Selasa, Juni 30, 2009

Akhirnya Dapat Juga Berita BLT ala SBY

SBY: Program Pemerintah Tak Hanya BLT

Minggu, 29 Maret 2009 - 16:33 wib
Rus Akbar - Okezone

PADANG - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mulai merespon kritik berbagai pihak tentang bantuan langsung tunai (BLT) yang dicanangkan pemerintah. SBY mengklaim, amat banyak program pemerintah yang telah dia lakukan selain BLT.

Ungkapan itu disampaikan SBY saat berorasi di depan massa Partai Demokrat di lapangan Imam Bonjol, Padang, Sumatera Barat, Minggu (29/3/2009) siang. "Banyak yang memandang program pemerintah hanya BLT, padahal banyak program yang sudah dijalankan dan semuanya pro rakyat," katanya.

Di antara program-program itu, lanjutntya, antara lain menaikkan anggaran Pendidikan sebesar 20 persen, meningkatkan kesejaterahan guru, jaminan kesehatan rakyat miskin, mengurangi jumlah pengangguran dan keluarga miskin.

"Semuanya sudah dilakukan pemerintah. Dan ini membuktikan program tersebut berhasil. Jumlah keluarga miskin berkurang, begitu juga peangguran," ungkapnya disambut tepuk tangan meriah ribuan masa Demokrat.

Selain itu, kata SBY, pemerintah juga telah memberikan bantuan beras miskin pada keluarga yang tidak mampu, agar biaya yang ada bisa digunakan untuk keperluan lain,

SBY juga menyebut program keluarga harapan, di mana pemerintah memberikan bantuan pada orang cacat, jumpo, serta veteran, serta program PNPM yang yang tengah digalakan pemerintah saat ini.

"Tujuannya untuk meringankan masyarakat. Program PNPM ini untuk mengurangi beban mereka, dengan cara membangun fasilitas yang ada di pedesaan. Kalau hanya memandang BLT saja itu salah," tegasnya.

Kampanye SBY di Padang ini didampingi oleh Ibu Ani Yudoyono serta anak keduanya Edi Baskoro Yudoyono yang akrab disapa Ibas.

(ded)

Berita Terkait: Antrean BLT

Kamis, Juni 25, 2009

KEWAJIBAN YANG TIDAK WAJIB

20 MEI 2009

ADAT dan PERADABAN

Manusia hidup berkelompok, dan menjadikan ketentuan – ketentuan dari kelompoknya sebagai aturan. Aturan adalah poin-poin untuk mengatur anggota kelompok dan lingkungannya agar teratur. Dalam masyarakat muslim, pertama kali nabi membuat aturan untuk orang-orang muslim saja dengan wahyu yang diterimanya. Aturan tersebut bukan dari pribadi rasul namun dari Allah swt. Bahkan sahabat-sahabatnya mengatakan bahwa jika ini adalah ketentuan Allah swt maka kami akan melakukannya namun jika ketentuan ini adalah dari dirimu sendiri kami akan menolaknya. Rasul menjawab bahwa ketentuan tersebut adalah dari Allah swt.

Penghianat-penghianat perjuangan kesejahteraan di Indonesia di zaman pasca kemerdekaan atau zaman perjuangan fisik sulit untuk dibedakan dengan pejuang. Mereka sudah lama menjadi penghianat dan mampu mengelabuhi banyak pejuang mujahid mujahidah hingga tertangkap, dipenjara, diasingkan, bahkan dibunuh.

Pengalaman tersebut menjadi pelajaran bagi para pejuang untuk berhati-hati. Strategi perjuangan Rasul Muhammad saw juga tidak terlepas dari pengkianatan dari para pengkhianat. Para pengkhianat pernah meninggalkan rasul dan lari dari peperangan, para pengkhianat pernah membuat berita bohong untuk menjatuhkan Rasul Muhammad saw, para pengkhianat pernah menyiksa pengikut setia Rasul Muhammad, dan para pengkhianat pernah membunuh serta menyebar fitnah di kalangan pengikut setia Rasul Muhammad saw.

Para pengkhianat pernah meracuni mujahid Pangeran Diponegoro, para pengkhianat pernah menunjukkan persembunyian mujahidah Cut Nyak Dien, para pengkhianat pernah membela Belanda melawan mujahid mujahidah mencapai Indonesia merdeka.

Perjuangan kemerdekaan RI berlangsung berabad-abad, dan setelah proklamasi kemerdekaan tahun 1945 sulit membedakan antara pengkhianat dan pejuang. Para sahabat rasul Muhammad saw yang setia pernah akan membunuh pengkhianat di tubuh kaum muslim namun dicegah oleh Rasul Muhammad. Para pejuang kemerdekaan di RI memiliki niat dan tujuan sendiri-sendiri. Setelah tujuan kemerdekaan tercapai niat mereka untuk mensejahterakan rakyat Indonesia kemudian bertarung dengan niat yang lain. Selama 1945 – 1965 atau 20 tahun Pemerintah RI mengatakan bahwa mereka telah dikhianati oleh PKI 1948, PRRI/PERMESTA, dan lain-lain. Niat dari pengkhianat yang dikatakan oleh Pemerintah RI ini adalah untuk menuju kesejahteraan rakyat. Mereka berjuang atas nama rakyat untuk menuju kesejahteraan, karena mereka menilai Pemerintah RI tidak memberikannya.

Permusuhan antara rakyat dengan Pemerintah kemudian bisa reda setelah berada di bawah kepemimpinan Presiden Soeharto. Pada era 1967 – 1998 atau 32 tahun gejolak kekecewaan kepada Pemerintah RI bukan tidak ada, namun beralih pada tahapan ide dan pemikiran. Bagaimana niat mensejahterakan rakyat ini masuk dalam ide dan pemikiran pemerintah. Sehingga banyak dari mereka masuk ke dalam pemerintahan.

Pada era ini orang berpikir pada azaz Negara Pancasila, dan tidak boleh ada azaz lain selain Pancasila. Sehingga peraturan ini menjadi adat, adat bagi rakyat Indonesia agar berpancasila. Adat ini diciptakan sedemikian rupa sehingga orang yang berazaz Pancasila ini bisa terlihat kepribadiannya sebagai manusia berkepribadian Pancasila. Manusia lain yang tidak menggunakan Pancasila atau bahkan memusuhi Pancasila menjadi sasaran pemerintah yang disebut pengkhianat oleh Pemerintah RI. Mereka ada yang dinamakan komunis, komunis gaya baru, fundamentalis islam, teroris islam, sektarian (OPM), yang ada dalam individu ataupun kelompok menjadi pengkhianat bagi Pemerintah RI.

Dalam masyarakat Rasul Muhammad saw mencapai kemerdekaan di Madinah setelah Hijrah. Para Mujahid Mujahidah ini menghindari pertempuran dengan penduduk Makkah dengan menjalankan strategi hijrah ke negeri yang aman untuk mereka. Kemerdekaan mereka di Madinah benar-benar terwujud, mereka bisa terhindar dari peperangan dengan penduduk Makkah, mereka bisa bersaudara dengan penduduk Madinah, dan niat mereka menjalankan Islam bisa terlaksana. Di negeri Madinah ini Rasul membangun peradaban Islam dari kaum yang hijrah ke Madinah membawa Islam sebagai Muhajirin, bertemu dan bersama kaum yang menerima mereka di Madinah sebagai Anshor. Perpaduan Muhajirin dan Anshor ini kemudian mampu membangun peradaban Islam, yang diakui keberadaan dan kekhasannya oleh kaum yang lain di luar Islam. Kaum Muslim di bawah pimpinan Rasul Muhammad saw menjalankan perdagangan dengan jujur, adil, tidak riba, yang berbeda dengan kaum non islam menjalankannya. Kaum muslim menjalankan ibadahnya sesuai dengan petunjuk Rasul Muhammad saw dari wahyu yang diterima Rasul. Petunjuk ibadah ini yang kemudian dijadikan pedoman hidup orang-orang muslim, yang dalam Haji Wada’ Rasul telah disempurnakan oleh Allah swt, dengan Allah swt telah rela Islam menjadi Agama manusia, dan Nabi Muhammad saw berpesan bahwa Islam sebagai agama telah sempurna dan barang siapa yang berpegang kepada dua hal yang Rasul tinggalkan tidak akan tersesat selamanya, yaitu berpegang pada Al-Quran dan As Sunnah.

Adat dalam islam adalah Al Quran dan As Sunnah itu, sehingga barang siapa yang melanggarnya mereka akan mendapat hukuman. Namun dalam perjalanan sejarah bangsa Indonesia adat hanya dimaknai dari kebiasaan rakyat setempat, dari mana kebiasaan itu berasal mereka acuh, bahkan jangan sampai bahwa Al Quran dan As Sunnah yang menjadi sumbernya. Permusuhan rakyat dengan Pemerintah Orba sangat dirasakan oleh kaum muslim, kaum muslim banyak tidak menggunakan cara kekerasan dalam memperjuangkan Al Quran dan As Sunnah menjadi adat di Indonesia. Mereka justru tidak mengenal adat kedaerahan karena mereka menjalankan Al Quran dan As Sunnah itu sendiri, sehingga mereka membangun dari diri sendiri dan syukur-syukur bisa menjadi peradaban islam.

Banyak permasalahan yang muncul berkenaan dengan kaum muslim Indonesia di bawah pemerintahan Orba. Pelarangan memakai jilbab, pelarangan menggunakan baju gamis, pelarangan memanjangkan jenggot, pelarangan menggunakan azaz islam, dll.

Pada tahun 1998 setelah pemilu Presiden 1997 banyak menuai kritik dari rakyat, terutama diangkatnya kembali Presiden Suharto sebagai Presiden RI ke 7 kalinya. Yaitu dari Sidang MPR tahun 1967, 1972, 1977, 1982, 1987, 1992, dan 1997. Mahasiswa menjadi motor penggerak gerakan Anti Suharto, hingga akhirnya pada tanggal 21 Mei 1998 Presiden Suharto menyatakan mundur dan digantikan oleh Presiden B.J. Habibie sampai Pemilu Multi Partai tahun 1999. Dari pemilu multi partai tahun 1999 kemudian menghasilkan MPR RI dengan sidang umumnya yang pertama memilih Presiden Abdulrahman Wahid dan Wakil Presiden Megawati Sukarnoputri.

