang muslim, saja, tetapi termasuk non muslim setelah keNabiaannya adalah umatnya. Sehingga keuniversalan Al Quran dan As Sunnah tidak hanya berisi kabar gembira bagi muslim tetapi juga berisi tentang kerugian bagi orang-orang non muslim sebagai umat Nabi Muhammad saw. Orang muslim yang keluar dari Islam maka dia adalah umat Nabi Muhammad yang telah memilih kafir. Pilihannya sudah berbeda dengan pilihan Sang Pemimpin. Sehingga balasan bagi mereka yang kafir diterangkan oleh Sang Pemimpin akan menjadi penghuni neraka dan mereka kekal didalamnya.

Keberlangsungan Kepemimpinan setelah Sang Pemimpin juga mengacu kepada hal tersebut, dan apa yang ditinggalkan untuk pengikutnya yaitu Al Quran dan As Sunnah. Dan itu yang kemudian diterapkan dalam landasan kehidupan setelah Sang Pemimpin Wafat. Mulai dari proses pergantian Sang Pemimpin, mengambil zakat, sholat, haji dan muamalah di dalam negeri atau ke luar negeri termasuk perang. Kepemimpinan Pengganti Sang Pemimpin oleh sahabat-sahabatnya berlangsnung sampai ke generasi cucu-cucu beliau. Setelah itu Kepemimpinan beralih kepada generasi yang tidak pernah melihat dan bertemu langsung dengan Nabi Muhammad saw. Kepemimpinan di masa generasi cucu beliau adalah kepemimpinan yang dilupakan, dinegeri yang dilupakan, dan aturan yang dilupakan. Kepemimpinan beliau, pengganti Sang Pemimpin, cucu Sang Pemimpin, diperoleh karena pengakuan dari rakyat karena tidak mengakui kepemimpinan Negara.

Negara Islam yang sudah memiliki banyak negeri-negeri tidak diakui oleh rakyat dan pengganti sang pemimpin, cucu Nabi Rasul Muhammad saw, Hasan bin Ali bin Abu Thalib diangkat menjadi Khalifah dan berkedudukan di Makkah. Kekhalifahan Hasan ra tidak berlangsung lama, beliau diperangi oleh pemimpin Negara, dan wafat bersama keluarga, dan pengikutnya. Kemudian Kekhalifahan beralih kepada Husein bin Ali bin Abu Thalib, adiknya, yang juga diangkat oleh rakyat. Sedangkan kepemimpinan Negara diberikan oleh pemimpin sebelumnya yang secara tidak aklamasi menyatakan dirinya sebagai pemimpin pengganti Khalifah Ali bin Abu Thalib yang meninggal dunia karena luka dari pembunuhan yang tidak berhasil di saat khalifah Ali bin Abu Thalib sedang menjadi imam sholat.

Kepemimpinan Khalifah Ali bin Abi Thalib selesai dan kepemimpinan Muawiyah tidak diakui secara aklamasi, termasuk penduduk Makkah dan mengangkat Hasan ra sebagai Khalifah, yang digantikan Husein ra. Permusuhan antara Kekhalifahan di Makkah dan Kepemimpinan Negara Islam berlanjut sampai terjadi peperangan yang mengakibatkan Khalifah Husein dan pengikutnya banyak yang meninggal dan menjadi tawanan Pemimpin Negara. Mereka hidup sebagai tawanan dan dilecehkan oleh Pemimpin Negara sekalipun Pemimpin Negara mengetahui bahwa sedikit dari yang ditahan adalah keturunan Sang Pemimpin, Rasul dan Nabi Muhammad saw

