Sabtu, November 07, 2009

Provokator Vs Provokator

MUTHOFAR HADI
|  5 November 2009  |  07:30Sebarkan Tulisan:159



Dalam bahasa Indonesia, provokator berarti orang yang menggerakkan aksi atau gerakan ataupun tindakan yang menjurus pada kekacauan atau ketidaktertiban dan ketidakamanan. Namun bukan berarti setiap kejadian yang ada akibatnya berupa kerusakan, tidak tertib dan tidak aman adalah ulah provokator. Silahkan saja dibicarakan sendiri, yang jelas provokator hanya salah satunya saja.
Dalam pergerakan massif yang melibatkan massa tentu bukan karena massa itu tidak memiliki kesamaan alasan. Mereka ada dalam satu alasan, mereka bukan bergerak sendiri-sendiri tanpa ada pemimpinnya, entah pemimpinnya itu berupa uang, manusia, tujuan, atau hanya sekedar informasi. Bukankan pemimpin itu yang menjalankan gerakan menjadi satu? ternyata pemimpin itu hanyalah simbol. Karena setelah itu pemimpin-pemimpin sejati dari masing-masing massa akan bertarung. Dan kebiasaan yang umum di Indonesia, akan berakhir “God Bye, Mr Leader!”; “Selamat Tinggal Pemimpin”
Uang sebagai pemimpin, terjadi pada kasus2 yang kemudian disebut dengan suap, nyogok, salam tempel, dan juga korupsi. Hingga timbul massif disetiap kejadian, dikepolisian, ditentara, didepartemen-departemen pemerintah dan lain-lain. Bukan berarti menjadi gila dengan meninggalkan kehidupan saat ini lebih baik, atau bunuh diri saat ini lebih baik tetapi bersabar itu adalah yang terbaik.
Sabar sebagai pemimpin, maka bukan nafsu setan, bukan amarah, namun bergerak mencapai tujuan tepat pada waktunya. Saya senang menjadi pemimpin, sehingga tidak level ikut menjadi anak buahnya provokator. Tidak level bagi seorang pemimpin mengikuti provokator. Pada umumnya pengikut provokator adalah para pemimpi, mereka yang dipimpin uang, jabatan, wanita, kekayaan dan bukan sabar dan bukan ibadah (sholat).
Provokator memiliki kedudukan tinggi di saat yang menjadi bawahannya adalah seorang pemimpi, karena pada dasarnya pelaku kejahatan, termasuk yang menjadi anak buah provokator bukan pemimpin namun pemimpi. Sehingga untuk membedakan orang jahat dan orang baik selanjutnya akan saya sebutkan untuk orang jahat adalah pemimpi, dan orang baik sebagai pemimpin. Pemimpin akan tetap sebagai pemimpin selama dia menjadikan sabar dan ibadah (sholat)nya sebagai pemimpinnya. Namun pemimpin akan menjadi pemimpi di saat uang, jabatan, wanita, kekayaan, bukan sabar, dan bukan ibadah (sholat)nya sebagai pemimpin baginya. Dan orang yang bermimpi itu dalam bahasa Indonesia tidak disebut sebagai pemimpi. Jadi di saat kita tidur masih bermimpi jangan takut karena Anda bukan pemimpi.
Diam, dan membiarkan diri dimaki, membiarkan diri dijajah, membiarkan diri didholimi bukanlah sabar. Sabar adalah menempatkan sesuatu pada tempatnya. Bukan diam dan bukan membiarkan kedholiman terjadi yang dilakukan, namun berdoa. Berdoa agar kedholiman para pemimpi tidak menjadi-jadi. Dan waspada akan kedholiman yang lainnya. Sehingga pada waktunya pemimpin akan bertindak sebagai hakim, sebagai orang yang bijak untuk menetapkan apakah hukuman bagi pemimpi.
Pemimpin tidak harus menduduki jabatan, karena memiliki sabar dan ibadah (sholat) sebagai pemimpinnya dia adalah pemimpin sekalipun sendiri. Sedangkan pemimpi bukan yang masih daam tidurnya, namun dia bisa jadi seorang yang memiliki kedudukan namun tidak dipimpin oleh sabar dan ibadah (sholat). Pemimpi dipimpin oleh nafsu amarah, serakah, tamak, dholim, dan berbuat kerusakan di bumi untuk memuaskan nafsu kehewanannya.
Pada dasarnya manusia yang masih menjadi manusia adalah pemimpin, namun manusia yang sudah turun derajadnya menjadi hewan atau lebih hina lagi maka dia adalah pemimpi. Pemimpi adalah orang yang berangan-angan, bahkan yang terparah berangan-angan sebagai Tuhan hingga memiliki surga dan neraka. Na’udzubillah himindzalik summa na’udzubillah.
Tulisan ini bukan untuk menyudutkan orang yang di saat tidur suka bermimpi atau dalam tidurnya sering bermimpi. Namun tulisan ini mengajak kepada orang yang lupa fitrahnya sebagai manusia, yang suka berangan-angan, atau yang saya sebut sebagai pemimpi untuk kembali kepada kemanusiannya sebagai seorang pemimpin. Karena Allah swt menciptakan manusia tidak lain agar manusia beribadah. Mari jadikan diri kita pemimpin bukan pemimpi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MLS

MLS
multi level sedekah

Mengenal Tambang Lebih Dekat

SATU JARINGAN,MULTI BISNIS!

Entri Populer