Kondisi ini tahun 1999 – 2002 juga ternyata belum mewujudkan cita-cita rakyat dan niat para pejuang mujahid-mujahidah mencapai kesejahteraan rakyat. Sehingga timbul pergesekan antara Presiden dengan mereka, dan akhirnya Presiden bersedia diberhentikan dan Indonesia memiliki Presiden baru Presiden Megawati Sukarnoputri dengan wakil presiden Hamzah Has dari 2002 – 2004.

Pada masa ini adalah masa tenang, dan banyak dirasakan sebagai pencerahan setelah masa genting dan keras pada tahun 1998 – 2002. Permasalahan kecil yang timbul adalah kebimbangan dari sedikit rakyat untuk menerima Presiden wanita. Namun Presiden Megawati mampu dan tetap diakui sebagai Presiden sampai akhir masa jabatan setelah pemilu 1999 sampai 2004. Pada era Presiden Megawati proses pemilu dilaksanakan/berlangsung 2 tahap, tahap pemilu DPR dan DPD, dan Tahap Pemilu Presiden.

Hasil dari pemilu Presiden 2004 setelah proses pemilu ternyata tidak semua rakyat memilih, sehingga dari rakyat yang memilih dihasilkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Wakil Presiden Juyuf Kalla. Mereka memerintah RI dari 2004 sampai sekarang, dengan banyak permasalahan-permasalahan kemanusiaan. Dari segi keagamaan pemerintahan ini banyak memberikan umat islam untuk berjilbab, namun masih ada dari sunah-sunah Rasul Muhammad saw yang tidak dijalankan sebagai bentuk peradaban muslim. Sehingga para era pemerintahan ini peradaban muslim di Indonesia belum terwujud sampai saat ini.

Hari ini 20 Mei 2009, 101 tahun Budi Utomo berdiri, 11 tahun Reformasi Damai, dan 11 tahun kurang satu hari Presiden Suharto menyatakan mundur. Rakyat Indonesia memiliki 3 orang calon Presiden dan Wakil Presiden yang akan dipilih dalam PEMILU PILPRES 9 Juli 2009. Hasil Pemilu DPD dan DPR juga sudah disahkan meskipun masih menyisakan permasalahan-permasalahan yang sudah diterima Komisi Konstitusi RI.

Hari ini semua rakyat mengenal dan mengenang ditetapkannya sebagai hari kebangkitan Nasional. Hari dimana rakyat Indonesia bangkit dari kebodohan, bangkit dari budak penjajah, dan bangkit menemukan dan mewujudkan peradabannya. Peradaban yang telah lama direbut, dihilangkan dan diganti dengan peradaban penjajah. Peradaban itulah yang memberikan semangat pada kaum pelajar tempo doeloe menyatakan bangkit dan berjuang mengusir penjajah dari negeri Indonesia. Penjajahan yang sudah dapat diusir 64 tahun lampoe itu sekarang menyisakan hutang, dan kebangkitan menuju Indonesia yang adil, makmur, selamat dan sejahtera.

Indonesia maju bersama pemimpin, dengan pemimpin yang tahu cita-cita, dan niat para pejuang maka keadilan, kemakmuran, keselamatan dan kesejahteraan rakyat menjadi peradaban islam bagi bangsa Indonesia tercinta terwujud.

Salam Kebangkitan, MERDEKA!

M. HADI, S.Si.

Minggu, Juni 21, 2009

PKS VS KAMMI 2009

Kamis, 18 Juni 2009, 13:27:14 WIB
Laporan: Yayan Sopyani al-Hadi


Jakarta, RMOL. Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) adalah salah satu gerakan mahasiswa Muslim terbesar di Indonesia selain Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) dan Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII). KAMMI didirikan pada tanggal 29 April 1998 di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Jawa Timur. Pendirian KAMMI berawal dari pelaksanaan Forum Silahturahmi Lembaga Dakwah Kampus (FS-LDK) X se-Indonesia di Malang.

Anggaran Dasar KAMMI pasal 5 menyebutkan bahwa KAMMI adalah organisasi yang bersifat terbuka dan independen. Namun, banyak kalangan menganggap bahwa KAMMI merupakan underbrow Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Anggapan ini semakin kuat karena sebagian alumni KAMMI menjadikan PKS sebagai pilihan alternatif dan perjuangan politik.

Seiring waktu berjalan, kedekatan PKS dan KAMMI mengalami pasang surut. Dalam milis KAMMI yang terbuka—KAMMI memiliki milis yang tertutup, kammi-clsd—pernah terjadi perdebatan antara Yusuf Caesar (Humas KAMMI Pusat) dengan Novri yang dikatakan Yusuf sebagai alumni KAMMI. Perbedaan pandangan tentang Independensi KAMMI secara konseptual, mengakibatkan retaknya dalam tataran gerakan yang bersifat strategis dan taktis.

Kemarin (17/6), bertempat di Graha Wisata, Kuningan, Jakarta, Pengurus KAMMI 2008-2011 dilengserkan melalui Muktamar Luar Biasa (MLB). Melalui MLB, pengurus teras KAMMI resmi tergusur. Diantara yang dilengserkan itu adalah Ketua Majelis Permusyawaratan Pusat (MPP) Taufik Amarullah, Ketua KAMMI Pusat Rahman Thoha dan Sekjen KAMMI Pusat Fikri Aziz. Diduga, Tifatul Sembiring dan Ketua Pembina Wilayah PKS se-Indonesia, Martri Agung, berada di balik MLB itu. Pasalnya, Tifatul dianggap tersinggung karena demo KAMMI dibawah kordinasi Rahman Thoha yang menolak cawapres Boediono yang diusung PKS. [yan]

Jumat, Juni 19, 2009

Jurkam JK-Wiranto Bicara

Yuddy Chrisnandi menilai Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) telah bersikap diskriminatif terhadap pasangan capres JK-Wiranto karena melaporkan pasangan tersebut ke Polri.

JK-Wiranto namun beliau insyaalloh akan datang jika dipanggil, sebagai komitmen atas penegakan hukum," kata Jubir Tim Kamnas capres JK-Wiranto Yuddy Chrisnandi di bandara Halim Perdana Kusuma Jakarta, Jumat.

Pernyataan Yuddy tersebut diungkapkan ketika ditanya soal pengaduan Bawaslu ke Polri terhadap Capres M Jusuf Kalla dan cawapres Wiranto karena dinilai bertanggungjawab atas nama-nama tim kamnas yang di dalamnya terdapat pejabat BUMN.

Menurut Yudhy, Bawaslu dinilai bersikap diskriminatif karena pasangan capres JK-Wiranto dilaporkan sementara pasangan capres lain yang capres SBY-Boediono tidak. Meskipun tambah Yuddy pasangan capres SBY-Boediono justru lebih banyak pejabat BUMN yang dimasukkan dalam tim kamnas.

"Capres lain (SBY-Boediono) lebih banyak memasukkan pejabat BUMN. Memang alasannya JK-Wiranto yang menanda tangani. Padahal tanggungjawab keseluruhan tim kamnas ada di capres," kata Yuddy.

Yuddy juga menjelaskan JK dan Wiranto selaku pimpinan memang menandatangani daftar nama tim kamnas yang didaftarkan ke KPU. Namun tambah Yuddy khusus untuk nama Fadil Hasan dan Abdul Razak Manan telah dikeluarkan dari daftar.

"Walaupun ini diskriminatif namun kami tetap menghormati proses hukum yang berlaku," kata Yuddy.

Bawaslu telah melaporkan ke Polri capres Jusuf Kalla dan cawapres Wiranto karena dinilai telah melakukan pelanggaran tindak pidana pemilu. Selain itu Bawaslu juga melaporkan Sekjen DPP Partai Golkar Sumarsono, Sekjen DPP Hanura Yus Usman.

Dalam Tim JK-wiranto terdapat nama Komisaris PTPN XI Fadhil Hasan dan Komisaris PT Pelindo I Abdul Razak Manan.

Rabu, Juni 17, 2009

Diskusi di Forum Ide untuk Indonesia

http://www.facebookiui.blogspot.com
Menampilkan topik 1 - 30 dari total 31 topik.

Kritis dan Saran untuk Blog FB IUI

1 kiriman oleh 1 orang Dibuat 9 jam yang lalu
Kiriman terbaru oleh Muthofar Hadi Hadi
Dikirim 9 jam yang lalu

Menuju Negara Maritim?

2 kiriman oleh 1 orang Dibuat 9 jam yang lalu
Kiriman terbaru oleh Muthofar Hadi Hadi
Dikirim 9 jam yang lalu

Siapa yang tidak tahu fitnah di tulisan ini?

18 kiriman oleh 11 orang Dibuat pada 13 Juni 2009 pukul 2:28
Kiriman terbaru oleh Auggie Harsa
Dikirim 10 jam yang lalu

Musyawarah menentukan Presiden dan Wakil Presiden dari "Ide untuk Indonesia" di RI ke-7

17 kiriman oleh 8 orang Dibuat pada 03 Juni 2009 pukul 6:06
Kiriman terbaru oleh Auggie Harsa
Dikirim 10 jam yang lalu

Legalkan Golput sebagai salah satu pilihan dalam surat suara

35 kiriman oleh 14 orang Dibuat pada 05 Juni 2009 pukul 1:04
Halaman 1 2
Kiriman terbaru oleh Dodi Muthofar Hadi
Dikirim 17 jam yang lalu

KRITIK DAN SARAN

8 kiriman oleh 5 orang Dibuat pada 06 Juni 2009 pukul 2:13
Kiriman terbaru oleh Muthofar Hadi Hadi
Dikirim pada 15 Juni 2009 jam 4:04

Indonesia di bangun tidak dengan Pajak?

28 kiriman oleh 11 orang Dibuat pada 01 Juni 2009 pukul 2:59
Kiriman terbaru oleh Muthofar Hadi Hadi
Dikirim pada 15 Juni 2009 jam 3:57

Wakil rakyat atau wakil Parpol...?