Pemimpin negara dan pengikutnya memilih jalan Nabi Muhammad saw tetapi tidak berperilaku seperti Nabi Muhammad saw. Dan mereka tidak bisa menjalani takdir dengan baik, namun memilih menjalani takdir dengan jelek. Semua menjalani bahwa generasi setelah Nabi adalah akan menurun, tetapi sungguh sikap Pemimpin Negara dan pengikutnya tidak bisa dijadikan contoh dan teladan yang baik. Mereka keturunan dari orang yang meminta diakui sebagai pemimpin, mereka mengangkat diri mereka sebagai pemimpin, dan melenyapkan orang yang tidak mengakui pengakuan mereka sebagai pemimpin. Mereka keturunan orang yang memaksa orang untuk mengakuinya sebagai pemimpin, dan menghukum siksa, dan mati bagi orang yang tidak mengakui pengakuannya sebagai pemimpin. Pemimpin seperti ini sama dengan dajjal yang akan memaksa orang lain untuk mengakui dajjal sebagai pemimpinnya bahkan akan membunuhnya jika tidak mengakui dajjal sebagai pemimpinnya.

Dajjal akan melakukan peperangan di bumi untuk memaksa orang mengikuti dajjal, sampai nanti Isa as akan diturunkan oleh Allah swt untuk membunuh dajjal. Dan mulailah babak baru kehidupan di bumi dalam masa kekhalifahan Isa as dan pengikut-pengikutnya termasuk Muhammad bin Abdullah keturunan Sang Pemimpin, Rasul Muhammad saw yang bergelar Al Mahdina. Masa kekhalifahan Isa as berlangsung bersama kekhalifahan Al Mahdina, dalam kurun waktu 8, 9, atau 10 tahun. Allahua’lam.

n Ketika dajjal sedang berbuat kerusakan seperti itu, Allah swt mengutus Isa bin Maryam turun di dekat menara putih di sebelah timur Damaskus dengan mengenakan pakaian dua warna sambil meletakkan dua telapak tangannya pada sayap dua malaikat. Apabila ia tundukkan kepalanya, hujan pun turun. Jika dia angkat kepalanya, maka butiran-butiran mutiara berjatuhan dari kepalanya. Orang kafir tidaklah mencium bau napasnya melainkan mati dan bau napasnya bisa dicium sejauh mata memandang. Dia mencari Dajjal sehingga ditemukannya di pintu gerbang Kota Ludd, lalu dajjal dibunuhnya. (HR. Muslim)

n Kemudian Isa bin Maryam mendatangi suatu kaum yang dilindungi oleh Allah saw dari dajjal, lalu Isa bin Maryam mengusap wajah mereka dan memberitahukan kepada mereka mengenai derajat mereka di surga. (HR. Muslim)

n Ketika Isa bin Maryam dalam keadaan begitu, Allah swt mewahyukan kepadanya “Sesungguhnya Aku telah mengeluarkan hamba-hambaku yang tidak terkalahkan oleh siapapun. Karena itu selamatkan hamba-hambaku yang shalih ke bukit.” (HR. Muslim)

2.4. KEPEMIMPINAN YANG DI BOLEHKAN

dilihat dari cara Pengangkatannya

Nabi dan atau Rosul merupakan orang yang mendapatkan wahyu dari Allah swt, dan secara langsung mendapatkan perintah dari Allah swt untuk membimbing manusia yang lain ke jalan Allah swt.

Kepemimpinan Nabi dan atau Rosul juga mengalami proses, tidak serta merta mendapatkan sambutan yang baik, sebagai utusan Allah swt yang membimbing umatnya ke jalan Allah swt.

Para Nabi dan atau Rosul mengalami masa-masa sulit menghadapi orang-orang yang menentang risalah dari Allah swt.

Dan sebagai utusan Allah swt mereka pada akhirnya mengalami kemenangan dan dapat memiliki pengikut untuk menuju ke jalan Allah swt.

Hanya para Nabi dan atau Rosul yang mengatakan bahwa mereka adalah utusan Allah swt sebagai Nabi dan atau Rosul.

Dan sebagai Nabi pertama adalah Nabi Adam, dan Nabi sekaligus Rasul terakhir adalah Rasul Muhammad saw sampai hari kiamat nanti.

