Rabu, September 15, 2010

Menulis Presiden Membuat Takut

REP
Dodi
|  15 September 2010  |  07:19

Baru saja kompas membuat berita tentang instruksi Presiden, yang berisikan permintaan kepada rakyat dan aparatnya. SBY meminta kepada rakyat untuk ikut membantu menyelesaikan permasalahan yang terjadi dan mencari penyelesaiannya baik-baik. Dan kepada aparatnya SBY meminta untuk mereka menegakkan hukum atas peristiwa kriminal yang terjadi, berkaitan dengan pembunuhan 2 orang pemuka agama Kristen di Indonesia (Bekasi).

Sebelumnya sebagai sesama manusia saya mengucapkan “turut berduka cita yang sedalam-dalamnya” semoga pembunuhnya ketemu dan dapat dihukum dengan adil.

Tubuh terasa menggigil diperintah oleh SBY, Presiden RI. Baru Kepala Sekolah yang memerintah apabila tidak bisa mengerjakannya akan malu bahkan kalau perlu tidak masuk sekolah, karena pekerjaan yang diberikannya tidak selesai.

Ini Presiden yang menyuruh rakyat, tapi gak ada rakyat yang malu untuk tidak melaksanakannya. Dan tidak ada ketakutan dengan instruksi Presiden itu, namun bagi aparatnya mungkin mereka ada juga yang takut, karena mereka di gaji untuk itu.

Rasa takut hilang sendiri, saat tahu bahwa yang memberikan instruksi untuk menyelesaikan masalah yang terjadi itu adalah Presiden. Beberapa alasan saya sendiri adalah:

1. Presiden tidak pernah bertemu dengan saya, dan saya tidak pernah meminta Presiden menyelesaikan masalah-masalah saya, jadi tanpa Presiden ngomong setiap masalah yang saya hadapi saya selesaikan sendiri, atau dengan teman dekat saya, tanpa Presiden.
2. Permasalahan itu jauh dari saya, dan saya merasa bahwa itu adalah permasalahan yang rumit bagi saya, jadi saya sudah tentu tidak mampu menyelesaikannya.
3. Permasalahan itu menjadi besar karena menjadi Berita Nasional, yang maksud baiknya adalah agar tidak terulang kembali. Dan agar peristiwa tidak terulang maka yang diperlukan bukan ikut menyelesaikan masalah itu, namun menjaga kerukunan antar sesama manusia termasuk juga dengan Presiden, kalau dia mau.
4. Saya memiliki tipikal menyuruh, jadi sulit untuk disuruh, apalagi yang nyuruh tidak saya kenal dan jauh dari saya, gak lah. Dan,
5. Saya punya pikiran yang mengatakan bahwa Presiden yang bertanggungjawab menyelesaikannya bukan menyuruh rakyat seperti saya.

Berkaitan dengan hal tersebut saya memiliki ketakutan:
1. Saya curiga ada orang yang sedang di sorot kejelekannya dan ingin menutupinya dengan membuat olah, dan dia bisa berkata yang baik akan hal itu di media, agar imagenya menjadi baik.
2. Saya curiga ada skenario adu domba antar manusia, dengan tujuan menghilangkan tanggungjawab
3. Dan ini yang saya takutkan, saya takut bahwa SBY sudah tidak mampu menjalankan amanahnya sebagai Presiden, karena sudah sering kali menyuruh saya (baca. rakyat) untuk menyelesaikan masalahnya.
Agar ketakutan saya hilang, maka saya mengalihkan hal-hal yang berkaitan dengan itu, bahkan bisa melupakannya karena memang itu tidak masuk dalam prioritas kehidupan saya.

Beberapa langkah menghilangkan rasa takut itu adalah dengan:
1. Berusaha menjaga pikiran tetap jernih, tidak menyimpan konflik, yang salah satunya adalah dengan menuliskannya, ya istilah modernnya jadi penulis.
2. Membuat langkah-langkah penyelesaian konflik interes dalam diri ataupun dengan orang lain dengan musyawarah, salah satunya dengan berkirirm surat atau menulis lagi/sms.
3. Menjaga tubuh tetap bugar dan sehat, yakni dengan banyak-banyak membaca, menulis, bekerja, dan istirahat, tidak lupa sesekali berolah raga dengan diimbangi makan, minum yang halal dan baik.
4. Menjaga kondisi keuangan, walaupun uang tinggal 5 ribu di kantong jangan sampai di habiskan, sebab apabila tidak ada uang 1 ribu aja di kantong akan jadi masalah, salah satunya gak bisa parkir.

Dengan begitu maka, saat-saat timbul yang dinamakan ketakutan mudah dihilangkan.

Hanya satu yang tidak boleh dihilangkan adalah takut kepada Allah swt dengan penuh harap, ridho, ampunan, rizki, dan harapan-harapan baik lainnya agar kita tidak mendapat murka dari-Nya.
Ada salah dan kurangnya harap dimaklumi, semoga bermanfaat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MLS

MLS
multi level sedekah

Mengenal Tambang Lebih Dekat

SATU JARINGAN,MULTI BISNIS!

Entri Populer