16 kiriman oleh 10 orang Dibuat pada 05 Juni 2009 pukul 1:13
Kiriman terbaru oleh Bukan Siapa-Siapa
Dikirim pada 14 Juni 2009 jam 19:54

Transparansi Kabinet sebelum Pilpres

10 kiriman oleh 9 orang Dibuat pada 05 Juni 2009 pukul 0:52
Kiriman terbaru oleh Bukan Siapa-Siapa
Dikirim pada 13 Juni 2009 jam 6:04

Ngayogyakartahadiningrat adalah istimewa

10 kiriman oleh 6 orang Dibuat pada 01 Juni 2009 pukul 4:22
Kiriman terbaru oleh Bukan Siapa-Siapa
Dikirim pada 13 Juni 2009 jam 6:00

Diskusi Harta Negara Diperoleh

4 kiriman oleh 3 orang Dibuat pada 09 Juni 2009 pukul 0:01
Kiriman terbaru oleh Bukan Siapa-Siapa
Dikirim pada 13 Juni 2009 jam 5:58

Harta Negara

5 kiriman oleh 4 orang Dibuat pada 09 Juni 2009 pukul 11:23
Kiriman terbaru oleh Dodi Muthofar Hadi
Dikirim pada 12 Juni 2009 jam 6:38

BLT: sesuatu yang baik namun disampaikan dengan cara yang kurang baik?

19 kiriman oleh 7 orang Dibuat pada 03 Juni 2009 pukul 18:57
Kiriman terbaru oleh Dodi Muthofar Hadi
Dikirim pada 12 Juni 2009 jam 6:35

haruskah go organic?

3 kiriman oleh 2 orang Dibuat pada 09 Juni 2009 pukul 4:25
Kiriman terbaru oleh Muhammad Iqbal
Dikirim pada 11 Juni 2009 jam 17:23

REFORMASI MORAL

16 kiriman oleh 10 orang Dibuat pada 28 April 2009 pukul 23:48
Kiriman terbaru oleh Arif Setyanto
Dikirim pada 11 Juni 2009 jam 10:09

"Ide untuk Indonesia": Hanya sebatas wacana tanpa implementasi?

19 kiriman oleh 7 orang Dibuat pada 05 Juni 2009 pukul 5:19
Kiriman terbaru oleh Bukan Siapa-Siapa
Dikirim pada 11 Juni 2009 jam 3:02

Tiap Tahun, Utang Pemerintah Naik Rp 100 Triliun

13 kiriman oleh 5 orang Dibuat pada 07 Juni 2009 pukul 5:40
Kiriman terbaru oleh Udin Haz
Dikirim pada 10 Juni 2009 jam 10:16

VISI MISI "Ide untuk Indonesia"

2 kiriman oleh 2 orang Dibuat pada 01 Juni 2009 pukul 10:57
Kiriman terbaru oleh Dhenok Pratiwi
Dikirim pada 10 Juni 2009 jam 0:59

SEBUAH RENUNGAN

5 kiriman oleh 4 orang Dibuat pada 06 Juni 2009 pukul 2:38
Kiriman terbaru oleh Bukan Siapa-Siapa
Dikirim pada 08 Juni 2009 jam 18:11

Khalifah Bukan Pemimpin Partai/Organisasi

12 kiriman oleh 5 orang Dibuat pada 04 Juni 2009 pukul 12:58
Kiriman terbaru oleh Bukan Siapa-Siapa
Dikirim pada 08 Juni 2009 jam 18:10

indonesia

14 kiriman oleh 7 orang Dibuat pada 04 Juni 2009 pukul 22:38
Kiriman terbaru oleh Bukan Siapa-Siapa
Dikirim pada 08 Juni 2009 jam 18:03

Tolak Politisasi Simbol Agama dalam Pemilu Presiden

22 kiriman oleh 9 orang Dibuat pada 01 Juni 2009 pukul 10:53
Kiriman terbaru oleh Bukan Siapa-Siapa
Dikirim pada 08 Juni 2009 jam 18:01

Indonesia sebagai macan asia tapi macan itu sekarang ompong

7 kiriman oleh 5 orang Dibuat pada 02 Juni 2009 pukul 11:14
Kiriman terbaru oleh Bukan Siapa-Siapa
Dikirim pada 08 Juni 2009 jam 18:00

Airmata Yang Tersenyum

2 kiriman oleh 2 orang Dibuat pada 01 Mei 2009 pukul 9:07
Kiriman terbaru oleh Dodi Muthofar Hadi
Dikirim pada 08 Juni 2009 jam 13:48

UU BHP???, "Virus Wajah Pendidikan"

3 kiriman oleh 3 orang Dibuat pada 03 Mei 2009 pukul 22:29
Kiriman terbaru oleh Dodi Muthofar Hadi

Minggu, Juni 14, 2009

Wiranto (02)




BIOGRAFI: 01 02 03 04 ==

http://www.tokohindonesia.com/ensiklopedi/w/wiranto/biografi/02.shtml

Pengalaman Bersama Tiga Presiden


Terus Difitnah
Keadaan politik dan keamanan di negeri ini sangat panas, menjelang dan sesudah Presiden Soeharto berhenti dari jabatannya. Setiap saat bisa saja meledak menjadi kerusuhan massal secara meluas di seluruh wilayah. Pada saat itu Jenderal Wiranto memegang jabatan penting sebagai Menhankam/Pangab. Ia tidak pernah kelihatan panik dalam upaya mengatasi semua masalah. Dengan tenang dan sabar ia terus mengajak dialog dengan siapa saja, khususnya dengan para civitas academica di perguruan tinggi agar tetap menjaga ketertiban dan keamanan.

Begitu pula pada saat masyarakat Aceh merasa kehormatannya tercemar dengan selalu dijaga oleh Pemerintah Pusat dengan operasi militer yang tak kunjung usai, maka atas permintaan rakyat Aceh pada Agustus 1998 Wiranto datang ke Aceh untuk menarik seluruh pasukan yang bukan organik di Aceh, atau lebih dikenal dengan pencabutan DOM (Daerah Operasi Militer).

Ketika di Sambas terjadi perkelahian antar saudara, demikian pula ketika Maluku mengalami hal yang sama, ia selalu datang ke wilayah konflik tersebut untuk berusaha mendamaikan pihak-pihak yang bertikai. Bahkan untuk Timor Timur yang telah bertikai selama 23 tahun, ia berhasil mengajak mereka melakukan perdamaian pada 21 Apri11999.

Semua itu dilakukannya karena kendatipun dia seorang petinggi militer yang dikenal sangal keras dalam bersikap, berdisiplin tinggi, dan menjunjung tinggi aturan hukum, namun sangat mencintai perdamaian. Hal itu dilakukan karena sebagai seorang militer yang berpengalaman, ia sangat memahami bahwa tindakan kekerasan tidak akan pernah menyelesaikan permasalahan secara tuntas, bahkan akan menimbulkan luka-luka yang sulit untuk disembuhkan.

Tiga Presiden
Dalam setiap jenjang karirnya, ia selalu berupaya menimba pengalaman sebanyak-banyaknya. Ia pun menimba pengalaman dari tiga presiden. Dengan Presiden Soeharto, ia menjalin hubungan sebagai ajudan Presiden selama hampir empat tahun dan sebagai Kasad serta Menhankam /Pangab selama tiga bulan.

Jabatan inilah yang secara politis sering dijadikan dalih untuk terus memojokkannya sebagai bagian yang tak terpisahkan dari rezim Orde Baru, sebagai putera mahkota yang sangat dekat dengan Pak Harto, kental militerismenya dan sebagainya.

Menghadapi tuduhan itu, ia tidak pernah mengelak dengan cara-cara pengecut. Ia justru berpendapat, bahwa Orde Lama, Orde Baru atau orde pasca Orde Baru hanyalah pemberian nama dari penggalan sejarah republik ini. �Tetapi, yang pasti kita semua tidak boleh lari dari kenyataan bahwa kita ada di dalamnya dengan memerankan bagian kita masing-masing. Dengan segala kekurangan dan kelebihannya kita pasti mendapat manfaat dari setiap orde itu,� katanya dalam buku �Mengenal Wiranto Calon Presiden RI 2004-2009� yang diterbitkan IDe Indonesia (2003).

Oleh karenanya, ia heran dan menyesalkan sebagian dari elit politik yang lari ke sana ke mari hanya karena takut dicap sebagai bagian dari suatu orde tertentu. Baginya, selama mendampingi Presiden Soeharto justru memberikan manfaat dapat memahami secara sungguh-sungguh pikiran, keinginan, dan tindakan seorang presiden yang telah berpengalaman memimpin satu negeri selama 30 tahun lebih. Ibaratnya masuk dalam sebuah kursus tentang bagaimana mengatur suatu negara lengkap mulai teori hingga mengikuti prakteknya.

Begitu pula selama dua puluh dua bulan bersama Presiden B.J. Habibie, ia menduduki posisi sebagai Menhankam/Pangab. Saat itu, dengan basis seorang teknokrat, Presiden B.J. Habibie melakukan pembaharuan-pembaharuan yang diharapkan memenuhi tuntutan demokratisasi. Sebagai Menhankam/Pangab dan menjadi bagian dari satu tim yang meletakkan dasar-dasar reformasi secara konseptual dan konstitusional, ia mempunyai posisi yang sangat penting dari proses reformasi itu.

Sidang Istimewa 1999 dapat berlangsung dan sukses berkat pengamanan TNI/Polri. Begitu pula Pemilu 1999 terselenggara dengan baik berkat netralitas TNI/Polri. Sidang Umum MPR 1999 dapat berjalan dengan baik antara lain berkat kesediaan Wiranto untuk mundur dari rivalitas memperebutkan jabatan presiden dan wakil presiden.

Dalam Pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid, ia juga ikut serta menyusun kabinet dan selanjutnya dipercaya menjadi Menko Polkam. Pada periode ini memang seringkali ia berbeda pendapat dengan presiden. Bukan untuk membantah keinginan presiden, melainkan lebih tepat sebagai upaya memberi saran yang baik sehubungan pengalamannya selama mendampingi dua presiden sebelumnya.

Sering terjadinya perbedaan pendapat ini menyebabkan Wiranto tidak dapat bertahan lama pada pemerintahan Gus Dur. Ia dinonaktifkan dengan alasan yang tidak jelas. Logikanya kalau dicopot berarti ada kesalahan dan kalau ada kesalahan berarti harus diberitahukan dan dijelaskan ke publik. Namun, pada kenyataannya tidak pernah ada penjelasan sama sekali. Memang serba tidak jelas, seperti ruwetnya Gus Dur naik dan turun dari kursi kepresidenan.

