Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Kasihan Bung Karno, dia sebenarnya adalah manusia biasa. Dia sendiri mengakui bahwa dia hanya menggali Pancasila. Sesungguhnya kasihan Ir Soekarno, karena namanya disebut-sebut sebagai
Bapak Bangsa RI, namun meninggal dalam kesedihan (imperialisme) NKRI.
Beliau di saat-saat akhir kekuasaannya, sudah memberikan sebuah pelajaran, bahwa dirinya tidak memiliki ajaran yang sempurna. Bagaimana ajarannya dikatakan sempurna padahal beliau hanya menggali, dan menyesuaikan dengan kondisi bangsanya. Hingga beliau merubah-rubah kebijakan di dalam negaranya yang beliau pimpin yaitu NKRI.
Beliau sendiri di akhir kekuasaannya pada tahun 1965 M, ditolak pertanggungjawabannya sebagai Presiden RI (mandataris MPRS RI). Beliau, diperalat oleh orang-orang yang ingin berlindung dibalik nama besar Soekarno. Beliau, Soekarno hanya sebagai alat, alat untuk mendapatkan kekuasaan. Sehingga nama beliau (Ir Soekarno), dan perkataan beliau, dinamakan ajaran Soekarno, yang luhur.
Padahal Beliau sendiri adalah orang yang beragama, dan sebagai sesama orang beragama, tentu akan mendahulukan ajaran agamanya. Setelah dilaksanakan agamanya, ternyata pelajaran dari Ir Soekarno adalah bersifat insidental. Tepat pada waktunya, dan menjadi sesat diwaktu yang tidak tepat.
Beliau mengajarkan BERDIKARI, JASMERAH, NASAKOM adalah tepat pada waktunya, namun menjadi bumerang kepada pelaksana yang tidak bisa menggunakannya. Ajaran beliau ini adalah merupakan juga berasal dari ajaran Muhammad saw, meskipun tidak semua ajaran Bung Karno adalah dari Muhammad saw.
Manusia tidak ada yang sempurna, dan sekarang kita lihat.Sebagai orang yang beragama islam, sekarang beliau dibuat patung. Apakah ini ajaran Bung Karno, membuat patung manusia?
Kita lihat, tugu selamat datang, di Jakarta, ada patung manusianya. Dan sampai saat ini, orang Islam juga seperti Bung Karno, tidak ada yang meminta dibuat patung, namun tidak ada larangan membuat patung di dalam ajaran Soekarno dan Pancasila. Sehingga masih banyak patung yang di buat, dan menunjukkan bahwa patung itu adalah sosok Pahlawan Bangsa Republik Indonesia, seperti Ir Soekarno (muslim), Jenderal Soedirman (muslim), Muhammad Hatta (muslim).
Dan sebuah kewajaran di saat ada yang menyimpulan bahwa Republik Indonesia adalah sebuah NEGARA KAFIR, yaitu KUFUR dari menjalankan perintah Tuhan dalam ajaran ISLAM. Meskipun masih ada ulama Islam yang membela RI yang sudah dikatakan KAFIR oleh umat Islam.
Saya tidak akan membela Soekarno, agar patungnya dihilangkan, namun saya akan membela agama saya, Islam. Karena membuat patung manusia bagi umat Islam adalah menjalankan larangan Tuhan. Artinya manusia dengan sengaja berbuat dosa, dan dibiarkan hingga dibenarkan berbuat dosa, di Negara Kesatuan Republik Indonesia ini.
Ajaran apa yang Soekarno ajarkan adalah semu dan tidak layak untuk ditiru, SEMUANYA, seperti halnya membuat patung manusia sebagai milik bersama Bangsa RI, dan juga milik umat Islam. Sayang beliau sudah meninggal, sehingga tidak bertemu dengan generasi di RI, yang seperti saya.