Artinya ajaran yang diberikan kepada Nabi dan atau Rasul sempurna pada masa mereka masing-masing dan berlanjut dengan sempurnanya ajaran yang diberikan kepada Rasul Muhammad saw oleh Allah swt sebagai ajaran islam sampai berakhirnya manusia menetap di bumi atau hari kiamat tiba.

Pada ajaran Rasul Muhammad saw yang disebut sebagai agama Islam, mengajarkan tentang Iman, Sholat, Zakat, Haji, sejarah Nabi dan Rasul, yang ajaran-ajarannya dibukukan dalam satu mushab Al-Quran dan Assunah Nabi Muhammad saw.

Al-Quran adalah wahyu yang diterima Rasul Muhammad saw dalam setiap kesempatan yang tidak terduga sampai beliau menunaikan haji wada’, dengan turunnya wahyu terakhir sebagai tanda bahwa wahyu yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw sudah sempurna dalam Al-Quran.

Assunah adalah perkataan dan perbuatan Rasul Muhammad saw yang bukan dari Al-Quran, dan diriwayatkan oleh perawi hadist dan dibukukan dalam buku hadist, yang merupakan perbuatan dan perkataan yang jika dijalankan mendapatkan pahala dan jika ditinggalkan tidak berdosa kecuali yang diwajibkan secara jelas di dalam Al-Quran.

Kepemimpinan oleh Nabi dan Rasul terakhir Rasul Muhammad saw berlangsung selama 23 tahun dari beliau berumur 40 th dan wafat pada umur 63 tahun.

Hadist Rasul Muhammad saw yang juga memberitahukan bahwa Rasul sebelum beliau yaitu Rasul Isa as belum wafat, beliau tidak dibunuh dengan cara disalib, namun sebelum terjadi penangkapan dipersembunyiannya Rasul Isa diangkat ke langit oleh Allah swt, dan orang yang mencarinya ke dalam goa diserupakan dengan wajah Rasul Isa as sehingga setelah sampai diluar ditangkap dan disalib oleh teman-temannya sendiri.

Rasul Muhammad saw mengabarkan bahwa sebelum hari kiamat datang, Rasul Isa akan diturunkan kembali ke bumi untuk memimpin umat manusia dengan ajaran Al-Quran dan Assunah Rasul Muhammad saw.

Pada masa kepemimpinan beliau ini yang disebut sebagai Kepemimpinan di jalan Kenabian, yaitu jalan Rasul dan Nabi Muhammad saw oleh Rasul dan Nabi Isa as.

Sebelum kepemimpinan Rasul Isa as yang keduakalinya ini, manusia memilih pemimpin dengan cara yang berbeda-beda.

Namun dilihat dari sejarah pergantian kepemimpinan setelah Nabi dan Rasul terakhir Rasul Muhammad saw sampai berdirinya Negara di bawah kepemimpinan Presiden dan atau Perdana Menteri dalam sejarah masyarakat muslim di kenal antara lain :

1. Khulafaurrasyidin

2. Khalifah yang Tidak Sah

3. Kekhalifahan Sah

4. Kekhalifahan

5. Presiden dan Perdana Mentri

6. Presiden

1. Khulafaurrasyidin adalah Kepemimpinan pengganti Nabi dan Rasul Muhammad saw yang dipilih secara musyawarah oleh orang-orang yang terpilih dan paling berjasa diantara kaum muslimin dan yang ditunjuk oleh Rasul Muhammad saw. Khulafaurrasyidin pertama sampai keempat adalah Khalifah Abu Bakar As Shidiq, Khalifah Umar bin Khatab, Khalifah Usman bin Affan, dan terakhir Khalifah Ali bin Abu Thalib.

2. Setelah kekhalifahan Ali bin Abu Thalib, orang yang bernama Muawiyah mendeklarasikan dirinya sebagai Khalifah. Padahal umat muslim belum bermusyawarah sehingga Kekhalifahan ini merupakan Kekhalifahan yang tidak sah.