Ketika itu, akhir tahun 2000, sambil berkeliling dunia Gus Dur minta agar Wiranto mundur saja dari jabatan sebagai Menko Polkam. Apa alasannya tidak jelas. Pada saat Gus Dur memerintahkan berturut-turut dua pejabat negara Bondan Gunawan dan Juwono Soedarsono untuk memintanya mundur, juga tidak diperoleh alasan yang jelas.

Awal Januari 2001, pada pukul 10.00 sampai dengan 12.00 WIB, sepulang dari luar negeri Presiden Abdurrahman Wahid mengadakan pertemuan tertutup dengan Wakil Presiden Megawati, Jaksa Agung Marzuki Darusman, dan Jenderal Wiranto di Istana Merdeka. Ketika itu, keputusan yang diambil, Jenderal Wiranto tidak perlu mundur.

Namun, tiga belas jam kemudian, sekitar pukul 23.00 WIB, secara sepihak Gus Dur menyatakan Wiranto nonaktif dari Menko Polkam. Suatau tindakan Presiden yang benar-benar aneh, tapi nyata. Hal seperti itu ternyata dapat terjadi pada pemerintahan yang katanya demokratis.

Beberapa bulan kemudian Wiranto dengan pertimbangan yang matang, memastikan bahwa pada posisi nonaktif sebagai Menko Polkam jelas akan mengganggu kinerja Kabinet. Dalam konteks pengabdian kepada bangsa dan negara, jabatan nonaktif itu tak ada artinya lagi, bagaikan slogan kosong, hanya atribut formal yang tak bernilai apa- apa bagi seseorang yang memandang jabatan sebagai wahana pengabdian. Atas dasar pertimbangan itulah Jenderal Wiranto resmi minta berhenti dari Menko Polkam.

Walaupun hanya tiga bulan dijalani bersama Gus Dur, namun sudah cukup baginya untuk lebih meyakini bahwa untuk mengatur negara sebesar Indonesia ini tidaklah mungkin berhasil tanpa kepemimpinan yang kuat, strategi yang jitu, program yang jelas serta pelaksanaan yang konsisten.

Dari pengalamannya mendampingi tiga Presiden RI, ia memetik pelajaran berharga bahwa menjadi pemimpin itu mudah, namun untuk menjadi pemimpin yang berhasil tidak semua orang dapat melakukannya. Diperlukan banyak kelebihan untuk menjadi pemimpin yang berhasil yang berarti mampu mengaktualisasikan visi menjadi kenyataan.

Ia tidak hanya belajar dari keberhasilan ketiga presiden yang didampinginya, tetapi lebih lagi belajar dari kegagalan mereka. Menurutnya, kegagalan itu sebenarnya hanya ada dua penyebabnya. Pertama, pemimpin yang mampu berpikir tetapi tak pernah mampu melaksanakannya. Dan, kedua, pemimpin yang terus melaksanakan niatnya namun tanpa berpikir. Sementara yang kita butuhkan adalah seorang pemimpin yang mampu berpikir sekaligus mahir dalam melaksanakannya.

Untuk bisa berpikir, dibutuhkan kualitas intelektual yang memadai agar dapat memahami permasalahan. Sedangkan dalam pelaksanaan pengamalan visinya diperlukan pengalaman memimpin yang cukup, terutama pada tingkat negara. Tanpa itu seorang pemimpin hanya akan menjadi sumber permasalahan di negeri sendiri.

Tak heran bila Prof. Dr. Taufik Abdullah, dalam �Orang Berkata Tentang Wiranto, 2001� menyatakan rasa simpatiknya pada Wiranto. Menurut sejarawan senior LlPI ini, Wiranto memiliki kemampuan artikulasi yang tinggi dan bisa mengkategorikan masalah secara tuntas dan tepat.

Dari semua pengalamannya itu terlihat jelas bahwa Wiranto sangat memahami tuntutan reformasi, ikut mengawal berkembangnya reformasi, dan ikut meletakkan dasar-dasar reformasi. Dan kini ikut menyaksikan tatkala reformasi mulai kehilangan arah dan menyimpang dari tujuannya yang mendorongnya untuk mencalonkan diri menjabat Presiden 2004-2009.

Ia merasa yakin akan mampu mewujudkan reformasi sesuai dengan tujuannya semula. Keyakinan ini tidaklah berlebihan bila mencermati pengalaman dan track record-nya selama ini. Dari pendekatan kepemimpinan (presiden), ia telah menyerap kepemimpinan dari tiga presiden dengan segala kekurangan dan kelebihannya masing-masing. Dari pendekatan manajemen krisis, ia telah melakukan langkah-langkah nyata dan berhasil membawa bangsa ini melewati masa-masa krisis yang sangat berbahaya bagi eksistensi negara.

Merakyat
Sebagai seorang yang dilahirkan dan dibesarkan dalam keluarga bersahaja, Wiranto tak pernah melupakan bahwa ia berasal dari rakyat, bersama rakyat, dan kembali untuk rakyat. Terbukti dalam setiap poisisi yang digumulinya ia selalu berupaya dekat dengan rakyat.

Apalagi setelah ia benar-benar kembali sebagai masyarakat biasa dalam beberapa tahun terakhir ini, ia banyak mengunjungi berbagai daerah, berbicara dan bergaul dengan rakyat setempat, merasakan apa yang mereka rasakan dan menampung apa yang mereka harapkan, menyerap aspirasi rakyat. Menurutnya, di tengah masyarakat itu ada suatu kerinduan terhadap suasana yang pernah mereka rasakan, di mana suasana itu aman, tenteram, dan membahagiakan sehingga orang tidak terancam kehidupannya.

Di tengah masyarakat itu ia menemukan suatu istilah bahwa masyarakat butuh KTA. KTA bukan kartu anggota, melainkan Kenyang, Tenang dan Aman. Sutau kebutuhan dan permintaan yang sangat sederhana yang sampai saat ini belum dapat diwujudkan.

Kedekatannya dengan rakyat, antara lain terlihat dari penobatannya sebagai Ketua Dewan Pembina Perhimpunan Pengusaha Warung regal (Warteg) se-Jabotabek dan Pantura. Penobatan ini dilakukan berdasar hasil pengamatan para pengusaha Warteg. Bahwa Wiranto paling sering dijumpai makan di Warteg menyatu dengan masyarakat bawah lainnya.

Beberapa waktu lalu, mantan Pangab ini terlihat tidak canggung bekumpul bersama rakyat dan pengusaha Warteg di Gunung Putri. Ia dengan santainya berjoged di panggung sambil melantunkan lagu dangdut berjudul Jatuh Bangun. Tampaknya, di situ ia sungguh menemukan kembali �habitatnya� yang oleh alasan protekoler dan lain sebagainya selama ini agak berjarak pada saat dia masih aktif sebagai pejabat.

Keakrabannya dengan segala lapisan masyarakat juga didukung beberapa kelebihannya, di antaranya penguasaannya terhadap kesenian dan terutama seni olah vokal. Dengan kemampuannya yang lumayan itulah maka dengan mudah dan cepat ia mampu berbaur dan tidak canggung berada di antara para seniman, selebriti, pejabat, pengusaha hingga masyarakat kecil.

Kegemarannya itu jualah yang memberi kesempatan kepadanya dapat mengumpulkan dana untuk disumbangkan kepada para pengungsi akibat kerusuhan dengan cara menjual album perdananya yang diberi judul Untukmu Indonesiaku.

Selain itu, ia juga tokoh yang menyatu dengan kalangan olahraga. Selain gemar berolahraga, ia memang terjun mengurusi beberapa bidang olahraga. Di bidang ini, bahkan ia dijuluki sebagai manusia bertangan dingin.

Beberapa jenis olah raga yang ditanganinya selalu saja maju dan meraih prestasi yang dapat dibanggakan. Pada saat memimpin olahraga Taekwondo maupun sebagai Ketua Umum PB FORKI (Federasi Karatedo Indonesia), prestasi Indonesia seakan tak terbendung di kawasan ASEAN. Pernah KONI Pusat menargetkan 7 dari 20 medali yang diperebutkan, tak tanggung-tanggung FORKI mempersembahkan 14 medali emas untuk Indonesia.

Begitu pula sebagai Ketua Umum PB GABSI (Gabungan Bridge Seluruh Indonesia), jenis olahraga otak yang tak begitu dipahaminya pada saat pertama menjabat, namun dengan kegigihannya pasukan Bridge Indonesia dibawanya berjuang selama 8 tahun dan akhirnya menjadi juara dunia pada tahun 2000 di Swiss. Tim terkuat dunia AS, Perancis Itali, Polandia, Belanda, China, satu persatu dibabat oleh tim yang dibinanya.

"Saya buktikan, kalau kita mau berjuang dengan sungguh-sungguh, kita bisa lebih cerdas dan unggul dari bangsa barat yang seakan tak terkalahkan," ujar peraih predikat sebagai Pembina Olahraga Terbaik, baik dari Menteri Pemuda dan Olahraga maupun dari KONI Pusat ketika itu.

Kiatnya, sama seperti setiap ia dipercayakan memegang jabatan tertentu, adalah keikhlasan, pengabdian, dan pengorbanan. �Jangan sekali-kali untuk cari makan atau digunakan sebagai alat politik!" ujarnya.

Kini dia sudah siap kembali berjuang untuk negerinya pasti bukan karena mengejar jabatan, tetapi semata-mata untuk menyelamatkan bangsanya. Seperti yang sering diucapkannya, "Bangsa ini telah banyak kehilangan waktu, tenaga, dan pikiran hanya untuk bertengkar satu dengan lainnya. Yang kita dapatkan bukan keamanan, keadilan, dan kesejahteraan, namun justru suasana yang penuh dengan disharmoni, disorientasi, dan disintegrasi di antara kita. Maka seharusnya semua anak bangsa merasa terpanggil untuk berpikir dan bertindak dalam satu sinergi yang kuat demi penyelamatan bangsanya."