Saya sendiri tidak pernah ketemu dengan Ir Soekarno, namun pernah melihat beliau dalam film-film dokumenter. Dan saya juga tidak membantah bahwa beliau adalah seorang muslim, karena beliau dimakamkan secara islam, paling tidak saya pernah ke makam beliau di Blitar. Dan melihat makamnya, seperti halnya umumnya orang islam yang dimakamkan. Serta beliau juga pernah berpidato bahwa beliau bukan seorang komunis, namun beliau adalah seorang muslim.
Sebagai seorang muslim, beliau sangat mengidolakan Nabi Muhammad saw, dan beliau juga sebenarnya tidak menginginkan untuk ditiru. Apalagi sebagai seorang muslim beliau punya sunnah, atau ajaran bahwa orang yang pantas untuk ditauladani/ditiru adalah Muhammad saw.
Beliau sendiri pernah berpidato tentang Ajaran Marheinisme, yang dia anggap bukan sebagai ajaran beliau. Namun sebagai pengejawantahan dari pemikiran nasionalisme, islam dan komunisme yang beliau pelajari dan kemudian beliau praktekkan di Indonesia.
Ajaran Marheinisme adalah sebuah teori untuk menjalankan sebuah proyek yang menggunakan pendekatan dari pemikiran Bung Karno. Dan tidak ada paksaan untuk menjalankan itu, di saat Bung Karno sudah tidak ada, terlebih lagi.
Hal ini berbeda dengan kepemimpinan Muhammad saw, yang kepemimpinannya, serta ketauladanannya adalah bersifat seterusnya/tidak terbatas waktu. Dan apabila menjalankan sesuai yang diperintahkan Tuhan, serta menjauhi larangan Tuhan dengan meniru/menauladani Muhammad saw adalah sebuah jalan yang lurus, dan selamat dunia akhirat.
Ajaran Bung Karno tidak layak dibandingkan dengan ajaran Muhammad saw, karena ajaran Muhammad saw adalah berupa agama yang universal. Sedangkan ajaran Bung Karno adalah bersifat insidental serta lokal. Dan itupun tidak berhasil membawa lokal serta insidental saat/waktu itu menjadi sebuah kesejahteraan bagi Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Saat ini Presiden SBY dan banyak dari pemimpin serta wakil rakyat di RI menginginkan kembali kepada PANCA SILA. Namun hal ini tidak membuat yang jumlahnya sedikit seperti saya untuk mundur, dan mengikuti begitu saja ajakan mereka (SBY CS).
Saya menginginkan seperti apa yang ingin saya kemukakan berikut ini atas apa yang ada di RI saat ini (ERA SBY jilid II 2011, Juni) :
1. Sebagai seorang muslim, saya ingin nama baik Islam dan ajaran Islam dikembalikan, dengan cara menjalankan ajarannya.
2. Ada payung hukum dari Negara RI, untuk kaum muslim di RI menjalankan syariat Islam. Baik di dalam lingkup pribadi, lingkungan keluarga, masyarakat, maupun negara.
3. Membuat sebuat kebijakan umum yang mengikat antara umat muslim dengan non muslim berkaitan dengan syariat-syariat yang berhubungan dengan urusan bersama. Seperti membuat patung manusia, atau tokoh bangsa, yang dijadikan sebagai monumen/tugu/patung, meskipun tidak disembangyangi, namun hukumnya dalam islam adalah HARAM.
4. Tidak ada pajak bagi umat Muslim untuk dibayarkan kepada Negara, namun Negara berhak untuk memaksa warga muslim membayar zakat bagi yang mampu. Dan dalam pelaksanaan menggunakan zakat yang dikumpulkan oleh Negara dilaksanakan dengan transparan.
Saya hanya mengingatkan, bahwa ini adalah ajaran agama saya. Namun apabila peringatan ini tidak diindahkan, maka pelaksanaan PANCA SILA yang masih menjajah saya sebagai umat Islam, apabila dijalankan, maka saya kembalikan kepada Tuhan, karena hidup dan mati manusia ada ditangan Tuhan.
Saya bersyukur bisa menyampaikan ini, dan hidup saya bukan untuk memperjuangkan tegaknya PANCA SILA di Indonesia. Namun hidup saya untuk Allah swt.
Wassalamu’alaikum, Wr. Wb.