3. Pada masa Muawiyah telah mengangkat dirinya sendiri sebagai khalifah, umat muslim di Makkah khususnya bermusyawarah dan mengangkat putra Ali bin Abu Thalib sebagai Khalifah yaitu Khalifah Hasan bin Ali bin Abu Thalib. Khalifah Hasan diperangi oleh Muawiyah dan gugur dalam pertempuran, dan rakyat muslim Makkah khususnya mengangkat adiknya yaitu Husein sebagai Khalifah yaitu Khalifah Husein bin Ali bin Abu Thalib. Khalifah Husein juga diperangi dan sampai akhirnya penerus dari kekhalifahan di Makkah mengungsi untuk membangun kekuatan guna mengalahkan Muawiyah. Dan kekhalifahan dari Khalifah di Makkah ini sebagai Khalifah Sah sebagai penerus Khulafaurrashidin, dengan proses musyawarah dari pemimpin-pemimpin kaum muslim.

4. Sampai pada tahun 1924 kekhalifahan silih berganti dan ada pada satu masa di dunia ini ada lebih dari 1 kekhalifahan sampai akhirnya kekhalifahan terbesar di Turki, yaitu kekhalifahan Ottoman dibubarkan oleh Kemal Pasha Attatruk dan berganti menggunakan sistem Parlementer. Sedangkan wilayah-wilayah di bawah kekuasaan kekhalifahannya telah terpecah-pecah menjadi Negara jajahan Negara-Negara dari Eropa dan Amerika. Sampai akhirnya masing-masing Negara merdeka dan menjadi Negara dengan pemimpin masing-masing dalam bentuk parlementer maupun presidensial.

5. Kepemimpinan Parlementer merupakan kepemimpinan yang dipimpin oleh seorang kepala Negara disebut Presiden dan kepala pemerintahan disebut Perdana Menteri. Dan ini adalah kepemimpinan di lokal negaranya saja. Tidak sebagai bagian Negara lain atau mengusai Negara lain di dunia.

6. Seperti halnya dalam parlementer kepemimpinan dalam system Presidensial merupakan kepemimpinan lokal negaranya oleh seorang kepala Negara yang sekaligus kepala pemerintahan yaitu Presiden.

Kejadian kepemimpinan pada nomor 5 dan 6 adalah masa dimana kekhalifahan dibubarkan dan merdeka dengan perjuangannya sendiri dari Negara penjajah yang pada umumnya menggunakan sistem Presidensial atau Parlementer. Sehingga setelah merdeka banyak dari Negara-negara ini menggunakan sistem tersebut termasuk Indonesia, yaitu dengan sistem Presidensial dan pernah juga menggunakan sistem Parlementer.

Allahua'lam.

PILIHAN GANDA BAB 2

1. SIAPA PEMIMPIN MAKKAH SETELAH KHALIFAH ALI BIN ABU THALIB?

A. HASAN/HUSEIN BIN ALI BIN ABU THALIB

B. UMAYYAH/MUAWIYAH

2. SIAPA MUHAMMAD BIN ABDULLAH BIN ABDUL MUTHALIB?

A. NABI DAN RASUL

B. BUKAN NABI DAN BUKAN RASUL

3. APA PILIHAN KAMU?

A. PILIHAN NABI DAN RASUL MUHAMMAD SAW YAITU MENGUCAPKAN ”TIDAK ADA TUHAN SELAIN ALLAH SWT DAN MUHAMMAD SAW ADALAH UTUSAN ALLAH SWT”

B. TIDAK MEMILIH SEPERTI NABI DAN RASUL MUHAMMAD SAW YAITU TIDAK MENGUCAPKAN ”TIDAK ADA TUHAN SELAIN ALLAH SWT DAN MUHAMMAD SAW ADALAH UTUSAN ALLAH SWT”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MLS

MLS
multi level sedekah

Mengenal Tambang Lebih Dekat

SATU JARINGAN,MULTI BISNIS!

Entri Populer