Dalam buku Mengenal Wiranto, ditegaskan bahwa dengan kembalinya ke gelanggang politik, Wiranto pasti sudah memperhitungkan akan ada berbagai upaya untuk mencegat, menghantam, menfitnah, dan berbagai upaya lainnya. Semua itu kelihatannya tidak menyurutkan niatnya untuk ikut melanjutkan darma baktinya. Dengan pengalamannya di medan tempur, memimpin ABRI pada saat yang sulit, dan mengatasi berbagai permasalahan bangsa selama mendampingi tiga Presiden, Wiranto telah membangun dirinya menjadi sosok pemimpin yang lebih kuat dan matang.

"Kalau saya mendapat kepercayaan memimpin negeri ini, saya hanya minta satu periode saja, banyak generasi muda yang lebih cakap yang akan menggantikan nanti." Itulah janjinya yang sekaligus menunjukkan sekali lagi bahwa jabatan bukan tujuan utamanya.

Akhirnya, ia berkata semua itu terpulang kepada masyarakat. Biarlah masyarakat memilih pemimpinnya secara bebas sesuai dengan kebutuhan dan hati nuraninya.

Nama: Wiranto

Lahir:
Yogyakarta, 4 April 1947
Agama:
Islam
Isteri:
Hj. Rugaiya Usman, SH
Ayah:
RS Wirowijoto
Ibu:
Suwarsijah

Pendidikan:
Akademi Akademi Militer Nasional, lulus 1968
Sussar Para 1968
Sussarcab Infantri 1969
Susjur Dasar Perwira Intelijen 1972
Suslapa Infantri 1976
Suspa Binsatlat 1977
Sekolah Staf dan Komando TNI AD 1984
Lemhanas 1995 (Peserta Terbaik)

Pangkat:
Letnan Dua 1968
Letnan Satu 1971
Kapten 1973
Mayor 1979
Letkol 1982
Kolonel 1989
Brigjen TNI 1993
Mayjen TNI 1994
Letjen TNI 1996
Jenderal TNI 1997

Karir Militer:
Korps Kecabangan Infantri 1968
Komandan Peleton Yonif 713 Gorontalo, Sulawesi Selatan
Komandan Yonif 712 1982
Karo Tiknik Dirbang 1983
Kadep Milnik Pusif 1984
Kepala Staf Brigade Infanteri IX, Jawa Timur 1985
Wakil Asisten Operasi Kepala Staf Kostrad, Jakarta 1987
Asisten Operasi Divisi II Kostrad, Jawa Timur
Ajudan Presiden 1989-1993
Kasdam Jaya 1993-1994
Pangdam Jaya 1994-1996
Panglima Kostrad 1996-1997
Kepala Staf Angkatan Darat 1997-1998
Panglima ABRI 1998-1999

Menteri
Menhankam/Pangab 1998 (Kabinet Pembangunan VII)
Menhamkan/Pangab/Pang TMI 1998-1999 (Kabinet Reformasi Pembangunan-Habibie)
Menko Polkam, 1999-2000 (Kabinet Persatuan Nasional-Gus Dur)

Hobi:
Menyanyi, Bulutangkis, golf, tenis lapangan
Organisasi Olahraga:
Ketua Umum Federasi Karatedo Indonesia (FORKI)
Ketua Umum Gabungan Bridge Seluruh Indonesia (GABSI)


Senin, Juni 08, 2009

Sedikit Mengenai Ir Soekarno Presiden RI 1

Dengan gagah mengejek Amerika Serikat dan negara kapitalis lainnya: “Go to hell with your aid.” Persetan dengan bantuanmu.

BIOGRAFI: 01 02 03 04 05 06 =

Proklamator Soekarno (03)

Soekarno Menggugat

Persatuan Indonesia. Itulah cita-cita paling mendasar yang diperjuangkan oleh Soekarno. Ketika Pancasila masih dalam tahap draf, persatuan Indonesia dijadikan sila pertama. Tanpa persatuan, kata Soekarno, suatu bangsa mustahil bisa maju membangun dirinya. Ia kerap menyitir ucapan Arnold Toynbee bahwa "A great civilization never goes down unless it destroy itself from within". Atau ucapan Abraham Lincoln yang tersohor itu, "A nation divided against itself, cannot stand". Mana ada bangsa yang bisa bertahan jika terpecah belah di dalamnya?

Tidak banyak diketahui umum bahwa tahun 1965-1967 Presiden Soekarno sempat berpidato paling sedikit sebanyak 103 kali. Yang diingat orang hanyalah pidato pertanggungjawabannya, Nawaksara, yang ditolak MPRS tahun 1967. Dalam memperingati 100 tahun Bung Karno, tahun 2001 telah diterbitkan kumpulan pidatonya. Namun, hampir semuanya disampaikan sebelum peristiwa G30S 1965.

Kumpulan naskah ini diawali pidato 30 September 1965 malam (di depan Musyawarah Nasional Teknik di Istora Senayan, Jakarta) dan diakhiri pidato 15 Februari 1967 (pelantikan beberapa Duta Besar RI). Pidato-pidato Bung Karno (BK) selama dua tahun itu amat berharga sebagai sumber sejarah. Ia mengungkapkan aneka hal yang ditutupi bahkan diputarbalikkan selama Orde Baru. Dari pidato itu juga tergambar betapa sengitnya peralihan kekuasaan dari Soekarno kepada Soeharto. Di pihak lain, terlihat pula kegetiran seorang presiden yang ucapannya tidak didengar bahkan dipelintir. Soekarno marah. Ia memaki dalam bahasa Belanda.

Konteks pidato

Periode 1965-1967 dapat dilihat sebagai masa peralihan kekuasaan dari Soekarno kepada Soeharto. Dalam versi pemerintah, masa ini dilukiskan sebagai era konsolidasi kekuatan pendukung Orde Baru (tentara, mahasiswa, dan rakyat) untuk membasmi PKI sampai ke akarnya serta pembersihan para pendukung Soekarno.

Mulai tahun 1998 di Tanah Air dikenal beberapa versi sejarah yang berbeda. Selain menonjolkan keterlibatan pihak asing seperti CIA, juga muncul tudingan terhadap keterlibatan Soeharto dalam "kudeta merangkak", yaitu rangkaian tindakan dari awal Oktober 1965 sampai keluarnya Supersemar (Surat perintah 11 Maret 1966) dan ditetapkannya Soeharto sebagai pejabat Presiden tahun 1967. "Kudeta merangkak" terdiri dari beberapa versi (Saskia Wieringa, Peter Dale Scott, dan Subandrio) dan beberapa tahap.

Substansi pidato

Setelah peristiwa G30S, Soekarno berusaha mengendalikan keadaan melalui pidato-pidatonya.

"Saya komandokan kepada segenap aparat negara untuk selalu membina persatuan dan kesatuan seluruh kekuatan progresif revolusioner. Dua, Menyingkirkan jauh-jauh tindakan-tindakan destruktif seperti rasialisme, pembakaran-pembakaran, dan perusakan-perusakan. Tiga, menyingkirkan jauh-jauh fitnahan-fitnahan dan tindakan-tindakan atas dasar perasaan balas dendam."

Ia juga menyerukan "Awas adu domba antar-Angkatan, jangan mau dibakar. Jangan gontok-gontokan. Jangan hilang akal. Jangan bakar-bakar, jangan ditunggangi". Dalam pidato ia menyinggung Trade Commission Republik Rakyat Tiongkok di Jati Petamburan yang diserbu massa karena ada isu Juanda meninggal diracun dokter RRT. Padahal, beliau wafat akibat serangan jantung. Soekarno menentang rasialisme yang menjadikan warga Tionghoa sebagai kambing hitam.

Dalam pidato 20 November 1965 di depan keempat panglima Angkatan di Istana Bogor BK mengatakan, "Ada perwira yang bergudul. Bergudul itu apa? Hei, Bung apa itu bergudul? Ya, kepala batu." Tampaknya ucapannya itu ditujukan kepada Soeharto. Pada kesempatan yang sama Soekarno menegaskan, "Saya yang ditunjuk MPRS menjadi Panglima Besar Revolusi. Terus terang bukan Subandrio. Bukan Leimena…. Bukan engkau Soeharto, bukan engkau Soeharto, dan seterusnya (berbeda dengan nama tokoh lain, Soeharto disebut dua kali dan secara berturut-turut).

Mengapa Soekarno tak mau membubarkan PKI, padahal ini alasan utama kelompok Soeharto menjatuhkannya dari presiden. Karena dia konsisten dengan pandangan sejak tahun 1925 tentang Nas (Nasionalisme), A (Agama), dan Kom (Komunisme). Dalam pidato ia menegaskan, yang dimaksudkan dengan Kom bukanlah Komunisme dalam pengertian sempit, melainkan Marxisme atau lebih tepat "Sosialisme". Meskipun demikian Soekarno bersaksi "saya bukan komunis". Bung Karno juga mengungkapkan keterlibatan pihak asing yang memberi orang Indonesia uang Rp 150 juta guna mengembangkan "the free world ideology". Ia berseru di depan diplomat asing di Jakarta, "Ambassador jangan subversi."

Tanggal 12 Desember 1965 ketika berpidato dalam rangka ulang tahun Kantor Berita Antara di Bogor, Presiden mengatakan tidak ada kemaluan yang dipotong dalam peristiwa di Lubang Buaya. Demikian pula tidak ada mata yang dicungkil seperti ditulis pers.

Peristiwa pembantaian di Jawa Timur diungkapkan Soekarno dalam pidato di depan HMI di Bogor 18 Desember 1965. Soekarno mengatakan pembunuhan itu dilakukan dengan sadis, orang bahkan tidak berani menguburkan korban.

"Awas kalau kau berani ngrumat jenazah, engkau akan dibunuh. Jenazah itu diklelerkan saja di bawah pohon, di pinggir sungai, dilempar bagai bangkai anjing yang sudah mati."

Dalam kesempatan sama, Bung Karno sempat bercanda di depan mahasiswa itu, "saya sudah 65 tahun meski menurut Ibu Hartini seperti baru 28 tahun. Saya juga melihat Ibu Hartini seperti 21 tahun."

