Rabu, April 01, 2009

Analisa Pemilu Presiden 2004

Muthofar Hadi, S.Si./Mantan Presiden BEMFMIPA UNS

“Ibu Mega Capres 2009 Keuntungan Bagi Capres Laki-Laki
pada PEMILU FINAL”

Sebagai seorang mantan Presiden di BEM Fakultas MIPA UNS saya merasakan bagaimana diajukan sebagai calon Presiden, bagaimana masa kampanye, dan bagaimana merasakan dan menerima hasil pemungutan suara.
Pemilihan Presiden RI tahun 2004 di Indonesia adalah yang pertama dilaksanakan di Indonesia, sedangkan Presiden BEM FMIPA UNS merupakan PEMILU ke 3, dan merupakan PEMILU yang dilaksanakan setelah Presiden BEM FMIPA ke 2 meninggal dunia disaat sedang menjalankan tugasnya.
Sebagai pemenang PEMILU BEM FMIPA ke-3 dengan perolehan suara yang mayoritas, saya bisa menganalisa suara yang saya peroleh. Dan begitu pula suara yang diperoleh oleh kandidat Presiden yang tidak jadi. Pemilu ke-3 Presiden BEM FMIPA UNS hanya diikuti oleh 2 kandidat, sehingga cukup mudah untuk memetakkan suara saya dan suara dari kandidat yang tidak jadi.
Sebenarnya PEMILU Presiden RI tahun 2004 juga cukup mudah memberikan analisa suara masing-masing kandidat, hanya karena didasarkan pada kepentingan perolehan yang akan datang, maka analisa yang dijadikan patokan adalah “suara bertambah”. Masing-masing kandidat jika sekarang menjawab maka perolehannya akan bertambah.
Satu hal yang penting dalam perolehan 61 : 39 dari masing-masing kandidat Presiden tahun 2004 adalah Gender.
Permasalahan ini sensitif bagi 61% pemilih yang tidak memilih Ibu Megawati Sukarnoputri, sehingga perolehan Bapak SBY bisa 61%.
Namun jika dianalisa dari jumlah massa masing-masing maka bisa dikatakan massa Ibu Megawati lebih banyak, dan pertambahan massa Bapak SBY adalah berasal dari luar massa keduanya yang mereka adalah anti pada Presiden wanita.
Jumlah massa yang anti pada Presiden Wanita ini bisa jadi lebih banyak dari massa Bapak SBY, hal ini bisa dilihat dari hasil pemilu Partai Demokrat yang hanya 7%. Jauh dari hasil pemilu Presiden yang 61%. Sekalipun tidak bisa dikatakan sama namun jika dibandingkan maka massa anti Presiden wanita ini ada 54%.
Sebuah kesalahan besar telah dilakukan jika PDIP mencalonkan Ibu Megawati sebagai Presiden dengan siapapun tokoh terkemuka yang mendampinginya. Ada 54% orang yang sudah siap memberikan suaranya untuk calon Presiden Laki-Laki melawan Ibu Mega, siapapun dia. Calon kandidat yang akan bertanding melawan Ibu Megawati sudah mengantongi 54% suara rakyat.
Mereka adalah massa yang tidak dapat disurvei, mereka tidak memberikan respon pada masalah gender seperti halnya para penentang gender, mereka lebih banyak bertindak daripada bersuara.
Analisa mudahnya adalah jumlah penduduk muslim di Indonesia kurang lebih 80% muslim, dan jika ada 54% anti pada pemimpin atau presiden perempuan maka sebenarnya belum semua penduduk muslim anti pada pemimpin wanita. Dan jika dikurangi maka penduduk muslim yang tidak anti tersebut jumlahnya 26%.
Jadi jika Ibu Megawati Sukarno Putri maju sebagai Presiden maka yang diuntungkan adalah Calon Presiden Laki-Laki yang akan bertarung dalam putaran terakhir melawan 39% dari suara ibu Megawati Sukarno Putri pada PEMILU 2004 kemarin.

Allahua'lam.

1 komentar:

  1. Analisa tersebut akan menjadi kenyataan jika Ibu Mega tidak bisa merebut simpati dari rakyat yang tidak suka Presiden Wanita. Selain itu Ibu mega juga harus bisa memberikan pengertian akan pilihan Presiden Wanita itu sama. Dan bisa jadi lebih baik dari pada sekedar hanya memilih berdasarkan gender laki-laki sebagai Presiden. Dengan penjelasan itu Ibu Mega bisa menarik simpati serta dukungan dengan berpeganga pada program yang akan di jalankan lebih baik dari pada calon Presiden Laki-laki. Semoga Mega-Pro menang!! Menuju Keselamatan, dan Kesejahteraan rakyat RI bersama Mega-Pro 2009 - 2014.

    BalasHapus

MLS

MLS
multi level sedekah

Mengenal Tambang Lebih Dekat

SATU JARINGAN,MULTI BISNIS!

Entri Populer