Gaya bahasa Soekarno memang khas. Ia tidak segan memakai kata kasar tetapi spontan. Beda dengan Soeharto yang memakai bahasa halus tetapi tindakannya keras. Di tengah sidang kabinet, di depan para Menteri, Presiden Soekarno tak segan mengatakan "mau kencing dulu" jika ia ingin ke belakang . Ketika perintahnya tidak diindahkan, ia berteriak "saya merasa dikentuti". Pernah pula ia mengutip cerita Sayuti Melik tentang kemaluannya yang ketembak. Namun, di lain pihak ia mahir menggunakan kata-kata bernilai sastra, "Kami menggoyangkan langit, menggempakan darat, dan menggelorakan samudera agar tidak jadi bangsa yang hidup hanya dari 2 ½ sen sehari. Bangsa yang kerja keras, bukan bangsa tempe, bukan bangsa kuli. Bangsa yang rela menderita demi pembelian cita-cita."

Dalam pidato 30 September 1965 ia sempat mengkritik pers yang kurang tepat dalam menulis nama anak-anaknya. Nama Megawati sebetulnya Megawati Soekarnaputri, bukan Megawati Soekarnoputri. Demikian pula dengan Guntur Soekarnaputra.

Di balik pidato

Apa yang disampaikan Soekarno dalam pidato-pidatonya merupakan bantahan atas apa yang ditulis media. Monopoli informasi sekaligus monopoli kebenaran adalah causa prima dari Orde Baru. Umar Wirahadikusumah mengumumkan jam malam mulai 1 Oktober 1965, pukul 18.00 sampai 06.00 pagi, dan menutup semua koran kecuali Angkatan Bersenjata dan Berita Yudha. Koran-koran lain tidak boleh beredar selama seminggu. Waktu sepekan ini dimanfaatkan pers militer untuk mengampanyekan bahwa PKI ada di belakang G30S.

Meski masih berpidato dalam berbagai kesempatan, pernyataan BK tidak disiarkan oleh koran-koran. Bila Ben Anderson di jurnal Indonesia terbitan Cornell mengungkapkan hasil visum et repertum dokter bahwa kemaluan jenderal tidak disilet dalam pembunuhan di Lubang Buaya 1 Oktober 1965, jauh sebelumnya Soekarno dengan lantang mengatakan, 100 silet yang dibagikan untuk menyilet kemaluan jenderal itu tidak masuk akal.

Dalam pidatonya terdengar keluhan. Misalnya, di Departemen P dan K orang-orang yang mendukung BK dinonaktifkan. Sebetulnya seberapa drastiskah merosotnya kekuasaan yang dipegangnya?

Presiden Soekarno masih sempat melantik taruna AURI dan berpidato dalam peringatan 20 tahun KKO. Paling sedikit Angkatan Udara, Marinir, dan sebagian besar tentara Kodam Brawijaya masih setia kepada Bung Karno. Tetapi kenapa ia hanya sekadar berseru "jangan gontok-gontokan antarangkatan bersenjata". Kenapa ia tidak memerintahkan tentara yang loyal kepadanya untuk melawan pihak yang ingin menjatuhkannya?

Soekarno tidak ingin terjadi pertumpahan darah sesama bangsa. Dalam skala tertentu, yang tidak diharapkan Bung Karno itu telah terjadi setelah ia meninggal . Demikian pula yang kita lihat hari ini di Aceh. Sebuah wilayah yang pada tahun 1945 para ulamanya menyerukan rakyat mereka untuk berdiri di belakang Bung Karno.

Bung Karno ‘dipenjarakan’ di Wisma Yaso, Jakarta. Kesehatannya terus memburuk. Akhirnya, pada hari Minggu, 21 Juni 1970 ia meninggal dunia di RSPAD. Ia disemayamkan di Wisma Yaso, Jakarta dan dimakamkan di Blitar, Jawa Timur di dekat makam ibundanya, Ida Ayu Nyoman Rai. Paduka Yang Mulia Pemimpin Besar Revolusi ini meninggalkan 8 orang anak. Dari Fatmawati mendapatkan lima anak yaitu Guntur, Megawati, Rachmawati, Sukmawati, dan Guruh. Dari Hartini mendapat dua anak yaitu Taufan dan Bayu. Sedangkan dari Ratna Sari Dewi, wanita turunan Jepang bernama asli Naoko Nemoto mendapatkan seorang putri yaitu Kartika.

Dengan gagah mengejek Amerika Serikat dan negara kapitalis lainnya: “Go to hell with your aid.” Persetan dengan bantuanmu.
Ia mengajak negara-negara sedang berkembang (baru merdeka) bersatu. Pemimpin Besar Revolusi ini juga berhasil mengge-lorakan semangat revolusi bagi bangsanya, serta menjaga keutuhan NKRI.

Tatkala memberikan sambutannya pada sidang kabinet 15 Januari 1966 di Istana Merdeka, Presiden Soekarno bercerita, "Aku ini dari kecil mula...yang menjadi gandrung saya bahkan yang saya derita untuknya, yang saya dimasukkan dalam penjara untuknya, yang saya dibuang di dalam pembuangan untuknya, bahkan pernah yang saya hampir-hampir saja didrel mati di Brastagi...untuk bangsa, Tanah Air, kemerdekaan dan negara.... Bangsa harus menjadi bangsa yang kuat dan besar. Oleh karena itulah belakangan ini selalu saya menangis, bahkan donder-donder, marah-marah. He, bangsa Indonesia, jangan gontok-gontokan!"

Ir. Soekarno
Nama Panggilan:
Bung Karno
Nama Kecil:
Kusno.
Lahir:
Blitar, Jatim, 6 Juni 1901
Meninggal:
Jakarta, 21 Juni 1970
Makam:
Blitar, Jawa Timur
Gelar (Pahlawan):
Proklamator
Jabatan:
Presiden RI Pertama (1945-1966)
Isteri dan Anak:
Tiga isteri delapan anak
Isteri Fatmawati, anak: Guntur, Megawati, Rachmawati, Sukmawati dan Guruh
Isteri Hartini, anak: Taufan dan Bayu
Isteri Ratna Sari Dewi, wanita turunan Jepang bernama asli Naoko Nemoto, anak: Kartika.

Ayah:
Raden Soekemi Sosrodihardjo
Ibu:
Ida Ayu Nyoman Rai
Pendidikan:
HIS di Surabaya (indekos di rumah Haji Oemar Said Tokroaminoto, politisi kawakan pendiri Syarikat Islam)
HBS (Hoogere Burger School) lulus tahun 1920
THS (Technische Hoogeschool atau sekolah Tekhnik Tinggi yang sekarang menjadi ITB) di Bandung lulus 25 Mei 1926

Ajaran:
Marhaenisme
Kegiatan Politik:
Mendirikan PNI (Partai Nasional Indonesia) pada 4 Juli 1927
Dipenjarakan di Sukamiskin, Bandung pada 29 Desember 1929
Bergabung memimpin Partindo (1931)
Dibuang ke Ende, Flores tahun 1933 dan Empat tahun kemudian dipindahkan ke Bengkulu.
Merumuskan Pancasila 1 Juni 1945
Bersama Bung Hatta memproklamasikan kemerdekaan RI pada 17 Agustus 1945

Amerika dibawah Baraq Husain Obama

Subjek: Obama Menyerang Negeri-Negeri Kaum Muslim, Mulai Dari Rezim Turki Hingga Rezim Mesir Melewati Rezim (from Halaqoh online facebook)



Belum sampai dua bulan Obama berkunjung ke Istanbul dan memberikan pidato di sana, sekarang ia mengarahkan tagetnya ke wilayah Kinanah (Mesir) melewati jazirah Arab, kemudian ia disambut oleh rezim Mesir pada hari Kamis pagi (4/6/2009) dengan sambutan bak pahlawan yang baru pulang dari medan tempur dengan membawa kemenangan!


Sejak pukul sembilan pagi, di mana pesawat yang ditumpanginya akan mendarat, bahkan sebelum itu, sudah tampak penjagaan sangat ketat. Pasukan keamanan tersebar di mana-mana. Berbagai bungan dan hiasan ucapan selamat berjajaran menyambut presiden Amerika, pemimpin kekufuran, yang hingga kini masih saja menumpahkan darah umat Islam di Afghanistan, Pakistan, dan Irak ….


Sungguh, rezim Mesir telah menyiapkan di setiap sudut berbagai jenis parade, kavaleri, mobil-mobil mewah, dan musik… Kemudian, pemimpin rezim Mesir menyambutnya dari pintu Istana Kubah dengan sambutan yang penuh kehangatan dan penghormatan. Lalu, dari sana Obama pergi menuju Universitas Kairo untuk menempati mimbar kehormatan yang telah disiapkannya, dan menyampaikan pidato kepada kaum Muslim!


Substansi pidato yang disampikan Obama tidak berbeda dengan kebijakan umum mantan presiden Amerika dan mantan-mantan presiden sebelumnya, baik dalam hal perang yang dilancarkan Amerika atas negeri-negeri kaum Muslim, isu palestina, hubungan erat dengan entitas Yahudi, isu senjata nuklir, dan isu-isu lainnya. Isi pidato Obama tidak keluar dari upaya merealisasikan kepentingan Amerika, mulai dari awal hingga akhir, semuanya mencoba untuk menarik opini publik kaum Muslim agar “memahami” bahwa perang yang dilancarkan Amerika di negeri-negeri kaum Muslim adalah benar.


Namun demikian, pidato yang disampaikan Obama dalam hal bentuk, memiliki keistimewaan melebihi para pemimpin sebelumnya dengan penipuan yang begitu sempurna. Sehingga yang ditemukan dari mendengarkan perkataannya tidak lebih dari upaya membangun hubungan umum karena keterampilannya dalam seni penipuan dan penyesatan. Allah SWT berfirman:


)وَإِذَا رَأَيْتَهُمْ تُعْجِبُكَ أَجْسَامُهُمْ وَإِنْ يَقُولُوا تَسْمَعْ لِقَوْلِهِمْ كَأَنَّهُمْ خُشُبٌ مُسَنَّدَةٌ يَحْسَبُونَ كُلَّ صَيْحَةٍ عَلَيْهِمْ هُمُ الْعَدُوُّ فَاحْذَرْهُمْ قَاتَلَهُمُ اللَّهُ أَنَّى يُؤْفَكُونَ(


“Dan apabila kamu melihat mereka, tubuh-tubuh mereka menjadikan kamu kagum. Dan jika mereka berkata kamu mendengarkan perkataan mereka. Mereka adalah seakan-akan kayu yang tersandar. Mereka mengira bahwa tiap-tiap teriakan yang keras ditujukan kepada mereka. Mereka itulah musuh (yang sebenarnya), maka waspadalah terhadap mereka; semoga Allah membinasakan mereka. Bagaimanakah mereka sampai dipalingkan (dari kebenaran)?” (TQS. Al-Munafiqun [63] : 4).


Inilah hal-hal yang isinya tidak lebih dari upaya membangun hubungan umum. Sedangkan dalam hal-hal yang sensitif, dan isu-isu yang terindera kadar kualitas dan kuantitasnya, maka isi pidato itu merupakan suatu yang sangat tajam, pedas, jelas, dan tanpa ditutup-tutupi lagi mengenai permusuhannya terhadap isu-isu kaum Muslim. Allah SWT berfirman:


)يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا لَا تَتَّخِذُوا بِطَانَةً مِنْ دُونِكُمْ لَا يَأْلُونَكُمْ خَبَالًا وَدُّوا مَا عَنِتُّمْ قَدْ بَدَتِ الْبَغْضَاءُ مِنْ أَفْوَاهِهِمْ وَمَا تُخْفِي صُدُورُهُمْ أَكْبَرُ قَدْ بَيَّنَّا لَكُمُ الْآيَاتِ إِنْ كُنْتُمْ تَعْقِلُونَ(


“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu ambil menjadi teman kepercayaanmu orang-orang yang di luar kalanganmu (karena) mereka tidak henti-hentinya (menimbulkan) kemudharatan bagimu. Mereka menyukai apa yang menyusahkan kamu. Telah nyata kebencian dari mulut mereka, dan apa yang disembunyikan oleh hati mereka lebih besar lagi. Sungguh telah Kami terangkan kepadamu ayat-ayat (Kami), jika kamu memahaminya.” (TQS. Ali Imran [3] : 118).


Sejak awal ia telah melontarkan berbagai ancaman kepada mereka yang disebut dengan ekstremis “teroris” di Afghanistan dan Pakistan. Terhadap mereka itu, ia tidak pernah bersikap toleran. Bahkan ia memprovokasi berbagai negara untuk berperang di pihaknya. Dengan bangganya ia mengatakan bahwa dirinya telah mengumpulkan 46 negara untuk berperang membantunya di Afghanistan.


Tidak hanya itu, bahkan ia telah membombardir Pakistan, baik secara langsung maupun tidak. Dalam hal ini, ia tidak merasa bersalah sama sekali. Bahkan ia menilai itu sebagai pembunuhan yang “mulia”, meski yang dibunuhnya adalah kaum perempuan, anak-anak, dan orang tua. Sungguh semua itu terlihat jelas di Afghanistan. Insiden pembunuhan itu dibenarkan tentara Obama, namun mereka mengatakan semua itu terjadi karena kekeliruan bukan kesengajaan!!


Jika demikian, mereka itulah para ekstremis yang sesungguhnya. Namun biasanya Obama menilai seorang Muslim yang berpegang teguh dengan agamanya, yang tidak ingin negerinya diduduki dan dijajah oleh Amerika, atau seorang Muslim yang tidak ingin tempat-tempat sucinya dirampas oleh bangsa Yahudi, maka orang seperti inilah yang dinilainya sebagai ekstremis “teroris!”


Meski telah jelas berbagai kejahatan yang dilakukannya dan pembunuhan secara brutal terus dilakukannya di Afghanistan, Pakistan, dan Irak. Namun ia tak henti-hentinya mengatakan bahwa ia tidak ingin memerangi Islam dan kaum Muslim, seperti yang telah ia katakan di Turki.


Sungguh benar sekali Rasulullah SAW yang telah memberi gambaran tentang siapa orang yang tidak punya malu itu dengan sabdanya:


«إِذَا لَمْ تَسْتَحِ فَاصْنَعْ مَا شِئْتَ»


“Jika Anda tidak punya malu, maka berbuatlah sesukamu.” (HR.Muslim).


Tentara Amerika telah melakukan pembantaian di negeri-negeri kaum Muslim dan melancarkan peperangan yang membinasakan dan menghancurkan terhadap kaum Muslim, yang berlangsung selama siang dan malam. Akibatnya, ribuan nyawa melayang dan jutaan orang mengungsi meninggalkan negerinya yang sebelumnya telah memberikan ketenangan dan kenyamanan kepada mereka. Namun demikian, Obama masih saja mengatakan bahwa ia tidak akan memerangi kaum Muslim!


Kemudian ketika ia pindah ke isu Palestina dalam pidatonya itu, maka ia dengan jelas menyatakan kuatnya hubungan keamanan Amerika dan hubungan lainnya, yang semuanya itu tidak dapat dipisahkan dengan negara Yahudi yang telah merampas Palestina. Negara ini harus tetap dengan apa yang telah dirampasnya dan harus membangun institusi di atasnya. Ia sangat tidak rela jika hal itu ada yang mengusiknya atau menawarkan alternatif lain! Kemudian, ia menekankan solusi dua negara, yaitu pengakuan akan hak bangsa Yahudi atas sebagian besar wilayah Palestina, sementara sisanya yang tinggal sedikit, disebut dengan negara bagi warga Palestina.


Kemudian dengan polosnya, ia pun menggelitik perasaan masyarakat bahwa ia ingin menghentikan pembangunan pemukiman, bukan penghapusan setiap permukiman. Tetapi ia baru akan menghentikannya setelah entitas Yahudi melihat adanya tempat yang layak dan aman bagi institusi mereka; jika tidak, maka mereka akan membangun benteng dan puri! Keinginan menghentikannya itu pun tidak akan dilakukan begitu saja, tetapi ada persyaratannya, yaitu harus menghentikan setiap bentuk perlawanan dan permusuhan terhadap Yahudi. Hal itu dinyatakan dan ditegaskan dalam peta jalan kematian!


Kemudian pidatonya memasuki isu senjata nuklir. Dalam hal ini, ia fokus pada Iran. Ia menginginkan wilayah Timur Tengah bersih dan bebas dari senjata nuklir, dan mencegah perlombaan senjata nuklir di dalamnya. Di sini, ia sama sekali tidak menyebutkan entitas Yahudi meski hanya satu kata. Padahal, semua tahu bahwa institusi Yahudi adalah negara berkekuatan nuklir!

Jumat, Juni 05, 2009

Di Facebook Groupy

Menampilkan satu-satunya kiriman.
Kiriman 1
Anda menulis3 detik yang lalu

Khalifah ditujukan dan diterima oleh Adam sebagai manusia pertama yang diciptakan dari tanah karena makhluk ciptaan Allah swt yang lain tidak kuat untuk mengemban amanah tersebut.

Hanya kepada Adam, karena Hawa diciptakan untuk mendampingi Adam. Sampai mereka menghuni Bumi dan berketurunan.

Keturunan-keturunan Nabi Adam dan Hawa adalah bersudara dan berkelompok hingga Allah swt memilih diantara mereka seorang untuk memperbaiki akhlak saudara/kaumnya dengan gelar/disebut Nabi.

Nabi Isa as adalah Rasul yang diangkat oleh Allah swt ke langit dan akan diturunkan kembali dengan kuasa Allah swt sebagai seorang Nabi yang menjadi pengikut Rasul Muhammad saw.

Rasul Muhammad saw adalah nabi dan rasul terakhir.

Kekhalifahan tidak hanya berarti dilakukan oleh satu kelompok, karena kekhalifahan itu ditujukan kepada manusia untuk memperbaiki akhlaknya. Di saat manusia tidak memiliki khalifah maka ia menjadi khalifah untuk dirinya sendiri.

Namun disaat suatu kaum memiliki khalifah yang buruk akhlaknya seperti Umayyah dan Muawiyah beserta keturunan-keturunannya, maka boleh mendirikan khalifah sendiri dengan membaiat seorang khalifah. Hal ini pernah dilakukan oleh Hasan bin Ali bin Abu Thalib dan Husein bin Ali bin Abu Thalib beserta keturunan dan pengikut-pengikutnya.

Jadi tidak perlu berdebat silahkan membentuk khalifah dan khalifah yang lain yang akan menilai kekhalifahan itu apakah akan ikut membaiat ataukah akan mendirikan khalifah sendiri.

Dan sebagai penutup kekhalifahan akan turun Isa as yang menjalankan kekhalifahan islam dalam masa yang ditentukan oleh Allah swt.

Semoga bermanfaat.





Kamis, Juni 04, 2009

Pangeran Diponegoro (1785-1855)



Pangeran Diponegoro (1785-1855)
Nama:
Pangeran Diponegoro

Nama Kecil:
Raden Mas Ontowiryo

Lahir:
Yogyakarta, 11 Nopember 1785

Meninggal:
Ujungpandang, 8 Januari 1855

Ayah:
Sutan Hamengku Buwono III

Tanda Kehormatan:
Pahlawan Nasional


Pejuang Berhati Bersih



Dilahirkan dari keluarga Kesultanan Yogyakarta, memiliki jiwa kepemimpinan dan kepahlawanan. Hatinya yang bersih dan sebagai seorang pangeran akhirnya menuntunnya menjadi seorang yang harus tampil di depan guna membela kehormatan keluarga, kerajaan, rakyat dan bangsanya dari penjajahan Belanda.

Namun resiko dari kebersihan hatinya, ia ditangkap oleh Belanda dengan cara licik, rekayasa perundingan. Namun walaupun begitu, beliau tidak akan pernah menyesal karena beliau wafat dengan hati yang tenang, tidak berhutang pada bangsanya, rakyatnya, keluarganya, terutama pada dirinya sendiri.

Kejujuran, kesederhanaan, kerendahan hati, kebersihan hati, kepemimpinan, kepahlawanan, itulah barangkali sedikit sifat yang tertangkap bila menelusuri perjalanan perjuangan Pahlawan kita yang lahir di Yogyakarta tanggal 11 November 1785, ini.

Pangeran Diponegoro yang bernama asli Raden Mas Ontowiryo, ini menunjukkan kesederhanaan atau kerendahan hatinya itu ketika menolak keinginan ayahnya, Sultan Hamengku Buwono III untuk mengangkatnya menjadi raja. Beliau menolak mengingat bunda yang melahirkannya bukanlah permaisuri.

Bagi orang-orang yang tamak akan kedudukan, penolakan itu pasti sangat disayangkan. Sebab bagi orang tamak, jangankan diberi, bila perlu merampas pun dilakukan. Melihat penolakan ini, sangat jelas sifat tamak tidak ada sedikitpun pada Pangeran ini. Yang ada hanyalah hati yang bersih. Beliau tidak mau menerima apa yang menurut beliau bukan haknya. Itulah sifat yang dipertunjukkannya dalam penolakan terhadap tawaran ayahnya tersebut.

Namun sebaliknya, beliau juga akan memperjuangkan sampai mati apa yang menurut beliau menjadi haknya. Sifatnya ini jelas terlihat jika memperhatikan sikap beliau ketika melihat perlakuan Belanda di Yogyakarta sekitar tahun 1820. Hatinya semakin tidak bisa menerima ketika melihat campur tangan Belanda yang semakin besar dalam persoalan kerajaan Yogyakarta. Berbagai peraturan tata tertib yang dibuat oleh Pemerintah Belanda menurutnya sangat merendahkan martabat raja-raja Jawa. Sikap ini juga sangat jelas memperlihatkan sifat kepemimpinan dan kepahlawanan beliau.

Sebagaimana diketahui bahwa Belanda pada setiap kesempatan selalu menggunakan politik ‘memecah-belah’-nya. Di Yogyakarta sendiri pun, Pangeran Diponegoro melihat, bahwa para bangsawan di sana sering di adu domba Belanda. Ketika kedua bangsawan yang diadu-domba saling mencurigai, tanah-tanah kerajaan pun semakin banyak diambil oleh Belanda untuk perkebunan pengusaha-pengusaha dari negeri kincir angin itu.

Melihat keadaan demikian, Pangeran Diponegoro menunjukkan sikap tidak senang dan memutuskan meninggalkan keraton untuk seterusnya menetap di Tegalrejo. Melihat sikapnya yang demikian, Belanda malah menuduhnya menyiapkan pemberontakan. Sehingga pada tanggal 20 Juni 1825, Belanda melakukan penyerangan ke Tegalrejo. Dengan demikian Perang Diponegoro pun telah dimulai.

Dalam perang di Tegalrejo ini, Pangeran dan pasukannya terpaksa mundur, dan selajutnya mulai membangun pertahanan baru di Selarong. Perang dilakukan secara bergerilya dimana pasukan sering berpindah-pindah untuk menjaga agar pasukannya sulit dihancurkan pihak Belanda. Taktik perang gerilya ini pada tahun-tahun pertama membuat pasukannya unggul dan banyak menyulitkan pihak Belanda.

Namun setelah Belanda mengganti siasat dengan membangun benteng-benteng di daerah yang sudah dikuasai, akhirnya pergerakan pasukan Diponegoro pun tidak bisa lagi sebebas sebelumnya. Disamping itu, pihak Belanda pun selalu membujuk tokoh-tokoh yang mengadakan perlawanan agar menghentikan perang. Akhirnya, terhitung sejak tahun 1829 perlawanan dari rakyat pun semakin berkurang.

Belanda yang sesekali masih mendapatkan perlawanan dari pasukan Diponegoro, dengan berbagai cara terus berupaya untuk menangkap pangeran. Bahkan sayembara pun dipergunaan. Hadiah 50.000 Gulden diberikan kepada siapa saja yang bisa menangkap Diponegoro. Diponegoro sendiri tidak pernah mau menyerah sekalipun kekuatannya semakin melemah.

Karena berbagai cara yang dilakukan oleh Belanda tidak pernah berhasil, maka permainan licik dan kotor pun dilakukan. Diponegoro diundang ke Magelang untuk berunding, dengan jaminan kalau tidak ada pun kesepakatan, Diponegoro boleh kembali ke tempatnya dengan aman. Diponegoro yang jujur dan berhati bersih, percaya atas niat baik yang diusulkan Belanda tersebut. Apa lacur, undangan perundingan tersebut rupanya sudah menjadi rencana busuk untuk menangkap pangeran ini. Dalam perundingan di Magelang tanggal 28 Maret 1830, beliau ditangkap dan dibuang ke Menado yang dikemudian hari dipindahkan lagi ke Ujungpandang.

Setelah kurang lebih 25 tahun ditahan di Benteng Rotterdam, Ujungpandang, akhirnya pada tanggal 8 Januari 1855 beliau meninggal. Jenazahnya pun dimakamkan di sana. Beliau wafat sebagai pahlawan bangsa yang tidak pernah mau menyerah pada kejaliman manusia. ► juka

Selasa, Juni 02, 2009

CATATAN NEO-LIB KWIK KIAN GIE

CATATAN NEO-LIB KWIK KIAN GIE
Sejak Mega, Mafia Berkeley Makin Berkuasa
Selasa, 02 Juni 2009, 11:50:51 WIB
Laporan: Teguh Santosa

Catatan: Redaksi RMOnline merasa perlu melibatkan diri dalam diskursus neoliberalisme yang berkembang menjelang pemilihan presiden bulan Juli mendatang. Tulisan yang dituliskan dalam rubrik ini diambil dari buku ekonom senior Kwik Kian Gie yang berjudul "Indonesia Menggugat Jilid II?". Ini adalah bagian kelima dari tujuh bagian yang direncanakan.


NAMUN sayang bahwa sejak Ibu Megawati menjabat sebagai Presiden, kendali ekonomi jatuh ke tangan Berkeley Mafia lagi, yang sejak itu kendali serta kekuasaannya bertambah mutlak.

Konsekuensinya adalah semakin kokohnya liberalisme dan mekanisme pasar primitif, dan semakin kokohnya pengaruh asing dalam menentukan kebijakan-kebijakan ekonomi kita.

Tingkat kerusakannya sudah sangat parah. Jumlah manusia Indonesia yang menderita kemiskinan sudah melampaui batas-batas yang wajar. Infra struktur, barang dan jasa publik yang krusial buat tingkat kehidupan yang wajar sudah merosot jauh di bawah yang dibutuhkan secara minimal.

Elit bangsa yang sedang berkuasa dengan dukungan dari pembentukan opini publik di dunia semakin gencar menggambarkan bangsa Indonesia yang semakin maju dan sejahtera. Indikator-indikator yang dikemukakannya adalah stabilitas nilai tukar rupiah, PDB yang meningkat, inflasi yang terkendali dan sejenisnya.

Bahwa kesemuanya itu menyesatkan dapat kita pahami kalau kita membandingkannya dengan indikator-indikator yang sama selama penjajahan oleh Belanda selama berabad-abad. Dalam zaman penjajahan segala sesuatunya serba teratur dan stabil. PDB Hindia Belanda meningkat terus. Itulah sebabnya sampai sekarang kita menyaksikan Wassenaar dengan vila-vila yang besar dan mewah dan disebut sebagai daerah pemukimannya oud Indische gasten (para mantan tamu di Hindia Belanda).

Ciri khas Amsterdam sebagai pusat perdagangan ketika itu ialah rumah-rumah besar sepanjang sungai-sungai buatan. Kebanyakan dari gedung-gedung itu sekarang berfungsi sebagai perkantoran. Dalam zaman penjajahan adalah rumah-rumah tinggalnya para keluarga yang memperoleh kekayaannya dari Hindia Belanda. Tetapi rakyat Indonesia hidup dengan segobang sehari.

Sekarang juga begitu, kota-kota besar, terutama Jakarta berlimpah-ruah dengan kemewahan. Indikator-indikator yang selalu didengung-dengungkan serba stabil, walaupun ketertiban dan kebersihannya masih kalah dibandingkan dengan zaman penjajahan Belanda. Pesawat udara penuh penumpang, mal-mal mewah padat pengunjung dan jalan-jalan raya macet dengan mobil-mobil mewah. Tetapi ketika Bank Dunia mengumumkan bahwa garis kemiskinan sekarang ditetapkan US$ 2 per hari per orang, 50 % dari rakyat Indonesia menjadi miskin.

Buat saya dan sangat banyak orang Indonesia lainnya yang peduli dan prihatin terhadap nasib bangsa, inilah gambaran negara Indonesia yang dijajah secara modern. Kalau ini yang akan digugat oleh Boediono seandainya dia menang menjadi wakil presiden, bersyukurlah kita.

Peran golongan kemapanan yang tidak tampak lagi

Kondisi ini tidak dapat dibiarkan oleh golongan kemapanan yang masih mempunyai hati nurani. Mengapa golongan kemapanan yang harus membalikkan proses yang menjuruskan bangsa kita ke dalam jurang penderitaan, kemiskinan dan kenistaan? Karena mereka yang miskin dan menderita tidak mempunyai kekuatan apapun untuk memperbaiki nasibnya. Mereka hanya mampu menerawang ke langit dengan wajah tanpa ekspresi sambil menerima kematiannya karena kekurangan makanan dan pelayanan kesehatan yang paling mendasar.

Golongan kemapanan yang dirinya sendiri tidak mempunyai persoalan untuk hidup serba kecukupan, tetapi hatinya terusik, tidak tega menyaksikan penderitaan sesama anak bangsanya itulah yang harus bergerak membela sesama anak bangsanya yang terinjak, terpinggirkan dan ternistakan oleh elit bangsanya sendiri yang sedang berkuasa, dan lebih senang menjadi kroni dan kompradornya para penghisap bangsa-bangsa lain. Kelompok seperti inilah yang berhasil memerdekakan bangsa Indonesia dari penjajahan.

Para pendiri negara kita adalah orang-orang berpendidikan tinggi, yang kalau mau menjadi pegawai negeri (ambtenaar) pada pemerintahan Hindia Belanda menikmati gaji yang sangat tinggi. Tetapi mereka memilih keluar masuk penjara ketimbang menjadi pegawai negeri yang menjadi bagian dari birokrasi yang menghisap bangsanya sendiri.

Golongan kemapanan yang peduli, prihatin dan membela kepentingan yang tertindas sudah sangat lama tidak tampak di Indonesi

MLS

MLS
multi level sedekah

Mengenal Tambang Lebih Dekat

SATU JARINGAN,MULTI BISNIS!

Entri Populer